Produktivitas CSA, Kementan Ajak Petani Banjarnegara Terapkan Metode Ubinan

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Produktivitas CSA, Kementan Ajak Petani Banjarnegara Terapkan Metode Ubinan
SIMURP KEMENTAN: Dari hasil penghitungan metode ubinan teknologi CSA di lahan Demplot, produktivitas gabah kering panen [GKP] mencapai 8,17 ton per hektar. Sementara lahan non CSA hanya 6,98 ton per hektar. Artinya, CSA meningkatkan produktivitas hingga 1,9 ton per hektar.

Banjarnegara, Jateng [B2B] - Sejumlah petani Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah diajak Kementerian Pertanian RI untuk menerapkan metode ubinan, survei yang lazim digunakan untuk mengetahui produktivitas padi per hektar melalui pendekatan teknologi Climate Smart Agriculture [CSA] atau Pertanian Cerdas Iklim.

Kegiatan tersebut terangkai pada Farmer Field Day [FFD] dan sosialisasi CSA berupa Scalling Up tahun 2023 melalui metode Sekolah Lapang [SL] komoditas padi oleh Kementan yang didukung Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] di Desa Adipasir, Kecamatan Rakit, Banjarnegara, medio Juni lalu.

Dukungan Kementan bersama SIMURP menyosialisasikan CSA pada lahan Demplot CSA dari Poktan Makmur Santosa diapresiasi oleh Ketua KJF Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Pemkab Banjarnegara, Rukmi Herta Ekoprapti didampingi Forkopimda setempat.

Dari hasil penghitungan metode ubinan teknologi CSA di lahan Demplot, produktivitas gabah kering panen [GKP] mencapai 8,17 ton per hektar. Sementara lahan non CSA hanya 6,98 ton per hektar. Artinya, CSA meningkatkan produktivitas hingga 1,9 ton per hektar di Banjarnegara.

Upaya SIMURP menyosialisasikan CSA melalui SL oleh SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa metode ubinan atau pengambilan sampel, mutlak dilakukan agar tidak ada perbedaan data.

"Misalnya, definisi lahan baku sawah yang bergeser penggunaannya untuk menanam jagung," katanya.

Definisi terhadap sawah, misalnya, kata Mentan Syahrul, kalau tanam jagung, masih sawah kan namanya? Definisi itu dilakukan penyesuaian di pertanian apa pun tanaman di dalamnya, lahan itu lahan baku sawah.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang pentingnya kegiatan pengubinan.

"Pengubinan, istilah yang biasa dipakai penyuluh dan petugas statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen tanaman pangan," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, metode ubinan dapat diterapkan pada budidaya tanaman padi dengan cara sederhana, cukup dengan mengukur beberapa meter untuk dijadikannya tolak ukur atau perwakilan dari jumlah hasil perpetak sawah yang ingin kita ketahui hasilnya.

Sementara Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya menegaskan komitmen pemerintah pada upaya mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui CSA.

"Tujuannya, meningkatkan produksi, produktivitas, indeks pertanaman atau dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca disingkat GRK," katanya.

"Pengubinan, kata Dedi Nursyamsi, istilah yang dipakai penyuluh dan petugas statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen tanaman pangan.

Sebagaimana diketahui, ubinan adalah salah satu metode di pertanian guna mengetahui perkiraan jumlah hasil yang akan didapat pada saat panen.

Penerapannya tergolong mudah dan sederhana, dengan rumus hasil ubinan dikalikan luasan per hektar dan jumlah luasan ubinan sama dengan jumlah hasil panen per hektar.

Kegiatan ubinan pada FFD di Desa Adipasir, Kecamatan Rakit, Banjarnegara dilaksanakan dengan mengambil tiga titik sampel ubinan, dengan ukuran 2,5 x 2,5 meter yang dilakukan secara simbolis oleh Ketua KJF Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Pemkab Banjarnegara, Rukmi Herta Ekoprapti.

Selanjutnya, dilaksanakan demonstrasi panen padi dengan menggunakan mesin panen [combine harvester]. Dilanjutkan, sosialisasi penggunaan teknologi CSA pada lahan Demplot oleh Irman Fauzi dari Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Rakit. [timsimurpkementan]

Banjarnegara of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.