Pertanian Kokoh, Kementan Tanamkan Orientasi Bisnis pada Petani Milenial

Millennial Farmers Development the Target of Indonesia East Java`s Grant Program

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Pertanian Kokoh, Kementan Tanamkan Orientasi Bisnis pada Petani Milenial
PROGRAM YESS JATIM: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [berdiri] menumbuhkan semangat petani milenial Jawa Timur didampingi Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah [kanan] dan Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana [kiri].

Pasuruan, Jatim [B2B] - Regenerasi petani bagi keberlanjutan pembangunan pertanian nasional, terus diupayakan oleh Kementerian Pertanian RI, utamanya generasi milenial di pedesaan melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS] yang didukung International Fund for Agriculture Development [IFAD].

Komitmen Kementan bagi regenerasi petani dikemukakan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi saat mengunjungi kebun paprika yang dikembangkan petani  milenial Ghosiyah, Jumat [30/9] di Desa Tlogosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

"Kementan bersama Program YESS berupaya mewujudkan regenerasi petani dengan meningkatkan kompetensi SDM dari pedesaan serta menambah jumlah wirausahawan muda di bidang pertanian," katanya didampingi Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana dan sejumlah tim dari Program YESS Jatim.

Menurut Dedi Nursyamsi, Kementan melalui Program YESS melakukan pendampingan serta bimbingan manajemen bisnis, literasi keuangan dan bantuan modal terbukti mampu meningkatkan kapasitas produksi serta meningkatkan pendapatan petani milenial di pedesaan.

"Pertanian saat ini tidak seperti dulu. Tidak hanya soal tanam, tapi harus berorientasi bisnis. Pertanian bicara bagaimana proses pra budidaya, budidaya, perawatan, panen, hingga pasca panen. Intinya bagaimana kita bisa meningkatkan produktivitas hingga hasilkan cuan," katanya lagi.

Hal itu, kata Dedi Nursyamsi, sejalan dengan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada insan-insan pertanian, terutama petani milenial, mendukung terciptanya pertanian yang kokoh. Mengingat peran vital pertanian sebagai penyedia utama pangan, lapangan pekerjaan dan penentu stabilitas nasional.

"Pertanian yang kokoh dibutuhkan karena pertanian merupakan penyedia utama bahan pangan sekaligus lapangan pekerjaan, bahkan menyokong kestabilan ekonomi," kata Mentan Syahrul tiap kali bertemu insan-insan pertanian dalam kunjungan kerjanya di daerah.

Menurut Mentan, capaian pembangunan pertanian telah mengukir prestasi membanggakan, khususnya keberhasilan swasembada beras. Terbukti, tidak adanya impor beras selama tiga tahun terakhir, yang diakui lembaga internasional, Badan Pangan Dunia/Food Agriculture Organization [FAO] dan International Rice Research Institute [IRRI].

"Keberhasilan tersebut, merupakan hasil kerja bersama, prestasi seluruh insan pertanian, dimulai dari pedesaan. Sebagian besar budidaya pertanian dan peternakan dilakukan di desa, dengan demikian, penguatan usaha tani dan kapasitas SDM di pedesaan mutlak dibutuhkan," katanya.

Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah menambahkan bahwa Program Aksi BPPSDMP, salah satunya menumbuhkan wirausahawan muda pertanian. Kementan menargetkan 2,5 juta petani milenial, dan Program YESS menjadi salah satu pendongkrak mewujudkan target tersebut. 

"Ghosiah telah membuktikan bahwa sektor pertanian sangat terbuka dan memberikan peluang bagi siapa saja yang ingin maju. Tak hanya pria, wanita pun bisa menjadi wirausaha sukses di sektor pertanian tanpa harus meninggalkan perannya sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya,” kata Munifah. [didit/timhumasyessjatim]

Pasuruan of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.