Genjot Produksi Padi dan Jagung Nasional, Kementan Siapkan SDM Unggul

Indonesian Govt Increasing Rice and Corn Production to Reduce Imports

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Genjot Produksi Padi dan Jagung Nasional, Kementan Siapkan SDM Unggul
BPPSDMP KEMENTAN: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan TOT akan diikuti 48.111 peserta yakni 189 widyaiswara, 253 dosen, 63 guru SMKPP lingkup Kementan dan lebih 40 ribu penyuluh di seluruh Indonesia.

Jakarta [B2B] - Hantaman El Nino sejak Februari 2023 hingga kini sangat mempengaruhi produksi pangan pokok yakni padi dan jagung yang merupakan komoditas strategis. Tingginya permintaan masyarakat terhadap kedua komoditas, mendorong kebijakan impor apabila produksi dalam negeri tidak mencukupi. Dengan latar belakang inilah maka produksi padi dan jagung harus terus ditingkatkan.

Kementerian Pertanian RI telah menerapkan pendekatan holistik yang mendukung budidaya padi dan jagung. Dukungan sarana dan prasarana ditujukan pada proses hulu sampai hilir, dari penyiapan lahan sampai pengolahan. Pada setiap proses ini, upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga terus dilakukan.

Saat ini Kementan fokus meningkatkan produksi padi dan jagung nasional dalam satu tahun ke depan, salah satunya dengan melakukan akselerasi percepatan tanam di seluruh Indonesia sebagai solusi kebijakan impor yang dilakukan akibat dampak cuaca ekstrem El Nino beberapa bulan lalu.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan, kebijakan akselerasi tanam sangat penting dilakukan untuk menekan impor akibat terdampak El Nino. "Hari ini kita letakan pondasinya agar ke depan kita bisa swasembada."

Sejak 2014, alokasi pupuk subsidi kurang lebih 9,5 juta ton dan mengalami penurunan hingga 4,8 juta ton pada 2018 hingga saat ini. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh kelangkaan bahan baku pupuk.

Guna mempercepat Musim Tanam I [MT] yang berlangsung sejak Oktober 2023, Mentan Amran juga menyediakan berbagai kebutuhan petani seperti pupuk subsidi, benih gratis hingga kemudahan menebus solar subsidi.

Mentan Amran menambahkan, dukungan nyata diberikan oleh Presiden RI Joko Widodo yang menginstruksikan pada Kementerian Keuangan RI untuk menambah alokasi pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun 2024 atau setara 7.2 juta ton.

Sebagai unit kerja yang memiliki tupoksi untuk meningkatkan kualitas SDM Pertanian, maka Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] akan menggelar Training of Trainers (TOT) Pupuk Subsidi dan Peningkatan Produksi Padi selama tiga hari, 20 - 22 Februari 2024 di BBPMKP Ciawi. ToT dijadwalkan dibuka oleh Mentan Amran Sulaiman.

Pada jumpa pers via daring, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan TOT akan diikuti 48.111 peserta yang terdiri atas 189 widyaiswara, 253 dosen, 63 guru SMKPP lingkup Kementan, 24.607 penyuluh PNS, 12.480 penyuluh PPPK, 1.744 penyuluh THL APBN dan 8.775 penyuluh THL BPBD.

"Seluruh peserta TOT yang akan menjadi kepanjangan tangan Kementan untuk mensosialisasikan terkait kebijakan pupuk bersubsidi ini. Kita harus memastikan sarana dan prasarana ada di lapangan saat akan masuk musim tanam”.ujar Dedi.

Dedi menambahkan, adanya inovasi dan penerapan teknologi yang tepat juga perlu di perhatikan. Gunakan benih, bibit yang baik serta perhatikan nutrisi untuk tanaman yakni pupuk.

“Kita maksimalkan penggunaan pupuk  hayati, pupuk organik, pestisida hayati, bio organik. Yang terpenting adalah pemupukan harus berimbang", pesan Dedi.

Berulang kali Dedi mengingatkan bahwa penyuluh merupakan pendamping petani di lapangan. Maka penyuluh wajib hadir dalam segala kondisi petani di lapangan. Bersama petani, penyuluh harus mendongkrak produksi dan produktivitas padi dan jagung.

Di akhir acara, Dedi menjelaskan bahwa narasumber yang dihadirkan selama TOT merupakan para pakar terkait  Pengelolaan Pupuk Subsidi dalam Peningkatan Produktivitas Padi dan Jagung, Mekanisme Pemanfaatan Pupuk Subsidi, Pemupukan Berimbang, Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), dan Optimalisasi Lahan Rawa untuk Meningkatkan Produktivitas Padi dan Jagung.

"TOT ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam pengelolaan pupuk subsidi dan peningkatan produksi padi dan jagung nasional dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani," tutup Dedi.

Jakarta [B2B] - The impact of El Nino from February 2023 until now has affected the production of staple foods, namely rice and corn, which are strategic commodities.

The high public demand for these two commodities encourages import policies if domestic production is insufficient, so production must be increased to reduce imported food.

The Indonesian Agriculture Ministry applies a holistic approach that supports rice and corn cultivation. Procurement of facilities and infrastructure is aimed at post-harvest production, from land preparation to processing, which requires the presence of quality agricultural human resources.

At the moment. the ministry is focused on increasing national rice and corn production in the next year, one of which is by accelerating planting throughout Indonesia as a solution to import policy.

Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman said that the planting acceleration policy was very important to reduce imports due to the impact of El Nino.