Gelar Rembug Tani di Jatim, Polbangtan Kementan Masifkan Genta Organik

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Malang

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Gelar Rembug Tani di Jatim, Polbangtan Kementan Masifkan Genta Organik
POLBANGTAN MALANG: Kegiatan Rembug Tani dihadiri oleh Dinas Pertanian Pemprov Jatim, Dinas Pertanian Pemkab Ponorogo dan 10 kelompok tani di Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo dengan total 80 petani.

Ponorogo, Jatim [B2B] - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas hasil pertanian di Indonesia adalah ketersediaan dan kecukupan pupuk anorganik.

“Sampai saat ini, untuk memenuhi ketersediaan dan kecukupan pupuk anorganik sangat sulit dan mahal karena beberapa bahan bakunya masih tergantung impor dari negara lain,” katanya.

Kelangkaan pupuk menjadi faktor penghambat didalam produktifitas tanaman. Menyikapi mahalnya harga pupuk anorganik karena langkanya pupuk, Kementerian Pertanian melakukan antisipasi ketersediaan pangan dan menjaga produktivitas pertanian dengan mendorong petani menggunakan pupuk organik secara masif, dengan meluncurkan Gerakan Tani Pro-organik [Genta Organik].

Genta Organik meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal. Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri.

“Gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang,” kata Mentan Syahrul.

Dia berharap melalui Genta Organik, kebutuhan pangan tetap terjaga dan berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa negara, sumber pendapatan utama rumah tangga petani, dan penyedia lapangan kerja.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP]  Dedi Nursyamsi bahwa Kementan terus mendorong para petani untuk meningkatkan produktivitas.

“Genta Organik ditujukan memanfaatkan sepenuhnya pupuk hayati, pembenah tanah dan pestisida nabati. Mari terus genjot produktivitas,” kata Dedi Nursyamsi.

Guna mendukung hal itu, Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dalam hal ini Polbangtan Malang menggelar Sekolah Lapang [SL] Tematik bertajuk Genta Organik di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur pada Senin [28/3].

Kegiatan SL di BPP tersebut meliputi sosialisasi kegiatan, rembug tani, pembelajaran teori dan praktik serta farm field day. Setelah sosialisasi Genta Organik dari Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo dan Polbangtan Malang, dilaksanakan Rembug Tani.

Kegiatan Rembug Tani merupakan salah satu upaya yang dilakukan dengan metode pemberdayaan masyarakat tani yang bertujuan menggali permasalahan pada petani, kelompok tani/gapoktan beserta pemecahannya, identifikasi potensi sumber daya alam dan upaya pengembangannya serta rumusan kebutuhan aspirasi petani.

Kegiatan Rembug Tani dihadiri oleh Dinas Pertanian Pemprov Jatim, Dinas Pertanian Pemkab Ponorogo dan 10 kelompok tani di Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo dengan total 80 petani.

“Rembug Tani merupakan salah satu upaya pemberdayaan petani dengan tujuan menggali permasalahan di tingkat petani,” kata Dwi Ratna Rahmawati, PPK dan Penyuluh Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur.

Perwakilan dari Polbangtan Malang, Lisa Navitasari menambahkan bahwa kegiatan Rembug Tani penting dilakukan, karena di dalamnya terdapat semangat kelompok dalam menginventarisir permasalahan dan upaya pemecahan masalah tersebut.

Rencana tindak lanjut dari kegiatan Rembug Tani untuk sosialisasi Genta Organik adalah pembelajaran terkait dengan pupuk organik cair dan padat, pupuk hayati, pestisida nabati dan mikroorganisme lokal, serta biosaka. Metode pembelajaran tersebut menggunakan SL yang di dalamnya terdapat teori dan praktik. 

“Rembug Tani diharapkan menjadi motivasi dan semangat baru bagi petani maupun kelompok tani menerapkan Genta Organik di tengah kelangkaan pupuk agar produktivitas tetap terjaga,” kata Lisa. [didit/timhumaspolbangtanmalang]

Ponorogo of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the PEPI Serpong, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.