Diseminasi Informasi SDM Pertanian, Kementan Manfaatkan Artificial Intelligence
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Jakarta [B2B] - Diseminasi informasi atau publikasi memiliki peran penting untuk memasyarakatkan perkembangan pertanian di tanah air. Menyadari hal itu, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian menggelar Pelatihan Pembuatan Konten Publikasi.
BPPSDMP melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP), menggelar pelatihan Pembuatan Konten Publikasi dengan tema ´What is Good Content and How Do We Create It´ yang diikuti 30 peserta secara luring dan 60 orang secara daring yang berasal dari UPT lingkup BPPSDMP.
Kegiatan tersebut, digelar di Ruang Catur Gatra, Gedung D lantai 6 Kantor Pusat Kementan, Kamis (21/12/2023). Tampil sebagai narasumber Erry Farid, atau dikenal sebagai Anto Lupus, seorang konsultan komunikasi dan pengajar.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengakui pentingnya kehumasan bagi pertanian. Menurut Dedi, diseminasi informasi merupakan bagian dari tugas dan fungsi BPPSDMP.
"Pelatihan ini akan meningkatkan kemampuan penanggung jawab serta pengelola kehumasan terkait media komunikasi serta kreatif dalam mengemas konten terkait program serta kinerja BPPSDMP. Dan yang tak kalah pentingnya adalah pemilihan media yang tepat dalam melakukan diseminasi informasi," kata Dedi.
Ia berharap setelah mengikuti pelatihan, seluruh peserta dapat meningkatkan kualitas kinerja kehumasan terus meningkat.
Sementara Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah, yang membuka kegiatan mengatakan agar komunikasi dapat berjalan efektif, kita harus pintar memilih gaya bahasa,kata, format media yang sesuai dengan audience atau target sasaran.
"Bahasa yang digunakan harus lugas, tidak terlalu teknis sifat nya dan dapat dimengerti oleh masyarakat luas",tegas Munifah.
Beliau pun menambahkan, output yang diharapkan dari pelatihan ini, meningkatnya kemampuan dari peserta dalam mengolah konten publikasi dalam beragam bentuk.
Sementara narasumber, Erry Farid, membagikan kiat kiat dalam proses membuat konten.
"Awal adalah pencarian ide, eksplorasi ide yang ada, catat semua dulu, ide yang menurut kita jelek belum tentu untuk orang lain. Bebaskan imajinasi dalam menggali ide, jangan dibatasi, kalau terasa aneh catat dulu, aneh menurut kita mungkin ide yang bagus untuk di eksekusi, jangan takut jangan dibatasi," katanya.
Menurutnya, setelah ide terkumpul kemudian diseleksi mana yang kemungkinan dapat dieksekusi.
"Sifat media sekarang adalah multi platform, namun tidak berarti All for one. Kesalahan yang sering terjadi adalah, satu konten dipublish qdisemua platform," urainya.
Erry mencontohkan, sebuah konten mungkin cocok untuk di-upload di YouTube, Instagram dan Facebook, namun untuk di-publish di Videotron di pinggir jalan tanpa dukungan audio maka konten tersebut butuh disesuaikan.
Penggunaan teknologi juga disarankan oleh Erry, terlebih untuk memudahkan dalam proses pengumpulan data dan riset sebelum membuat konten.
“Sekarang sudah jamannya Artificial Intelligence atau seperti penggunaan ChatGPt atau Bard dapat sangat membantu dalam proses pengumpulan data,” katanya.
Sebelum menutup sesi paparannya, Erry pun menekan kan pentingnya perencanaan konten lebih dari proses pembuatan.
“Perencanaan konten sangat penting, sama penting dengan proses pembuatan, karena kita mampu mengidentifikasi kendala yang mungkin terjadi sekaligus mengantisipasi nya. Jangan pernah menentukan media placement dan evaluasi. Ini sangat penting, untuk mengukur efektifitas publikasi yang telah kita lakukan,” ujarnya. [ira/timhumas polbangtanmedan]
Jakarta [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Ministry, Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things.
