Kementan Tetapkan 5 Cara Bertindak Tangkal Krisis Pangan Global

Five Strategies to Anticipation of Food Crisis by Indonesia`s Agriculture Ministry

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan Tetapkan 5 Cara Bertindak Tangkal Krisis Pangan Global
BPPSDMP KEMENTAN: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi membuka Fornas P4S di Bali seraya mengingatkan 5 Cara Bertindak yakni peningkatan kapsitas produksi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pertanian modern dan Gerakan Tiga Kali Ekspor [GraTiEks].

Denpasar, Bali [B2B] - Krisis pangan yang mengancam secara global mendapat perhatian serius dari Pemerintah RI khususnya Kementerian Pertanian RI. Komitmen tersebut mengemuka pada Forum Nasional Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya [Fornas P4S] ke-3 Tahun 2022, yang digelar Kementan di Denpasar, Bali, 24 - 27 September dengan memperkenalkan 5 Cara Bertindak [CB] untuk menangkal sekaligus mengantisipasi krisis pangan global.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan dalam kondisi apa pun pertanian tidak boleh terganggu. Pertanian tidak boleh bermasalah, karena pertanian harus menyediakan pangan bagi seluruh rakyat.

"Desa memiliki peran penting untuk mendukung ketahanan pangan. Pembangunan pertanian yang terbaik harus dilakukan dari lapangan, dari desa, karena pertanian di pedesaan harus kita dukung dan tingkatkan," katanya.

Saat membuka Focus Group Discussion [FGD] Fornas P4S, Minggu [25/9], Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengemukakan strategi baru dan langkah operasional Kementan dalam mengantisipasi Krisis Pangan Global pada 2022 - 2024.

"Strategi baru tersebut adalah meningkatkan kapasitas produksi komoditas yang dapat menekan inflasi. Subtitusi komoditas impor dengan pangan lokal, dan peningkatan ekspor sejumlah komoditas pertanian yang dibutuhkan dunia," katanya.

Dedi Nursyamsi menjelaskan, untuk melaksanakan strategi tersebut, Kementan telah menetapkan 5 Cara Bertindak [CB]. Kelima CB yakni CB1 adalah Peningkatan Kapsitas Produksi, CB2 Diversifikasi Pangan Lokal, CB3 Penguatan Cadangan dan Sistem Logistik Pangan, CB4 Pengembangan Pertanian Modern dan CB5 Gerakan Tiga Kali Ekspor [GraTiEks].

Dia juga mengelaborasi tentang peran P4S berdasarkan Permentan No. 33 Tahun 2016. Peran P4S adalah penyelenggara pelatihan dan pemagangan untuk pelaku utama dan pelaku usaha tani. 

"Kemudian turut andil dalam penyelenggaraan penyuluhan dan pendampingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian," kata Dedi Nursyamsi.

Peran lain, katanya lagi, menumbuhkan, mengembangkan, dan memperkuat kader tani, sentra pengembangan diseminasi teknologi dan inovasi pertanian serta sentra pengembangan jejaring usaha tani.

"Dari kelima peran P4S tersebut, perlu penguatan peran P4S sebagai pembaharu perdesaan yang mampu mendorong peningkatan produksi komoditas untuk

menekan inflasi seperti cabai dan bawang merah, meningkatkan ketersediaan pangan lokal, meningkatkan nilai tambah produk pertanian, dan mendorong ekspor 3 kali lipat melalui pemanfaatan teknologi smart farming," katanya.

Oleh karena itu, melalui FGD pada Fornas P4S, Dedi Nursyamsi berharap dapat menghasilkan rancangan dan rencana implementasi peran P4S sebagai pembaharu perdesaan. P4S diharapkan dapat berperan mendorong, menggerakkan dan meningkatkan swadaya gotong royong serta menumbuhkan kreatifitas dan otoaktifitas masyarakat.

"Juga mengembangkan model pembelajaran melalui percontohan usaha tani, meningkatkan SDM pertanian agar bisa berpikir dinamis dan kreatif yang dapat menumbuhkan prakarsa dan swadaya masyarakat," katanya.

Dedi Nursyamsi juga mengharapkan P4S dapat mengembangkan ekonomi rakyat di pedesaan lewat pengembangan usaha ekonomi produktif dalam rangka peningkatan produksi, pengolahan hasil dan pemasaran hasil produksi.

"Tentu juga menjadi motivator bagi para petani, mampu membuat inovasi-inovasi baru dalam bidang pertanian, serta menjadi penggerak motor agribisnis," katanya.

Sementara Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan [Puslatan] Leli Nuryati, mengatakan peserta FGD berjumlah 417 peserta, terdiri dari FK Nasional tiga orang, FK Provinsi [27], P4S model [10], P4S swadaya [216]. 

Peserta Pelatihan Magang [80], lainnya [81] yaitu dinas pertanian provinsi dan kabupaten; UPT lingkup Kementan yakni PPSU/DPMO Program READSI; KTNA; Perhiptani; DPM/DPA; para pengelola P4S dan petani; Widyaiswara UPT Pelatihan.

Narasumber yang menyampaikan materi pada FGD antara lain Kepala Badan PPSDMP, Plt Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas Momon Rusmono, Mulyono Makmur dan Kepala BBPP Lembang.

"Output yang diharapkan dari kegiatan FGD adalah tersusunnya rancangan dan rencana implementasi peran P4S sebagai pembaharu pedesaan," katanya.

Kegiatan FGD digelar dengan tujuan merancang konsep peran P4S sebagai pembaharu perdesaaan melalui penyempurnaan Permentan 33 Tahun 2016 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Pelatihan Pertanian Swadaya.

"Juga implementasi peran P4S sebagai pembaharu perdesaan dalam bentuk program dan kegiatan yang dituangkan dalam roadmap P4S tahun 2022-2027," kata Dedi Nursyamsi.

Denpasar, Bali [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.