Pemangkasan Kopi, Kementan Ajak Petani Sidikalang Rutin 3 Kali Setahun

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Pemangkasan Kopi, Kementan Ajak Petani Sidikalang Rutin 3 Kali Setahun
POLBANGTAN MEDAN: Dosen Polbangtan Medan, Silvia Nora [hijab] mengajak petani kopi di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumut melakukan pemangkasan kopi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi kopi kualitas ekspor tersebut.

Dairi, Sumut [B2B] - Pemangkasan merupakan bagian penting dari budidaya kopi agar paparan sinar matahari tak terhambat naungan, guna merangsang pembungaandan mempermudah proses penyerbukan. Sebaliknya, tanpa pemangkasan, tajuk tanaman menjadi lembab sehingga rentan terhadap jamur dan serangga.

Kiat tersebut menjadi pokok bahasan Pengabdian Masyarakat [PM] oleh Kementerian Pertanian RI yang dilakukan Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] bagi Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kelautan [BP3K] pada Poktan Satu Padi di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara selama tiga hari, 15 - 17 November 2022.

Kegiatan PM dilakukan oleh dosen Polbangtan Medan, Silvia Nora untuk mengingatkan petani kopi Sidikalang tentang pentingnya Pemangkasan Kopi, sebagai tindakan kultur teknik yang harus rutin dilakukan tiga kali dalam satu tahun, dan sebaiknya dilakukan pada musim hujan.

Dosen Silvia Nora hadir didampingi Koordinator Penyuluh BPP Sidikalang dan penyuluh setempat, serta hadir 10 petani yang merupakan anggota kelompok tani [Poktan] Satu Padi di Kecamatan Sidikalang, Dairi.

Hal itu sejalan dengan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang terus mendorong agar ekspor kopi Indonesia terus meningkat, ditargetkan hingga tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan sehingga mendukung peningkatan kesejahteraan petani kopi.

"Produsen di hulu dan eksportir di hilir meningkatkan kerjasama sehingga pertumbuhan ekspor kopi sesuai target, bahkan lebih. Harus dibantu oleh stakeholders di kopi seperti penyuluh di sentra produsen kopi," katanya.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi bahwa petani kopi harus mengetahui proses pertanian dari hulu sampai ke hilir. 

"Dari mengolah lahan sampai pengemasan hingga pemasaran dan penjualan. Hal itu akan menjadi nilai lebih buat petani. Penyuluh memiliki peran vital untuk meningkatkan pengetahuan SDM pertanian didukung oleh UPT vokasi pendidikan Kementan," kata Dedi.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan komoditas kopi menjadi primadona, apalagi Sumut, salah satu dari lima provinsi terbanyak penghasil kopi. Total produksinya 76,59 ribu ton atau setara 10% dari total prosuksi nasional pada 2020. 

"Minum kopi menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia, khususnya di Sumut, sehingga juga berperan dalam pengembangan hilirisasi produk olahan kopi," katanya.

Dosen Silvia Nora mengingatkan petani kopi untuk rutin melakukan pemangkasan kopi secara rutin tiga kali dalam satu tahun. Pasalnya, ada petani yang tidak pernah melakukan lantaran belum mengetahui cara pemangkasan, yang dibiarkan rimbun sehingga produksi tidak pernah maksimal.

"Petani pun diajak praktik di kebun kopi petani serta menjelaskan fungsi tanaman penaung," katanya.

Sebagaimana diketahui, kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon dalam famili rubiaceae dan genus coffea. Secara alami, memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Kendati demikian, akar tunggang hanya dimiliki tanaman berupa bibit semaian [okulasi] yang batang bawahnya merupakan semaian.

Pada kopi robusta, bunga dapat berkembang pada cabang yang umurnya kurang satu tahun. Sementara kopi arabika, cabang berumur hingga dua tahun masih dapat menghasilkan bunga. 

"Tanpa pemangkasan, cabang-cabang tua akan terus tumbuh dan menghambat berkembangnya cabang-cabang muda yang lebih produktif. Keadaan ini jika dibiarkan akan menurunkan produktivitas tanaman," kata Silvia Nora. [ira/timhumaspolbangtanmedan]

Dairi of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.