Jajar Legowo 2:1, Kementan Dukung TeFa Polbangtan Tingkatkan Produktivitas Padi

Indonesia`s the Jajar Legowo Planting System Increases 60% of Rice Production

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Jajar Legowo 2:1, Kementan Dukung TeFa Polbangtan Tingkatkan Produktivitas Padi
POLBANGTAN MEDAN: Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mendorong mahasiswa Polbangtan memanfaatkan Alsintan dan sistem tanam Jajar Legowo 2:1 di lahan TeFa seperti Polbangtan Medan

Medan, Sumut [B2B] - Kementerian Pertanian RI mendukung Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] mengembangkan praktik penanaman padi Jajar Legowo Super [Jarwo Super] 2:1 pada Teaching Factory [TeFa] menunjang peningkatan produktivitas padi seperti dilakukan Polbangtan Medan, yang selama ini menerapkan Jarwo 4:1.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan peningkatan produktivitas harus dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan. Di masa pandemi Covid-19, kita dituntut untuk mampu menjaga ketahanan pangan, juga mewujudkan kemandirian panganm yang terealisasi jika kita mampu meningkatkan produktivitas.

"Saya mengajak seluruh insan pertanian untuk menghadapi tantangan ke depan, dengan langkah utama melalui penanaman lebih cepat dan kerapatan tanam," kata Mentan Syahrul.

Menurutnya, Kerapatan tanam merupakan salah satu komponen penting dalam teknologi budidaya untuk memanipulasi tanaman dan mengoptimalkan hasil.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan bahwa peningkatan produktivitas tanaman padi adalah hal yang sangat penting saat ini. 

“Tuntutan pertanian saat ini adalah meningkatkan produktivitas dan meminimalisir losses, salah satunya pengaturan jarak tanam disesuaikan varietas padi yang digunakan," katanya.

Misalnya, kata Dedi Nursyamsi, tanaman padi yang tipe penampilannya lebat dan tinggi jarak tanam agak diperlebar, begitu pula sebaliknya, untuk varietas padi yang kurang lebat jarak tanamnya dikurangi.

Seruan tersebut diamini oleh Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini bahwa mahasiswanya mempraktikkan sistem Jarwo 2:1 pada unit TeFa, guna mendukung upaya Kementan meningkatkan produktivitas padi.

Sistem Jarwo 2:1 merupakan sistem tanam pindah, antara dua barisan tanaman terdapat lorong kosong memanjang sejajar dengan barisan tanaman, dan dalam barisan menjadi setengah jarak tanam antar baris. 

"Tujuannya, untuk meningkatkan populasi tanaman per satuan luas, perluasan pengaruh tanaman pinggir, dan mempermudah pemeliharaan tanaman," kata Yuliana.

Dalam praktiknya, penanaman padi sistem Jarwo Super 2:1 memanfaatkan mesin tanam padi [rice transplanter Indojarwo] selain upaya peningkatan produktivitas di lahan 1,5 hektar milik Polbangtan Medan, juga sarana praktik bagi mahasiswa mengoperasikan Alsintan.

"Mahasiswa Polbangtan Medan harus mampu operasikan Alsintan dan teknologi terkini pertanian. Pada era 4.0, mahasiswa tidak boleh tertinggal sebagai penonton, tetapi harus mampu sebagai pelaku dan pengembang teknologi terkini bidang pertanian," kata Yuliana. [timhumaspolbangtanmedan]

Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, so the Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.