Polbangtan Kementan Bangun Kemitraan Strategis Sektor Pertanian Jawa Timur
Millennial Farmers are the Target of Indonesia East Java`s Grant Program
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani

Malang, Jatim [B2B] - Kementerian Pertanian [Kementa] melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang [Polbangtan Malang] menyelenggarakan Koordinasi dan Audiensi Penerima Manfaat bersama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan [BBPPTP] Surabaya, di BPP Sumbermanjing Wetan [Komoditas Kakao] dan BPP Ampelgading [Komoditas Kopi], Jawa Timur.
Untuk memastikan sektor pertanian terus berjalan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengungkapkan pentingnya peran serta generasi muda dalam meneruskan pembangunan pertanian.
Menurutnya, saat ini petani di Indonesia didominasi oleh usia lanjut hingga Kementan terus mengupayakan percepatan regenerasi petani.
"Kami yakin petani milenial mampu menggerakkan roda pembangunan pertanian Indonesia. Selain cerdas, petani milenial juga inovatif. Mereka selalu menemukan cara bagaimana meningkatkan produksi, menjual produk pertanian yang bagus dengan produktivitas, kualitas dan kontinuitas yang terus meningkat," papar Dedi.
Dedi menambahkan bahwa generasi milenial sudah saatnya untuk mengambil peranan dengan melanjutkan tongkat estafet pembangunan pertanian yang telah diupayakan oleh petani terdahulu.
"Salah satu upaya mempercepat regenerasi petani adalah melalui program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services [YESS] yang fokus untuk menjaring generasi milenial di pedesaan untuk menjadi petani serta wirausaha pertanian milenial", ungkapnya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Terpadu [BBPPTP] Surabaya bersama Pusat Pengembangan Industri Usaha Kecil dan Menengah [PPIU] Jawa Timur menggelar kegiatan koordinasi dan audiensi dengan penerima manfaat Program YESS di Kabupaten Malang, pada Kamis [30/11].
Dalam kegiatan ini, terdapat pembinaan dan pengawalan program. Selain itu, 13 orang penerima manfaat telah menjalani pelatihan budidaya kakao di PT Mars, dan dua orang telah terlatih dalam quality control di PT Cargill.
Dengan demikian, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembinaan dan pengawalan yang berkelanjutan, kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk BBPPTP Surabaya, staf BPP Sumbermanjing Wetan dan Ampelgading, serta PPIU Jatim dengan perwakilan dari berbagai unit seperti Field Advisor [FA], Mobilizer, Fasmud, dan SS.
Acara ini dibuka oleh koordinator BPP masing-masing kecamatan, sementara narasumber dari Tangman selaku perwakilan dari BBPPTP Surabaya memberikan paparan mengenai Optimalisasi Pengendalian Hama dan Kendala pada Komoditas Kakao dan Kopi.
"Petani milenial harus dapat mengintegrasikan pertanian dan peternakan. Dari kebun kembali ke mandant. Dari mandant remblai ke kebun," ujar Tangman.
Tangman berharap, melalui kegiatan ini dapat menghasilkan zero waste dari kegiatan pertanian.
Dalam konteks komoditas kakao dan kopi, BBPPTP Surabaya menekankan penggunaan bahan organik olahan sendiri untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit.
"Sama seperti manusia, bila memiliki imun yang kuat maka dapat pulih dari penyakit. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus kepada tanaman dengan teknik budidaya tepat, pemupukan berimbang, sanitasi, dan pengendalian hama penyakit secara intensif," tambah Tangman.
Kendala yang dihadapi oleh petani milenial komoditas kopi dan kakao, seperti hama dan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), menjadi fokus utama dalam pertemuan ini. BBPPTP memberikan pengarahan mengenai pengenalan hama penyakit, pengendaliannya, serta memberikan tips dan trik untuk mencegahnya.
Pada pertemuan ini juga, diumumkan bahwa kegiatan serupa akan dilaksanakan di Kabupaten Pasuruan dan Pacitan sebagai upaya perluasan dampak program YESS di masa mendatang.
Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama antara BBPPTP Surabaya dan penerima manfaat Program YESS, serta menghasilkan petani milenial yang lebih tangguh dan inovatif di bidang pertanian.
Malang of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.