KEP Berwawasan CSA jadi Rujukan Pengembangan Korporasi Petani di NTB

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


KEP Berwawasan CSA jadi Rujukan Pengembangan Korporasi Petani di NTB
PROGRAM SIMURP: Bimtek KEP yang digelar Pemprov NTB menghadirkan KEP Jonggat Jaya bentukan Kementan bersama Program SIMURP sebagai narasumber pada Bimtek yang dihadiri 60 peserta.

Lombok Barat, NTB [B2B] - KEP Jonggat Jaya di Kabupaten Lombok Tengah yang merupakan Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] berwawasan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] menjadi rujukan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat [Pemprov NTB] dalam pengembangan KEP sebagai cikal bakal korporasi petani.

Ketua KEP Jonggat Jaya, Munakip bersama pimpinan dari KEP Usaha Mandiri Kreatif Mandiri 99 dari Malang, Jatim; Koperasi Kakao Kerta Semaya Samaniya dari Jembrana, Bali dan tim SIMURP dari BPPSDMP Kementan hadir sebagai narasumber pada Bimbingan Teknis [Bimtek] KEP yang digelar Pemprov NTB selama tiga hari, 16 - 18 November 2023, di Holiday Resort, Senggigi, Lombok Barat.

KEP Jonggat Jaya merupakan KEP berwawasan CSA yang dibentuk oleh Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] diketuai Munakip. Jumlah anggotanya 30 kelompok tani [Poktan] dengan usaha pokok produksi dan penjualan pupuk kompos serta beras dalam kemasan.

KEP Jonggat Jaya di Desa Nyerot, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah disiapkan menjadi korporasi petani, telah berbadan hukum serta permodalan dalam usaha yang dilaksanakan masih bermodalkan iuran tiap anggota.

Dalam waktu dekat, KEP Jonggat Jaya berupaya mengakses Kredit Usaha Rakyat [KUR] guna meningkatkan usaha lain dan kreatif dalam unit-unit usaha yang dikembangkan serta mampu melihat peluang guna memperdayakan kelompok.

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman agar petani didampingi penyuluh untuk berorientasi pada pengembangan hulu ke hilir, seperti instruksi Presiden RI Joko Widodo bagi hilirisasi produk.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengajak para petani tidak lagi berfikir menanam, panen dan menjual.

"Petani jangan lagi berfikir tanam, petik lalu jual. Bukan lagi jamannya, petani bekerja sendiri-sendiri. Harus berjamaah seperti di KEP dan KWT didampingi penyuluh," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, untuk membangun dan mengembangkan KEP sebagai cikal bakal korporasi harus didampingi penyuluh dengan melibatkan stakeholder terkait.

"Awali dari kelompok tani untuk membentuk korporasi petani. Sahamnya dari petani. Dukung dengan inovasi dan mekanisasi, agar petani mampu menguasai pertanian dari hulu ke hilir sebagai bisnis, bukan sekadar bertani," katanya.

Kepala Balai Pelatihan Pertanian dan Perkebunan NTB H Hendro Yulistiono pada Bimtek yang dihadiri 60 peserta mendorong pengembangan KEP, dengan meningkatkan skala ekonomi, efisiensi usaha dan posisi tawar-menawar.

Turut hadir sebagai narasumber PT PT Benih Citra Asia tentang Kemitraan; (5). Bank NTB Syariah; (6).Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Nusa Tenggara Barat; (7). Pusat Penyuluhan Pertanian, BPPSDMP, Kementan.

Dari kegiatan Bimtek KEP di Lombok Barat tersebut diidentifikasi kelemahan maupun kendala dan tantangan pengembangan KEP yakni manajemen keuangan. Solusinya, perlu pelatihan manajemen keuangan bagi pengurus KEP untuk mengatasi kendala dan tantangan tersebut.

Tak kalah penting, dukungan perbankan seperti Bank NTB dan instansi terkait seperti Dinas Koperasi dan UKM.

KEP harus memiliki visi misi, perhatian pada administrasi serta berinovasi dan kreatif menciptakan produk-produk baru yang dapat menunjang kinerja KEP. Perlu adanya pendataan KEP di masing-masing kabupaten dan kota. [timsimurp kementan]

Lombok Barat of West Nusa Tenggara [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.