Konsepsi Jejaring Pasar CSA Pacu 117 KEP di 24 Kabupaten Tembus Pasar Modern
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Jakarta [B2B] - Konsepsi Jejaring Pasar [Market Linked] dari Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] menunjang kemampuan 117 Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] menembus pasar. KEP dipercaya memasok produk olahan hasil pertanian ke pusat jajanan, mini market, toko oleh-oleh, food court dan jejaring retail modern.
KEP selaku cikal bakal ´korporasi petani´ turut disasar CSA, karena bukan hanya berkutat pada budidaya tanaman [on farm] juga mengembangkan produk olahan [off farm] dan menembus pasar melalui jejaring pasar oleh KEP dalam skala ekonomi berbasis kawasan pertanian di lokasi kegiatan Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] bersama Kementerian Pertanian RI.
Program SIMURP bergulir sejak 2021 hingga 2023 pada 24 kabupaten di 10 provinsi melibatkan 117 Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] dalam menggelar Bimbingan Teknis [Bimtek] bertajuk Market Linked bagi 117 KEP, dengan melibatkan petani muda/milenial di lokasi SIMURP.
Upaya Program SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mendorong, mendukung dan mengawal petani mengembangkan hilirisasi produk seperti dinistruksikan Presiden RI Joko Widodo, agar petani membentuk KEP sebagai cikal bakal dari korporasi petani.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan petani untuk mengembangkan produk olahan dari hasil pertanian, sehingga tidak lagi menjual produk mentah [raw product].
"Petani jangan lagi berfikir tanam, petik lalu jual. Bukan lagi jamannya, petani bekerja sendiri-sendiri. Harus berjamaah seperti di KEP dan KWT didampingi penyuluh," katanya.
Direktur NPIU SIMURP Kementan, Bustanul Arifin Caya mengatakan KEP dikembangkan SIMURP mengingat keberadaan Poktan maupun Gapoktan, yang belum memiliki kekuatan hukum kerapkali menjadi tidak berdaya apabila menghadapi permasalahan yang terkait pengembangan usaha, karena dianggap tidak memiliki kekuatan hukum.
Sementara Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan SIMURP mengajak Poktan maupun Gapoktan yang berhasil mengembangkan usaha tani berkelompok, yang memenuhi persyaratan, untuk ditingkatkan kemampuan dan kapasitas membentuk KEP.
Dia menambahkan, konsepsi market linked SIMURP dimulai dari identifikasi dan menemukan pengusaha pertanian atau petani maju lokal yang mau dan mampu menjadi penggerak para petani di sekitanya untuk menumbuhkembangkan KEP dan menjadi mitra usaha yang saling menguntungkan.
"BPP sebagai pusat kegiatan pembelajaran petani, konsultasi agribisnis dan jejaring kemitraan di tingkat kecamatan, perannya sebagai inisiator untuk mengoordinasikan penumbuhkembangan KEP tersebut," kata Sri Mulyani.
Upaya SIMURP tersebut berlangsung sejak 2021. Diawali pada 17 kabupaten di delapan provinsi melibatkan 76 BPP. SIMURP menggelar Bimtek Market Linked bagi 113 calon pengusaha tani muda, dengan fasilitasi sarana dan prasarana bagi 76 KEP yang berlangsung di 76 BPP.
Berlanjut ke 2022 pada 24 kabupaten di 10 provinsi didukung 117 BPP. Kembali menggelar Bimtek Market Linked bagi 41 calon pengusaha petani muda/milenial di 41 BPP [lokasi baru]. SIMURP mendukung bantuan operasional untuk pengolahan dan pemasaran hasil olahan produksi pertanian.
Kemudian pada 2023 masih pada 24 kabupaten di 10 provinsi, digelar Bimtek Market Linked bagi 117 KEP tetap melibatkan petani muda atau milenial di lokasi SIMURP.
"Kegiatan SIMURP bagi KEP sejak 2021 hingga 2023, memberi output dan outcome berupa meningkatnya kemampuan 117 pengurus KEP di lokasi SIMURP dalam pengelolaan KEP," kata Sri Mulyani.
Kerja keras, keuletan dan kinerja KEP diapresiasi SIMURP melalui SIMURP Award 2023. Dari 117 KEP binaan SIMURP terpilih KEP Terbaik yakni KEP Bina Mandiri Sejahtera di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat; KEP Arutala Agro [Purwodadi] Jawa Tengah; KEP Sukses Bersama [Pinrang] Sulawesi Selatan; KEP Bumi Lestari [Jember] Jawa Timur. [timsimurp kementan]
Jakarta [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 24 districts in 10 provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
