Jateng beserta 9 Provinsi layak jadi Rujukan Replikasi Pertanian CSA di Indonesia
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Jakarta [B2B] - Penerapan inovasi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] Kementerian Pertanian RI secara umum bertanggung jawab pada pemberdayaan petani dan penguatan Balai Penyuluhan Pertanian [BPP]. Guna mendukung dan memastikan ketahanan pangan dari ancaman perubahan iklim global.
Inovasi CSA diterapkan oleh Kementan bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] pada 24 kabupaten di 10 provinsi sebagai pelaksana. SIMURP melibatkan 35 Master Trainer, 9.264 petani, 562 penyuluh dan 585 kelompok tani [Poktan] dan 117 Balai Penyuluhan Pertanian [BPP].
Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP] bertindak selaku pelaksana proyek tingkat nasional atau National Project Implementation Unit [NPIU]. BPPSDMP Kementan berupaya mendorong indikator capaian peningkatan Indeks Pertanaman [IP] dari 180% menjadi 200%.
Diketahui, SIMURP merupakan integrasi empat kementerian dan lembaga [K/L] yakni Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas], Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR], Kementerian Dalam Negeri dan Kementan.
Setelah bergulir pada 2019 hingga 2023, Program SIMURP memilih sosok the best [terbaik] untuk kategori penyuluh, BPP, Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP], Kelompok Wanita Tani [KWT] dan Kelompok Tani [Poktan].
Dari kategori tersebut, Provinsi Jawa Tengah meraih lima dari enam kategori SIMURP Award yakni Hikmah Agustin di BPP Pejagoan, Kabupaten Kebumen; BPP Banyuurip di Kabupaten Purworejo; KEP Arutala Agro di Kabupaten Purwodadi dan Poktan Mulyo Tani di Kabupaten Kebumen, sementara yang luput diraih adalah kategori KWT.
Plakat penghargaan SIMURP Award kategori Provinsi Pelaksana Terbaik diterima oleh Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemprov Jateng, Himawan dari Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani mewakili Direktur NPIU SIMURP, Bustanul Arifin Caya.
Upaya SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman, pangan merupakan aspek paling strategis yang wajib dibangun bersama, karena ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara.
"Ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara. Kalau krisis ekonomi kita mampu bertahan, kita bisa lewati. Krisis kesehatan, Covid-19 kita lewati. Tapi kalau krisis pangan bisa berdampak pada lainnya. Kita harus menjaga bersama," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan Indonesia membutuhkan aksi adaptasi.
"Setiap aksi untuk mengantisipasi dampak buruk perubahan iklim serta menjaga kedaulatan pangan. Hal ini menjadi prioritas utama pembangunan pertanian," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan dibutuhkan pula aksi mitigasi, setiap aksi harus bertujuan pada penurunan emisi gas rumah kaca, tetapi harus mendukung upaya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.
Direktur NPIU SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP mendorong penyuluh berwawasan CSA melaksanakan identifikasi sumber daya alam [SDA], sumber daya manusia [SDM] dan kelembagaan petani.
"Diikuti identifikasi potensi dan permasalahan, latihan dan kunjungan, penyuluhan dan layanan konsultasi teknologi budidaya, pendampingan penerapan teknologi sesuai spesifik lokasi yang efektif dan efisien," katanya.
Tak kalah penting, kata Bustanul, membangun jejaring kemitraan, layanan konsultasi bisnis, memfasilitasi permodalan dan asuransi.
Sementara Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani mengatakan CSA SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak.
"SIMURP terus mendorong dan mengawal penyuluh sebagai inovator, organisator, komunikator dan fasilitator untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap pelaku utama dan pelaku usaha pertanian," katanya.[timsimurpkementan]
Jakarta [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 24 districts in 10 provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
