Pelatihan Petani ke-13 juta, Mentan Minta Semua Bersiap Hadapi El Nino

Indonesian Agricultural Ministry at the Forefront of Anticipate El Nino

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Pelatihan Petani ke-13 juta, Mentan Minta Semua Bersiap Hadapi El Nino
BPPSDMP KEMENTAN: Mentan Syahrul Yasin Limpo [ke-5 kiri] didampingi Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [ke-4 kanan] bersama petani milenial penerima KUR usai pembukaan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Vol. 6 di BBPP Lembang.

Bandung, Jabar [B2B] - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo membuka Pelatihan Petani dan Penyuluh Volume 6 di Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] Lembang, yang merupakan Unit Pelaksana Teknis [UPT] Pelatihan dari Kementerian Pertanian RI.

Hingga saat ini, sekitar 13 juta penyuluh dan petani dari seluruh Indonesia telah mengikuti pelatihan yang digelar Kementan, sebagai upaya pemerintah dalam memastikan ketersedian pangan pokok, khususnya menghadapi cuaca ekstrem El Nino yang diperkirakan mencapai puncak kemarau panjang pada Agustus 2023.

Sebagaimana diberitakan, pelatihan tersebut merupakan bagian dari rangkaian pelatihan yang dilakukan Kementan sejak empat tahun lalu melalui Program Sejuta Petani Milenial yang digelar oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP].

Dalam arahannya saat membuka pelatihan, Mentan Syahrul meminta pelatihan berlangsung serentak di seluruh Indonesia, serta membentuk Gugus Tugas El Nino dan melakukan mitigasi adaptasi.

"Pelatihan-pelatihan petani dan penyuluh harus terorganisir dengan baik, sehingga seluruh insan pertanian memiliki kemampuan mengantisipasi berbagai tantangan yang muncul akibat El Nino," katanya di Bandung, Selasa [23/5].

Mentan Syahrul menambahkan, pelatihan adalah langkah yang tepat dalam memberikan pemahaman tentang El Nino secara konkrit dan menyeluruh. Dengan begitu, petani dan penyuluh dapat tumbuh kepekaannya disertai sense of crisis dalam menghadapi semua persoalan.

"Saya juga minta agar jajaran SDM [BPPSDMP] mampu memanfaatkan jaringan Kostratani di berbagai level untuk mengaktualisasikan penerapan hasil pelatihan," katanya.

Sebagai informasi, cuaca ekstrim yang melanda dunia saat ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama, El Nino atau fase hangat dan kedua adalah La Nina atau fase dingin. Saat ini, sekitar 10% persen dari wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau yang berdampak pada sejumlah sentra produksi pertanian.

"Fenomena El Nino merupakan ancaman serius terhadap produksi pangan, baik di subsektor tanaman pangan, peternakan dan perkebunan. Oleh karena itu, sekali lagi diperlukan langkah antisipasi dan adaptasi dengan pelatihan petani dan penyuluh," katanya.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pelatihan tersebut secara khusus mengundang para mentor yang concern di bidang perubahan cuaca seperti BMKG dan juga lembaga lainya.
Dedi Nursyamsi berharap, pelatihan dapat membawa dampak baik terhadap kemajuan sektor pertanian Indonesia melalui pelatihan mitigasi dan adaptasi.

"Pertama, saya menyampaikan terimakasih karena saat ini sudah mencapai 13 juta peserta pelatihan," katanya.

Kedua, kata Dedi Nursyamsi, pelatihan kali ini dibuat khusus untuk menghadapi El Nino. Kami undang juga BMKG [Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika] untuk memastikan prediksi dan kondisi yang ada saat ini. [esap/timhumasbppsdmp]

Bandung of West Java [B2B] - The objective of Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.