FGD Medan, Kementan Perkuat Kurikulum Polbangtan bagi Kebutuhan DuDiKa

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


FGD Medan, Kementan Perkuat Kurikulum Polbangtan bagi Kebutuhan DuDiKa
POLBANGTAN MEDAN: Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini membuka FGD terkait Peninjauan Kurikulum Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan didampingi Wakil Direktur I Nurliana Harahap [kanan].

Medan, Sumut [B2B] - Empat tahun setelah transformasi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian [STPP] menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] maka Kementerian Pertanian RI melakukan peninjauan kurikulum, mengingat tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri serta Dunia Kerja [DuDiKa] terhadap lulusan Polbangtan yang siap pakai dan profesional bidang pertanian dan perkebunan.

Upaya tersebut dilakukan Polbangtan Medan, dengan menggelar Focus Group Discussion [FGD] terkait Peninjauan Kurikulum Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan. Saat ini Polbangtan Medan mengelola tiga program studi [Prodi] yakni Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan [PPB], Penyuluhan Perkebunan Presisi [PPP]  dan Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan (TPTP). 

Kegiatan FGD berlangsung di Hotel Santika Premiere Dyandra, Medan pada Senin [7/11] dengan metode round table, guna menghasilkan blue print tentang Perubahan Kurikulum Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan di Polbangtan Medan.

FGD yang dibuka oleh Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini menghadirkan pejabat terkait dari Kementerian Tenaga Kerja RI. Hadir di antaranya Ketua DPW Perhiptani Sumut, Kadis TPH Pemprov Sumut dan sejumlah Kadistan pemerintah kabupaten di Sumut dan mitra DuDiKa di Sumatera bagian utara.

Langkah Polbangtan Medan sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo tentang lulusan yang dihasilkan oleh pendidikan vokasi di lingkup Kementan adalah lulusan yang berdaya saing, inovatif dan kreatif. 

"Oleh karenanya, SDM Pertanian yang dihasilkan harus memiliki kompetensi yang diakui dan sesuai dengan kebutuhan DuDiKa," katanya.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa generasi milenial adalah kunci, dan pertanian modern adalah solusi untuk menarik generasi muda untuk terlibat dalam bisnis pertanian.

“Pertanian saat ini berbeda dengan sebelumnya. Kita masuk era pertanian internet of things dan artificial intelligent. Satelit sudah main. Bukti pertanian itu keren. Mental tak mudah menyerah, mandiri, adaptif, inovatif serta disiplin tinggi yang menjadi modal dasar keberhasilan pembangunan pertanian," katanya.

Dia menambahkan strategi Kementan, terus mencari peluang membangun ekosistem kewirausahaan bagi generasi muda, guna mengoptimalkan pemanfaatan potensi demografi tersebut. Pengembangannya, dengan mengedepankan kolaborasi bersama bersama berbagai pihak terutama DuDi.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan bahwa mahasiswa Polbangtan Medan adalah regenerasi petani yg masuk dalam kategori milenial, maka kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi pada DuDiKa dan kebutuhan masyarakat, sehingga diperlukan peninjauan kurikulum.

"Penyuluhan harus berorientasi modern, terpadu, memanfaatkan teknologi digital dalam bentuk visualisasi yang menarik. Penyuluh ahli harus disesuaikan dengan SKKNI No 162 tahun 2021," katanya. 

Yuliana menambahkan kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu, yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yg ditetapkan.

Pendidikan vokasi disesuaikan dengan UU No 12 Tahun 2012 yang berorientasi pekerjaan. Kompetensi meliputi attitude, knowledge, skills, experience, responsibility, accountability dengan Lima Dimensi Kompetensi: task skills, task management skills, contingency management skills, job role/environment skills dan transfer skills.

"Pada dunia kerja yang diutamakan adalah standar kompetensi okkupasi yakni khusus, internasional dan nasional. Dalam menyusun kurikulum, perlu diketahui mahasiswa yang dihasilkan mau jadi apa? Tupoksinya apa?," kata Yuliana.

Hal itu, katanya, yang menjadi tujuan FGD, untuk mendapat masukan terkait kurikulum terbarukan yang sesuai kebutuhan DuDiKa pada Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan dan meningkatkan jejaring kemitraan dengan stakeholders terkait penyuluhan dan teknis pertanian. [ira/timhumaspolbangtanmedan]

Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.