Remitansi, Solusi Kementan bagi TKI Gerakkan Ekosistem Pertanian Desa

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Remitansi, Solusi Kementan bagi TKI Gerakkan Ekosistem Pertanian Desa
POLBANGTAN BOGOR: Webinar MAF merupakan kesempatan para eks TKI setelah kembali dari luar negeri untuk mengikuti Program YESS sehingga pendapatan mereka dapat diputar kembali menjadi modal bisnis di bidang pertanian.

Cianjur, Jabar [B2B] - Guna menarik minat para pemuda terjun berwirausaha di bidang pertanian, maka Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor sebagai PPIU Program YESS di Jawa Barat mencoba mencari solusi. Diantaranya, Remitansi sebagai ´penggerak pertumbuhan ekosistem pertanian pedesaan tangguh melalui petani muda´.

Hal ini yang kemudian dijadikan sebagai tajuk Milenial Agriculture Forum (MAF), yaitu forum diskusi para petani muda yang diselenggarakan pada Rabu, (20/3) berlokasi di BPP Bojongpicung, Kab. Cianjur.

Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengatakan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara terkuat di dunia melalui pengelolaan pertanian. Karena itu, dia ingin insan pertanian bekerja keras dan memiliki integritas.

"Saya tidak suka basa basi yang penting capai prestasi. Karena itu saya minta tingkatkan kualitas kerja dan untuk merah putih jangan ada yang main-main di sektor pertanian," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda.

"Mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia,” katanya.

Remitansi adalah transfer uang yang dilakukan pekerja asing ke penerima di negara asalnya. Selain bantuan internasional, uang yang dikirimkan pekerja imigran merupakan salah satu arus uang terbesar di negara berkembang.

MAF kali ini menjadi spesial karena mendatangkan langsung praktisi sebagai narasumber, di antaranya Bank Mandiri Cianjur, Kantor Pos Cianjur, Disnakertrans Cianjur, dan Petani Muda Local Champion HK Migran.

Menurut Hero Laksono, perwakilan dari Disnakertrans Cianjur, Cianjur adalah penyumbang tenaga kerja terbesar di Jawa Barat setelah Karawang dan Indramayu. 

Legalitas dan persyaratan untuk menjadi tenaga kerja di luar negeri juga dibahas tuntas oleh Hero.

BDSP Bojongpicung, memiliki komoditas unggulannya adalah padi. Karena mayoritas mata pencahariannya adalah petani. Mudah-mudahan setelah adanya forum ini, dapat bolak-balik keluar negeri dan memanfaatkan dananya untuk digunakan di bidang pertanian.  

Dengan adanya kegiatan ini merupakan kesempatan para eks tenaga kerja yang sudah kembali dari luar negeri untuk mengikuti program YESS sehingga dana yang mereka dapatkan dapat diputar kembali menjadi modal bisnis di bidang pertanian.

Sudi Budoyo, perwakilan Bank Mandiri Cabang Cianjur mengatakan ada produk dari Bank Mandiri terbaru saat ini, yaitu dapat membuka rekening bank mandiri di luar negeri secara online. 

“Saat ini, Bank Mandiri memiliki program Livin’ around the World. Untuk memudahkan para tenaga kerja di luar negeri untuk mengirimkan uang ke kampung halaman secara langsung," katanya.

Proses pendaftaran mudah, cukup menggunakan KTP saja. Bisa dilakukan melalui provider negara mana pun.

Sementara itu, PT Pos Indonesia memiliki produk layanan jasa keuangan yaitu Wesel Pos Instan dan Wesel Pos Prima. 

Untuk remitansi luar negeri, PT. Pos Indonesia bekerja sama dengan Western Union. Pada forum yang berlokasi di BPP Bojongpicung ini dijelaskan bahwa PT Pos saat ini berusaha mengimbangi perkembangan zaman dengan cara memberi kemudahan tidak hanya dalam berkirim surat, tetapi juga dalam bentuk dana.

Menurut Awal Khusna, Perwakilan Kantor Pos Cianjur, saat ini pihaknya menempati peringkat tertinggi untuk pengiriman dalam bidang pertanian. Apalagi dalam bidang ekspor hasil-hasil pertanian.

Plh. Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto mengatakan bahwa ke depannya remitansi ini dapat dimanfaatkan menjadi modal di bidang pertanian, untuk memajukan pertanian di daerah.

Reni Suryani, mewakili project manager YESS PPIU Jawa Barat mengatakan bahwa kehadiran para pekerja migran sangat mempengaruhi kesuksesan program YESS. 

Pasalnya, pendapatan mereka yang banyak di luar negeri, memberikan pelajaran bahwa uang dapat dimanfaatkan untuk pertanian dengan kerjasama yang baik dengan dinas tenaga kerja, dan lembaga yang mengelola keuangannya dapat investasikan pendapatannya di bidang pertanian.

“Banyak sekali sumber pembiayaan yang bisa dimanfaatkan untuk teman-teman dalam mengembangkan usaha pertaniannya," kata Reni.

Kaum milenial, katanya lagi, memiliki kemampuan literasi yang tinggi sehingga dapat memberikan perkembangan yang baik bagi pertanian di Indonesia. [wisda/timhumas polbangtanbogor]

Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.