Teh Kulit Kopi, Inovasi Mahasiswa PKL Polbangtan Kementan di Humbahas

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Teh Kulit Kopi, Inovasi Mahasiswa PKL Polbangtan Kementan di Humbahas
POLBANGTAN MEDAN: Mahasiswa PKL Polbangtan Medan di Humbahas; Mentan SYL Limpo dan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi serta Kapusdik Idha Widi Arsanti disertai Direktur Yuliana Kansrini apresiasi Kedai Kopi Mobile yang dikelola mahasiswa.

Humbahas, Sumut [B2B] - Inovatif dan kreatif lekat pada generasi milenial. Kulit kopi sebagai limbah, ternyata bisa diracik menjadi teh, Cascara namanya. Sementara petani kopi hanya memanfaatkan kulit kopi merah [cherry] untuk bahan baku pupuk kompos [organik].

Inovasi kreatif tersebut dilakukan mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dari Kementerian Pertanian RI pada Praktik Kerja Lapangan I [PKL] di Kabupaten Humbang Hasundutan [Humbahas] di Provinsi Sumatera Utara.

Kolaborasi dengan Gapoktan Mutiara Kasih di Desa Sirisirisi, Dolok Sanggul, Humbahas, mahasiswa PKL I Polbangtan Medan mengembangkan hasil panen kopi dari hulu ke hilir, memberi nilai tambah dari kulit kopi menjadi produk olahan bernilai jual. Mereka dibimbing Manat Samosir, pengelola kedai kopi Sitalbak Coffee.

Upaya mahasiswa Polbangtan Medan mewujudkan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo agar generasi milenial mendukung inovasi sektor pertanian, dengan menerapkan kunci sukses pendidikan vokasi.

"Kunci sukses tersebut adalah karakter, kompetensi, kritis dan kreatif. Pendidikan vokasi menuntut generasi milenial tangguh berkarakter petarung,” katanya.

Optimisme serupa dikatakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] yang mendorong mahasiswa Polbangtan selaku kandidat utama petani milenial mengelola pertanian dari hulu ke hilir, termasuk kopi, untuk meningkatkan nilai jualnya.

“Para petani millenial, mahasiswa dan calon mahasiswa, kalian adalah generasi penerus pertanian. Maksimalkan hasil produksi pertanian menjadi produk bernilai tambah," katanya.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengamini instruksi dan arahan Mentan dan Kabadan, agar petani milenial mendukung hadirnya produk olahan yang disukai pasar, utamanya teh kulit kopi dari Humbahas.

Setelah berupaya melalui trial and error, mahasiswa PKL I Polbangtan Medan di Humbahas mengolah dan meracik Cascara [teh kulit kopi] yang bercita rasa khas. Langkah berikut pengenalan didukung promosi dan pemasaran Cascara pada penikmat teh dan kopi agar lebih familier.

Kandungan Kafein
Cascara berasal dari bahasa Spanyol yang berarti "kulit", sedangkan dalam bahasa Inggris, Cascara merujuk kulit buah ceri kopi. Dari negara asal kopi, Ethiopia, kulit buah ceri kopi yang dikeringkan sudah dibuat menjadi teh sejak ribuan tahun yang lalu, dinamai ´Qishr´.

Pengelola Cafe & Resto Sitalbak Coffee, Manat Samosir apresiasi upaya dan keuletan mahasiswa Polbangtan bagi Cascara, yang segera masuk menu kedai kopinya.

"Saya senang melihat mahasiswa seperti kalian. Teruslah mencoba dan berinovasi. Jangan takut gagal, karena keberhasilan harus melalui kegagalan,” kata Manat.

Cascara adalah teh dari kulit kopi yang dikeringkan. Awam menganggap kandungan kafein setara kopi. Square Mile, salah satu coffee roaster di London, Inggris, melakukan riset laboratorium di Jerman, membuktikan kadar kafein Cascara sangat rendah.

Kendati diseduh dalam waktu lama pada suhu tinggi, kandungan kafein Cascara tetap rendah yakni 111.4 mg per liter sehingga layak dikomsumsi, seperti dilansir Beauty Journal. Mahasiswa Polbangtan pun melakukan uji coba untuk dapatkan hasil maksimal sebagai laporan PKL.

Diawali pelepasan kulit merah [cherry], penjemuran sekitar tujuh hari, agar kulit menjadi renyah, sehingga lepas dari penjemuran. Tahap proses pembuatan teh dengan alat seadanya, mahasiswa mampu melakukan tahapan proses sehingga didapat Cascara berwarna pekat merah, dengan aroma dan cita rasa khas. [timhumaspolbangtanmedan]

Humbahas of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, so the Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.