Bimtek Madiun, Polbangtan Kementan Tumbuhkan Jiwa Wirausaha Pemuda Tani
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Malang
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Madiun, Jatim [B2B] - Kementerian Pertanian RI terus menggaungkan pentingnya penerapan Smart Farming untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas sektor pertanian dalam menghadapi tantangan masa depan.
Kementerian Pertanian RI bersama Komisi IV DPR RI menggelar kegiatan Bimbingan Teknis [Bimtek] yang difasilitasi Polbangtan Malang di Madiun, Sabtu [15/4].
Bimtek bertajuk ´Penumbuhan Wirausahawan Muda dalam Pengembangan Smart Farming´ dibuka oleh Anggota DPR Mindo Sianipar didampingi Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat [UPPM] Suhirmanto mewakili Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana dan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Pemkab Madiun, Sumanto.
Upaya Polbangtan Malang selaku Unit Pelaksana Teknis [UPT] pendidikan Kementan, Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] di Provinsi Jawa Timur sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, yang terus mendorong penerapan program smart farming di Indonesia.
"Smart Farming adalah solusi pasti bagi peningkatan nilai tambah produk pertanian sekaligus meningkatkan efisiensi sehingga perbaikan ekonomi dan peningkatan produksi bisa diwujudkan," katanya.
Mentan Syahrul menambahkan percepatan menuju pertanian modern dapat diwujudkan secara cepat apabila program tersebut dikembangkan secara baik. Efektif dan efisien terkait tenaga, waktu dan biaya produksi dapat ditekan hingga 30%.
“Dengan efisiensi, marginnya bisa kita naikkan. Saya kira semua bisa kita wujudkan dengan kebersamaan. Ingat, pertanian memberi keuntungan dan kebaikan,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa saat ini adalah eranya generasi milenial mengambil peran dan kesempatan di pertanian.
Menurutnya, kemajuan pertanian harus didukung petani milenial karena memiliki semangat inovasi yang tinggi, untuk melakukan cara-cara yang baru terhadap penanganan pertanian maju, mandiri, dan modern.
“Di era 4.0 ini ada lima hal yang harus di pegang oleh petani milenial yakni rencana, antusias, ilmu pengetahuan, keterampilan dan aksi nyata. Jika itu semua ada di genggaman kalian, impianmu pasti akan terwujud," kata Dedi Nursyamsi.
Kabadan mengingatkan untuk menghilangkan paradigma ´petani itu miskin´. Mulailah mengelola dengan serius budidaya, hilirisasi produk, hingga pengembangan pasarnya, pasti akan lebih mengembangkan ekonomi. Jangan hanya budidaya saja.
Anggota Komisi IV DPR RI, Mindo Sianipar mengatakan bahwa pada dasarnya profesi petani adalah pengusaha.
"Petani pengusaha yaitu petani yang bekerja dan berani mengambil resiko. Jika tidak atau belum menjadi pengusaha, maka perlu di-treatment untuk menjadi seorang pengusaha, salah satunya melalui Bimtek ini," katanya saat membuka kegiatan Bimtek.
Mindo Sianipar, politisi yang mencetuskan Program Mari Sejahterakan Petani [MSP] mendorong petani untuk menerapkan teknologi dalam aktivitas pertaniannya.
"Melalui Program MSP, maka Bimtek ini diharapkan dapat mendorong kemajuan pertanian, salah satunya Smart Farming," katanya lagi.
Kepala UPPM Polbangtan Malang, Suhirmanto mengatakan isu yang sedang berkembang saat ini, Indonesia dihadapkan pada dampak pandemi Covid-19 terhadap kehidupan petani, Perang Rusia dan Ukraina, ancaman krisis pangan global dan perubahan iklim.
"Kebutuhan akan pangan yang terus meningkat seiring jumlah pertambahan penduduk masih menjadi kebutuhan strategis dalam pembangunan pertanian," kata Suhirmanto dalam sambutannya.
Dia menambahkan, untuk mengantisipasi kondisi tersebut diperlukan peran petani milenial yang masih idealis dalam pengembangan pertanian secara cerdas yaitu Smart Farming.
Pendapat senada dikemukakan Kadistan Pemkab Madiun, Sumanto tentang peran penting petani milenial, dan telah hadir sejumlah petani milenial di Madiun saat ini. Potensi tersebut dapat diintervensi untuk pengembangan teknologi pertanian di Kabupaten Madiun.
“Kondisi data di Madiun saat ini memiliki 176 kelompok petani milenial atau sekitar 450 petani milenial yang sudah terdaftar pada dinas pertanian,” katanya.
Bimtek kali ini menghadirkan praktisi penerapan Smart Farming dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Sinau Tani, yang menjelaskan konsep pertanian masa depan, dengan penumbuhan wirausahawan muda di di bidang pertanian. [didit/timhumaspolbangtanmalang]
Madiun of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the PEPI Serpong, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
