Dukung Keberlanjutan CSA, Pemprov Sumut gelar Bimtek di Tapanuli Utara

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Dukung Keberlanjutan CSA, Pemprov Sumut gelar Bimtek di Tapanuli Utara
PROGRAM SIMURP: Bimtek dan sosialisasi Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik] di BPP Laguboti berlangsung satu hari diikuti 20 peserta terdiri atas PPL, POPT, PBT dan petani muda Tapanuli Utara di Sumut.

Taput, Sumut [B2B] - Sejumlah provinsi lokasi kegiatan Climate Smart Agriculture [CSA] berupaya mereplikasi inovasi CSA, seperti ditempuh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara [Pemprov Sumut] melalui Bimbingan Teknis [Bimtek] pada enam kabupaten Non CSA, di antaranya Tapanuli Utara yang digelar di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Laguboti.

Pemprov Sumut menyadari manfaat dan dampak CSA bagi kinerja SDM maupun produktivitas pertanian, telah dirasakan oleh petani, penyuluh dan wanita tani pada lima kecamatan di Kabupaten Deli Serdang dan empat kecamatan di Serdang Bedagai.

Upaya sosialisasi dan replikasi ditempuh Pemprov Sumut di Kabupaten Langkat, Batubara, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan dan Simalungun selanjutnya ke Tapanuli Utara.

Penyuluh Pusat Kementan, Susi Deliana melaporkan, Bimtek dan sosialisasi Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik] di BPP Laguboti berlangsung satu hari diikuti 20 peserta terdiri atas PPL, POPT, PBT dan petani muda Tapanuli Utara, belum lama ini.

Hadir tiga narasumber yakni penyuluh lokasi kegiatan CSA di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai dan UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Pemprov Sumut.

Pengembangan CSA yang diusung Kementan bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang terus mendorong dan mengawal pertanian berwawasan iklim CSA, agar tetap kreatif dan inovatif bagi mitigasi perubahan iklim global.

"Fokus kerja Kementan pada 2024 adalah memperkuat produksi berbagai komoditas pokok seperti padi dan jagung di tengah perubahan iklim global," kata Mentan Amran.

Hal tersebut didukung oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders terkait.

"Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.

Terpisah, Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan Kementan melalui Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] BPPSDMP Kementan, berupaya meningkatkan keterlibatan penyuluh untuk aktif menjalankan 5 Peran dan Fungsi BPP KostraTani.

"BPP sebagai pusat data dan informasi pertanian, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat jejaring kemitraan," katanya.

Sementara Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengharapkan petani dan penyuluh yang sudah menerapkan teknologi CSA untuk dapat menyebarluaskan kisah sukses penerapan teknologi CSA kepada petani lainnya dan terus menerapkan teknologi CSA secara mandiri dan berkelanjutan.

"Daerah agar berperan aktif mengawal dan mendampingi kegiatan CSA secara luas dan berkelanjutan. Tak kalah penting, replikasi dan resonansi teknologi CSA secara masif melalui sosialisasi di luar lokasi SIMURP," katanya dalam kesempatan terpisah.

Sri Mulyani juga mengapresiasi pada petani bersama kelompok taninya maupun Gapoktan melaksanakan penerapan teknologi CSA dan pendampingan penyuluh serta berbagai pihak yang mendukung keberhasilan kegiatan penerapan teknologi CSA.

"Dibuktikan kepada kita semua adanya peningkatan hasil produksi dan produktivitas padi dilokasi demplot CSA yang berdampak pada meningkatan pendapatan petani serta mengurangi emisi GRK sebagaimana dukungan kita mengurangi dampak perubahan iklim global," katanya. [timsimurpkementan]

North Tapanuli of North Sumatera [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.