Metode Pembelajaran Polbangtan Kementan harus `Update` Iptek dan IT
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Medan, Sumut [B2B] - Metode Pembelajaran pada Politeknik lingkup Kementerian Pertanian RI, Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] harus update [mengikuti] kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi [Iptek] serta perkembangan teknologi informasi [IT] tanpa mengabaikan filosofi keilmuan, sehingga dituntut koordinasi antar dosen kelompok keahlian dan kebijakan.
Komitmen Kementan mengemuka pada Workshop ´Perencanaan Perkuliahan Semester Genap Tahun Akademik 2022/2023´ Polbangtan Medan yang digelar di Medan, belum lama ini.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan salah satu ciri penyelenggaraan pendidikan berkualitas, adalah adanya proses perencanaan dalam setiap kegiatan pembelajaran, sehingga akan lebih terjamin hasilnya, apabila direncanakan secara baik dan terukur.
"Perguruan tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan relevan," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan pendidikan D-IV pada Polbangtan, bertujuan menghasilkan lulusan yang kompeten, profesional, mandiri, dan berdaya saing di bidang pertanian dan berjiwa egrososioperenur dan memiliki jiwa pengabdian kepada bangsa dan negara.
"Visi dan misi Polbangtan adalah menyiapkan SDM pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani," kata Dedi Nursyamsi.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan penyusunan metode pembelajaran harus sesuai dengan perkembangan zaman, dengan tetap memahami filosofi dari keilmuan tersebut.
"Perlunya koordinasi antar dosen kelompok keahlian, perubahan akibat dari teknologi dan kebijakan harus diantisipasi sehingga mudah beradaptasi," katanya saat membuka workshop yang dihadiri seluruh jajarannya.
Metode pembelajaran yang disusun, kata Yuliana, merupakan proses transfer keilmuan, tidak hanya berupa ceramah dan diskusi, bisa dikembangkan lebih luas.
"Misalnya dengan pengayaan teknologi saat penyampaian materi, problem solving kasus, role play kegiatan yang mirip di lapangan sehingga lulusan memiliki standar," katanya pada workshop yang dihadiri Kepala Bagian Umum Polbangtan Medan, Rajendra Rochyat.
Yuliana pun merujuk pada kurikulum yang disusun oleh tim Prodi Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan [TPTP] sudah sesuai, kopi dan kelapa sawit. "Peminatan bisa dimulai pada semester lima ke atas."
Kegiatan Workshop diikuti sejumlah Ketua Prodi di antaranya Ketua Prodi Penyuluhan Perkebunan Presisi, Iman Arman; Ketua Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Tience Elizabeth Pakpahan; dan Ketua Prodi Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan, Arie Hapsani Hasan Basri. Sementara peserta yang hadir antara lain dosen tetap, dosen tidak tetap, asisten dosen, SAAK dan BAU Polbangtan Medan. [ira/timhumaspolbangtanmedan]
Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
