GreenCorn dan Digital Ekspor, Kementan Dukung Milenial Kembangkan Start-Up

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Novita Cahyadi


GreenCorn dan Digital Ekspor, Kementan Dukung Milenial Kembangkan Start-Up
POLBANGTAN MEDAN: Kepala Sekolah Ekspor, Handito Joewono [ke-2 kanan] menyerahkan buku kiat digital export kepada Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini usai membuka kegiatan kuliah umum di Medan

Medan, Sumut [B2B] - Guna meningkatkan jumlah generasi milenial yang menggeluti usaha pertanian, Kementerian Pertanian RI melalui UPT dari BPPSDMP, Politeknik Pembangunan Pertanian Medan [Polbangtan]  kembali menggelar Kuliah Umum bertajuk ´Pengembangan Start-up Berkonsep Greencorn dan Digital Eksport´ di Medan, baru-baru ini. 

Ratusan mahasiswa, dosen dan stakeholders hadiri kuliah umum secara hibrid tersebut, luring dan daring, yang mengulas tentang Greencorn, usaha rintisan berbasis teknologi [start-up] mengandalkan sumber daya yang dimiliki dan tumbuh berkelanjutan menjawab persoalan masyarakat. Karena itu, pendiri tetap menjadi pengendali start-up yang didirikan dan tidak andalkan investasi luar.

Startup dilatarbelakangi melejitnya pertumbuhan ekonomi yang memiliki hubungan timbal balik. Startup diredifinisi sebagai usaha baru yang didirikan founder bersandar pada tiga pilar: kreatifitas, inovasi dan teknologi.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementan akan terus memfasilitasi generasi muda agar bisa terjun menjadi petani serta wirausaha pertanian.  

"Kita fasilitasi mereka. Kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, Alsintan hingga jejaring pemasaran. Kita ubah pola pikir milenial bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengapresiasi maraknya startup pangan sebagai hal yang menggembirakan.

"Peluang untuk menyediakan pangan atau mendukung ketersediaan pangan nasional saat ini melalui startup, ini banyak dilakukan oleh pengusaha muda yang memang sudah lama eksis," kata Dedi.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan tujuan kuliah umum agar mahasiswa dan masyarakat umum terbuka pemahamannya mengenai Greencorn, start-up dan digital ekxport.

“Kami fasilitasi setiap kegiatan yang berguna dalam hal mencetak lulusan yang mumpuni dan berkompetensi sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri serta peluang kerja yang update teknologi. Semoga generasi milenial makin termotivasi mengembangkan usaha," katanya.

Hadir sejumlah narasumber di antaranya Kepala Sekolah Ekspor, Handito Joewono yang juga Chief Strategy Consultant, Arrbey dan Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia. 

Handito mengatakan siapa pun bisa menjadi eksportir, hanya bagaimana edukasi dan pemahaman itu bisa disampaikan kepada mereka yang membutuhkan. "Ekspor menjadi harapan dan diminati para pelaku usaha dan kalangan kampus."

Lima Cara Membangun Startup, kata Handito, dengan mengajak mahasiswa  untuk berangan-angan tentang rencana bisnis, mulai merumuskan rencana bisnis berupa arah tujuan dan cara-cara mencapai tujuan, memulai startup dengan semangat, konsistensi dan pergerakan. 

"Bukan wacana berbisnis, push the pedal dengan berani serta konsentrasi dan melakukan tancap gas dengan strategi perkawanan, program loyalitas konsumen, pengembangan merek, dan mengundang investor," katanya.

Handito juga mengungkap strategi pengembangan startup baru agar mahasiswa mampu berkompetensi di dunia usaha, dengan cara membangun persepsi yang baik dari sisi harga, kualitas, gengsi atau persepsi lain sesuai brand positioning-nya. 

"Menyediakan produk berkualitas merupakan pilihan strategi kompetisi yang efektif, mampu menciptakan produk baru ketika konsumen tergiur dan menghargai produk-produk inovatif," katanya.

Tak kalah penting, peningkatan kinerja kompetisi dipacu penerapan customer relationship management, ketersediaan produk tepat waktu untuk konsumen massal, biaya produksi efisien, harga beragam sesuai permintaan konsumen, kehebatan tenaga penjual sebagai strategi bisnis termasuk penguasaan teknologi digital untuk memahami  perilaku, keinginan, kebutuhan, dan ekspektasi konsumen. [timhumaspolbangtanmedan]

Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Agricultural Development Polytechnic, or the Polbangtan so the Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.