Kementan Gelar TOT `Integrated Farming` berbasis `Closed Loop`

Indonesian Govt Support Farmers Implementation Closed Loop

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan Gelar TOT `Integrated Farming` berbasis `Closed Loop`
WIDYAISWARA & PENYULUH: Mentan Syahrul Yasin Limpo membuka TOT Intergrated Farming Berbasis Closed Loop secara virtual didampingi Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah (Foto: BPPSDMP/Kian)

Jakarta [B2B] - Kementerian Pertanian RI mendorong petani dan pelaku usaha pertanian menerapkan Intergrated Farming Berbasis Closed Loop, sebagai 'jembatan' dengan pasar sehingga suplai lebih maksimal, sementara produk maupun harga menjadi stabil, kuncinya adalah sinergi dengan BUMN dan swasta.

Langkah penting di Era Industri 4.0 dan Society 5.0 dikemukakan oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo di Jakarta, Kamis [9/12] pada pembukaan Training Of Trainer [ToT] bertajuk  Intergrated Farming Berbasis Closed Loop bagi widyaiswara dosen, guru, dan penyuluh pertanian yang berlangsung secara hibrid, tatap muka dan virtual.

"Saya termasuk yang happy pada ToT sistem pertanian terpadu dengan pendekatan closed loop, karena kita harus berfikir pada kemajuan bangsa besok," kata Mentan Syahrul pada kegiatan TOT yang diinisiasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP].

Menurutnya, ToT merupakan bagian penting bagi bangsa dan negara yang akan datang, dengan komitmen apa yang kita lakukan hari ini adalah bagian dari kontribusi penting bagi bangsa dan negara hari ini, besok dan akan datang.

'Dalam kondisi saat ini, swasta harus diajak dan turut berperan, selain petani, universitas, dan pasar. Keterlibatan swasta jelas harus ada karena bagi petani milenial, lapangan pekerjaan baru terbuka ketika mereplikasi closed loop tersebut," kata Mentan Syahrul yang hadir di Agriculture War Room [AWR] didampingi Sekjen Kementan, Kasdi Subagyono dan Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah.

Mentan Syahrul mengingatkan bahwa pengembangan SDM pertanian yang profesional, berdaya saing, dan berjiwa enterpreneur tinggi adalah kunci agar sektor pertanian jadi semakin baik.

"Intinya ada di SDM, dari SDM yang baik akan hadir tata kelola sesuai tantangan zaman. ToT ini sangat penting karena besok, para penyuluh, widyaiswara, dosen dan guru disiapkan menghadirkan SDM pertanian yang adaptif terhadap tantangan baru," katanya.

Mentan Syahrul menambahkan bahwa Kementan harus mampu menghadirkan

SDM yang lebih adaptif dan inovatif selaku motivator dan pendamping bagi petani dan pelaku usaha pertanian untuk

mengimplementasikan riset, teknologi dan sains.

Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa dengan menerapkan intergrated farming berbasis closed loop, petani akan mendapatkan jaminan dari produknya.

"Petani akan mendapatkan sarana prasarana produksi pertanian dari hulu, on farm, hingga hilir, off farm terkait pengolahan dan pengemasan. Tentu saja petani mendapat pendampingan dari penyuluh, pemerintah daerah, kampus dan lembaga riset," kata Dedi.

"Petani akan mendapat jaminan apa yang dihasilkan bisa lanjut ke proses pengolahan, bahkan dapat jaminan, produknya dibeli dengan harga layak," kata Dedi.

Melalui ToT, kata Dedi, para widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian baik di pusat dan daerah akan dibekali aneka konsep dan teknologi terapan terkait Closed Loop System untuk diimplementasikan di lapangan.

"Saya sangat berharap konsep ini dimasifkan tahun depan di seluruh pelosok tanah air, utamanya di lokasi food estate, baiknya untuk langkah awal pada food estate yang tidak terlalu luas, seperti Temanggung, Wonosobo dan lainnya," harap Dedi di PPMKP Ciawi bersama 60 peserta TOT yang hadir secara tatap muka.

Jakarta [B2B] - Integrated farming system or the SPT changed farming patterns of traditional to modern, encourage increased production and quality results to meet domestic and export needs success used technology and community development, according to the senior agricultural extensionis of Indonesian Agriculture Ministry.