Inovasi CSA Ubah Penyuluhan Pertanian jadi `Panggung Atraktif` bagi Petani

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Inovasi CSA Ubah Penyuluhan Pertanian jadi `Panggung Atraktif` bagi Petani
PROGRAM SIMURP: Penyuluh Subang Deky Budiman [kiri] bersama sejawat di BPP Cipunagara berupaya mengembangkan peran sebagai inovator, organisator, komunikator dan fasilitator bagi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. [Foto: YouTube]

Jakarta [B2B] - Inovasi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] dari Program SIMURP mengubah kegiatan penyuluhan menjadi ´panggung atraktif´ bagi petani. Bergulir sejak 2019 hingga 2023, SIMURP tak kesulitan ´melahirkan´ 562 penyuluh berwawasan CSA di 24 kabupaten pada 10 provinsi.

Dari 562 penyuluh yang dilatih Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] satu di antaranya adalah Deky Budiman, penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Cipunagara di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

Kinerja dan terobosan Deky Budiman selaku penyuluh muda CSA yang menyasar generasi milenial via aneka platform media sosial online. Tanpa mengabaikan generasi baby boomer dengan pendekatan konvensional sehingga kedua generasi terjembatani melalui kombinasi pendekatan.

Dedikasi tersebut berbuah manis bagi Deky Budiman berupa SIMURP Award 2023. Apresiasi serupa diberikan pada penyuluh Rudi Efendi Hasibuan dari BPP Sei Rejo, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut; Hikmah Agustin [BPP Pejagoan] Kebumen, Jateng; Bestyan Fikri Dyah Ghoriza [BPP Ajung] Jember, Jatim dan Fatimatuzzuhrok [BPP Praya Tengah] Lombok Tengah, NTB.

Bersama tim penyuluh di bawah kendali Koordinator BPP Cipunagara, Deky Budiman dan enam penyuluh membawahi wilayah kerja 10 desa, dengan komoditas unggulan padi sawah pada total lahan 4.989 hektar di Kabupaten Subang.

Upaya Program SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa tugas dan fungsi Penyuluh harus ditingkatkan selaku pendamping dan pengawal petani meningkatkan produktivitas pertanian.

"Sektor pertanian sangat strategis sebagai salah satu pilar ketahanan negara. Pertanian membutuhkan SDM yang tangguh dan menguasai budidaya hingga teknologi," katanya.

Program SIMURP berkontribusi pada pembangunan pertanian, menunjang peningkatan produksi pertanian, produktivitas, indeks pertanaman [IP], pendapatan petani dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca [GRK].

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa penyuluh adalah garda terdepan pembangunan pertanian.

“Pembangunan pertanian diawali dari SDM pertanian di antaranya petani, penyuluh dan stakeholder pertanian, sementara penyuluh merupakan agent of change," katanya.

Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP mendorong penyuluh berwawasan CSA melaksanakan identifikasi sumber daya alam [SDA], sumber daya manusia [SDM] dan kelembagaan petani.

"Diikuti identifikasi potensi dan permasalahan, latihan dan kunjungan, penyuluhan dan layanan konsultasi teknologi budidaya, pendampingan penerapan teknologi sesuai spesifik lokasi yang efektif dan efisien," katanya.

Tak kalah penting, kata Bustanul, membangun jejaring kemitraan, layanan konsultasi bisnis, memfasilitasi permodalan dan asuransi.

Sementara Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani mengatakan CSA SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak.

"SIMURP terus mendorong dan mengawal penyuluh sebagai inovator, organisator, komunikator dan fasilitator untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap pelaku utama dan pelaku usaha pertanian," katanya.

Kegiatan CSA bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim, antisipasi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK] dan meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi [DI] Program SIMURP. [timsimurpkementan]

Jakarta [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 24 districts in 10 provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.