Atasi OPT, Sistem Informasi Peringatan Dini berbasis `Mobile Computing`
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Medan, Sumut [B2B] - Frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrim terus meningkat akibat perubahan iklim global. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang rentan terhadap perubahan iklim, berdampak pada produktivitas tanaman dan pendapatan petani, utamanya serangan organisme pengganggu tanaman [OPT].
Guna mengantisipasi OPT sejak dini, yang diketahui dari curah hujan, kelembaban dan temperatur yang mendekati keadaan pada saat kejadian munculnya OPT di masa sebelumnya, juga diketahui kemungkinan munculnya saat ini maupun ke depan.
Guru Besar Universitas Medan Area, Prof Dr Ir Retna Astuti Kuswardani, MS mengatakan kemajuan inovasi dan teknologi informasi mendukung hadirnya pengembangan Sistem Informasi Peringatan Dini Pengendalian OPT [Early warning System/EWS] berbasis mobile computing.
"Tujuannya, untuk mempercepat arus data dan informasi peringatan dini pengendalian OPT agar dapat segera diketahui dan ditindaklanjuti terhadap serangan di suatu wilayah," katanya di Medan pada Kuliah Umum Polbangtan Medan yang dihadiri civitas academica Politeknik lingkup Kementerian Pertanian RI, Rabu pekan lalu [7/12].
Upaya tersebut sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo agar Kementerian Pertanian RI meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM pertanian, di antaranya sosialisasi dan penerapan aplikasi teknologi berbasis mobile computing.
"Pandemi Covid-19 memaksa semua pihak menguasai teknologi digital. Proses digitalisasi terjadi sangat cepat. Kita dipaksa lebih cepat menguasai teknologi digital. Kalau tidak, kita akan tertinggal,” katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi tentang penerapan teknologi digital.
“Di era industri 4.0, semua sektor telah menerapkan teknologi digital. Begitu pula dengan pertanian. Kita pun harus terus mengikuti perkembangan zaman," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan, BPP di seluruh Indonesia telah diperkuat Kementan dengan internet. Kapan pun dan dimana pun, kita tetap bisa melaksanakan pelatihan untuk memperkuat kapasitas SDM.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan tentang pentingnya penerapan aplikasi digital pada pengendalian OPT berbasis mobile computing sebagai EWS merupakan implementasi pertanian maju, mandiri dan modern.
"Penerapan pengendalian OPT berbasis EWS membuktikan adanya semangat perubahan pertanian menuju pertanian modern, sehingga akan tercipta sistem yang baik dalam mewujudkan ketahanan pangan dan swasembada pangan," katanya.
Prof Dr Ir Retna Astuti Kuswardani, MS mengingatkan tentang pentingnya EWS sebagai serangkaian sistem suatu tanda atau kode yang diberikan akan timbulnya gangguan OPT, untuk menginformasikan serta mengatasi gangguan OPT yang mungkin muncul.
"Adapun fungsi EWS adalah bisa mempersiapkan kondisi agar lebih baik, jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi; senantiasa mencari petunjuk atau bukti untuk mencegah kondisi yang semakin memburuk; mengharuskan untuk mempunyai rencana cadangan untuk menghadapi kondisi nanti yang akan terjadi.
"Dengan adanya sistem informasi tersebut, pimpinan dapat mengambil keputusan untuk menindaklanjuti serangan hama dan penyakit tanaman di lapangan dengan cepat dan tepat," kata Prof Retna.
Dia menambahkan, sistem perlindungan tanaman melalui Pengendalian Hama Terpadu [PHT] merupakan tanggung jawab masyarakat dan pemerintah, dilaksanakan melalui tindakan pre-emtif dan responsif.
"Tindakan pre-emtif dengan melakukan upaya-upaya pengendalian OPT berdasarkan pengalaman musim yang lalu agar spot serangan OPT pada musim berikutnya tidak terjadi," katanya.
Sementara tindakan responsif, , dengan melakukan pengamatan OPT pada musim yang sedang berjalan. Apabila sudah terjadi gejala serangan berdasarkan pengamatan periodik, maka segera dikendalikan. [titin/timhumaspolbangtanmedan]
Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
