Polbangtan Medan Implementasi MKBM bagi Dosen dan `Stakeholders` Pertanian

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Polbangtan Medan Implementasi MKBM bagi Dosen dan `Stakeholders` Pertanian
POLBANGTAN MEDAN: Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini membuka Workshop ´Implementasi Program MBKM bagi Dosen dan Stakeholders Pertanian dan Perkebunan´ selama tiga hari, pada medio September lalu.

Medan, Sumut [B2B] - Situasi global dihadapkan pada krisis pangan dunia akibat pandemi Covid-19, perubahan iklim dan isu geopolitik, sehingga memicu kondisi pangan terbatas dan pembatasan ekspor. Guna mengantisipasi hal itu, Kementerian Pertanian RI membuat kebijakan dan strategi untuk mengendalikan inflasi, menjamin pasokan pangan dan meningkatkan ekspor pangan.

Kebijakan tersebut diterapkan Kementan pada pendidikan tinggi vokasi, dengan mengimplementasikan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka [MBKM]. Pasalnya, pendidikan tinggi memikul tanggung jawab terbesar dalam menyiapkan SDM pertanian yang menggerakkan pembangunan pertanian Indonesia.

Upaya tersebut dilakukan Kementan pada Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] seperti halnya pada Polbangtan Medan, dengan menggelar Workshop ´Implementasi Program MBKM bagi Dosen dan Stakeholders Pertanian dan Perkebunan´ selama tiga hari, pada medio September lalu.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak dosen dan stakeholders Polbangtan untuk bersama-sama menghadapi ancaman krisis global, dengan meningkatkan kualitas akademik dan menguasai kemampuan teknologi mekanisasi untuk peningkatan produksi.

"Peningkatan produksi penting dilakukan mengingat saat ini semua negara di dunia mengalami hal sama, krisis pangan, termasuk Indonesia dan negara agraria lainnya. Produksi pertanian tidak hanya untuk kebutuhan nasional juga peluang ekspor," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa saat ini, kita sedang dalam kondisi yang tidak biasa-biasa saja. 

"Kita merasakan dampak dari keadaan krisis pangan global. Krisis pangan kalau dibiarkan akan menyebabkan krisis multidimensi. Akademisi, praktisi, dan mahasiswa harus terlibat memikirkan solusinya," katanya.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan, kegiatan workshop diharapkan menjadi sarana bagi dosen dan stakeholder untuk meet and match capaian pembelajaran mata kuliah dengan kegiatan di perusahaan/instansi stakeholders, sehingga dapat mengakomodir sejumlah mata kuliah Program MBKM.

“Program MBKM mendukung program Kementan dengan mengintegrasikan mata kuliah dengan Program Strategis Sayur dengan Cabe dan Bawang atau Sadewa, Petani Milenial Akses KUR disingkat Tani Akur dan Gerakan Tiga Kali Ekspor atau GraTiEks," katanya.

Program strategis lainnya yang dapat sinergi dengan MBKM berkaitan dengan peningkatan ketahanan pangan, peningkatan ekspor, dan nilai tambah produk pertanian seperti Padi, Jagung, Kedelai, Sorgum dan Singkong [Pajalegong], Sagu Untuk Indonesia [Sagunesia], Indonesia Bebas PMK [Indobas PMK], Prasarana dan Prasarana serta Pembiayaan Pertanian [Prasatani] dan Agrostandar serta program strategis lainnya.

Yuliana Kansrini menambahkan, output dalam kegiatan workshop diharapkan berupa Nota Kesepahaman [MoU] sebagai bukti adanya kerjasama yang tidak mengikat antara Polbangtan Medan dengan mitra kerjasama.

Sejumlah perusahaan yang menjadi mitra kerjasama yang hadir online maupun offline pada workshop tersebut antara lain Mitra Tani Parahyangan, FE Tawon, P4S Hortisius, P4S Petani Muda Keren Bali, P4S Bina Tani Dolat Rakyat, Yayasan Bina Sarana Bakti, PT Surya Hijau Biotechnology, BPTP Aceh, IP2TP Gayo Bener Meriah,  PT Sulotco Jaya abadi Sulsel, PT Mars Wrigley Sulsel, Puslit Kopi dan Kakao di Jember, Lonsum dan PT Abdi Budi Mulia. [ira/timhumaspolbangtanmedan]

Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.