Polbangtan Kementan Gelar `Open House SDGs Project Fest` di Medan
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Medan, Sumut [B2B] - Salah satu upaya untuk menghasilkan alumni yang job seeker dan job creator, mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dari Prodi Penyuluhan Perkebunan Presisi di Polbangtan Medan menggelar Open House Sustainable Development Goals (SDGs) Project Fest di Medan, Jumat pekan lalu [16/2].
Kegiatan tersebut merupakan ajang kompetisi ekspose hasil kegiatan praktikum lapangan mahasiswa mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat bagi mahasiswa semester VII Polbangtan Medan, yang merupakan unit pelaksana teknis [UPT] pendidikan dari Kementerian Pertanian RI di Provinsi Sumatera Utara.
Proyek pemberdayaan dibimbing langsung oleh Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini sekaligus dosen pengampu serta tim dosen pengampu terdiri atas Puji Wahyu Mulyani dan Refiswal.
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa tongkat estafet pertanian harus segera diberikan kepada generasi milenial. Sebab, merekalah yang akan meneruskan sektor pertanian yang semakin mandiri, maju dan modern.
“Sistem pertanian kita saat ini beradaptasi dengan era 4.0, generasi milenial yang akrab dengan inovasi teknologi dalam era 4.0. Kita akan cetak 2,5 juta petani milenial hingga 2024,” katanya.
Pendapat senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa Polbangtan harus menghasilkan alumni job seeker dan job creator.
"Sesuai dengan tupoksi Polbangtan, maka harus menghasilkan alumni yang berkualifikasi job seeker dan job creator. Artinya, alumni Polbangtan harus menjadi petani milenial dan wirausahawan muda pertanian," katanya.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan Proyek Pemberdayaan berlangsung sejak November 2013 hingga Januari 2024 dilakukan oleh beberapa tim atau grup proyek dari mahasiswa Prodi Penyuluhan Perkebunan Presisi Semester VII kelas A dan B sebanyak 12 kelompok dengan lokasi yang berbeda-beda.
Sebanyak sembilan kelompok melakukan permberdayaan di Kampus Polbangtan Medan yakni Agriwara Group, Cian Group, Namuli Group, Maitri Bhumi Group, Inoegg Group, Ese Group, Inisiator, LimaEmpat Group dan Saffi Group.
Tiga kelompok melakukan pemberdayaan masayarakat di luar kampus Polbangtan Medan yakni Pioneer of Agriculture Solution [PAS] di Desa Lau Bakery, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Lakuin Project berlokasi di Desa Medan Kri, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, dan Lima Sejatji di Desa Mambiki, Kecamatan Selesei, Kabupaten Langkat.
Yuliana mengatakan proyek pemberdayaan dengan mengikuti Empat Prinsip Pemberdayaan yaitu kesetaraan, partisipasi, keswadayaan/kemandirian dan keberlanjutan.
"Mahasiswa yang turun ke lapangan harus menggunakan semua ilmu penyuluhan diharapkan bisa menjadi pembawa perubahan [agent of change] atau setidaknya bisa membantu di masyarakat sehingga masyarakat menjadi lebih sejahtera," ujarnya.
Tim dosen pengampu, Puji Wahyu Mulyani mengatakan dalam mata kuliah tersebut diharapkan mahasiswa melalui kelompok kerja [Pokja] mampu merancang program pemberdayaan masyarakat, mampu mengimplementasikan dan mengevaluasi hasil capaian program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh setiap kelompok.
"Kegiatan tersebut dapat mengasah kemampuan soft skill seperti leadership, communication skill, manajemen program, pemanfaatan teknologi digital dan sebagai problem solver," katanya.
Sementara itu, Event Coordinator yang juga merupakan mahasiswa, Ramli Pandiangan mengatakan Open House SDGs Project Fest dilakukan untuk mempublikasikan proyek pemberdayaan yang dilakukan di lapangan.
"Selain untuk memenuhi tugas matakuliah pemberdayaan, juga menjadi peluang membuka usaha dengan menjadikan kita sebagai wirausahawan, job creator dan sebagai agent of change, untuk membawa perubahan pada masyarakat untuk meningkatkan kesehjateraan mereka," ujarnya.
Ramli menambahkan dengan adanya proyek pemberdayaan, banyak hal yang dapat menjadi pembelajaran bagi generasi milenial.
"Kegiatan tersebut menjadi salah satu wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan soft skill dan jiwa kewirausahaan," imbuhnya. [yenni/ira/timhumas polbangtanmedan]
Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Ministry, Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things.
