Gandeng Bina Swadaya, Kementan Dukung Peternakan Sapi Organik Pasuruan

Millennial Farmers are the Target of Indonesia`s East Java`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Gandeng Bina Swadaya, Kementan Dukung Peternakan Sapi Organik Pasuruan
PROGRAM YESS JATIM: Dalam diskusi hangat di BPP Tutur, Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana mengemukakan beberapa aspek penting kolaborasi yakni pembentukan kluster sesuai dengan kebutuhan seperti kluster untuk peternak sapi perah.

Pasuruan, Jatim [B2B] - Guna mendukung pengembangan peternakan sapi organik oleh peternak milenial di Provinsi Jawa Timur, Kementerian Pertanian RI menggandeng Bina Swadaya di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan untuk kolaborasi pembentukan kluster agribisnis sesuai kebutuhan di antaranya kluster bagi peternak sapi perah, merespons kebutuhan spesifik pada subsektor peternakan organik.

Kolaborasi dengan Organisasi Bina Swadaya di Pasuruan diinisiasi oleh Polbangtan Malang selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] dari Program Youth Enterpreneurship And Employment Support Services [YESS] di Jawa Timur pada diskusi yang dihadiri Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana bersama Bina Swadaya Kecamatan Tutur, penyuluh dan peternak sapi perah Tutur dan Nangkojajar pada Jumat [1/9].

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian bersama Program YESS, untuk mendorong dan mendukung generasi milenial membangun pertanian modern yang sesuai dengan tuntutan zaman, menuju pertanian maju, mandiri dan modern.

“Modern itu berarti di dalamnya kita bicara SDM. Bagaimana mau cepat kalau masih pakai kendaraan kemarin. Bagaimana mau maju kalau ilmunya, teknologinya, mekanisasinya masih seperti yang kemarin,” katanya.

Hal senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern memerlukan penyiapan dan pencetakan SDM pertanian unggulan.

“Pengusaha pertanian milenial diharapkan mampu menjadi resonansi penggebuk tenaga muda di sekitarnya untuk menjadi SDM pertanian unggulan yang mampu menggenjot  pertanian menjadi maju, mandiri dan modern," katanya.

Diketahui, Program YESS merupakan kerjasama Kementan dengan International Fund for Agriculture Development [IFAD] bagi regenerasi sektor pertanian di antaranya pendampingan usaha, dengan mengupayakan fasilitasi bagi petani milennial, salah satunya dihubungkan dengan para stakeholder, yang diupayakan Polbangtan Malang selaku PPIU YESS Jatim kolaborasi dengan Organisasi Bina Swadaya di Kabupaten Pasuruan.

Dalam diskusi yang berlangsung hangat di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Kecamatan Tutur, Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana mengemukakan beberapa aspek penting kolaborasi yakni pembentukan kluster sesuai dengan kebutuhan seperti kluster untuk peternak sapi perah.

"Hal ini menunjukkan komitmen merespons kebutuhan yang sangat spesifik pada subsektor peternakan organik. Sapi perah organik menjadi sorotan penting, karena dapat menciptakan resonansi kuat di kalangan petani milenial. Ini bukan hanya tentang pertanian, juga bagaimana mengelola peternakan dengan prinsip organik berkelanjutan," kata Udrayana yang akrab disapa Uud.

Kendati demikian, dia mencatat bahwa proses budidaya sapi perah organik sangat variatif dan tantangan tersendiri, terutama dalam pemberdayaan masyarakat peternak. Guna mengatasi kendala tersebut, PPIU Jatim memfungsikan BPP sebagai Business Development Service Provider [BDSP], wadah yang akan memberikan konsultasi terkait pertanian dan peternakan dari hulu hingga hilir.

"Poin pentingnya, Program YESS tidak membatasi komoditas apa pun, termasuk sapi perah. Kolaborasi yang diusung bertujuan memperkuat dan mendukung pengembangan peternak sapi perah tumbuh lebih kuat dan bersama-sama meraih kesuksesan," kata Uud.

Nana Qomariyah mewakili Bina Swadaya menjelaskan tentang eksistensi awal mereka untuk menyiapkan pasar sebagai langkah awal. Kolaborasi dengan offtaker susu segar maupun olahan, hal itu bukti nyata dari komitmen menciptakan pasar berkelanjutan bagi produk susu organik.

"Prinsip keberlanjutan sangat dipegang teguh, maka Bina Swadaya mengirimkan petani muda untuk pelatihan bagi  pengembangan usahanya. Tujuan akhirnya, menjadikan Nongkojajar sebagai produsen susu organik terkemuka di Indonesia," katanya.

Nana Qomariyah menambahkan, Bina Swadaya juga membagikan strategi ´enumerasi´ yang mencakup berbagai jenis pelatihan termasuk pelatihan kelembagaan, pelatihan peternak organik andal, pelatihan perlakuan sapi di kandang serta pelatihan kandang dan pakan,"

Aliansi Organik Indonesia juga akan dibentuk melalui kegiatan pendampingan dan pelatihan, serta pembentukan Unit Pamor [Penjamin Mutu Organik] sehingga produk susu organik yang dihasilkan akan mendapatkan sertifikasi yang makin meyakinkan konsumen.

Pada diskusi di BPP Tutur, beberapa peternak membagikan pengalamannya. Saat ini, mereka sudah tidak menggunakan pupuk kimia dan telah beralih ke pupuk organik. Mereka telah memulai dari langkah-langkah lebih mudah dan secara bertahap merasakan manfaat dari praktik pertanian organik, yang bermanfaat bagi ternak sapi dan peternaknya.

Tak hanya itu, peternak organik lain menyoroti pentingnya prinsip animal welfare dalam budidaya sapi. Sapi dirawat sesuai dengan prinsip ´lebih bahagia dan sehat´.

Uud menambahkan, kolaborasi Kementan melalui Program YESS menjadi langkah penting pengembangan peternakan sapi perah organik di Indonesia. "Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan subsektor ini tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan dan bermanfaat bagi peternak dan masyarakat luas." [didit/timhumasyessjatim]

Pasuruan of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.