Kementan Gandeng Pemda & Swasta Dukung Petani Milenial Malang Manfaatkan CSR

Millennial Farmers are the Target of Indonesia East Java`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan Gandeng Pemda & Swasta Dukung Petani Milenial Malang Manfaatkan CSR
PROGRAM YESS JATIM: Kepala Bappeda Malang, Tomie Herawanto [kiri] dan Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana pada pertemuan dalam upaya pendampingan petani milenial melalui Forum CSR.

Malang, Jatim [B2B] - Kementerian Pertanian RI khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] mendorong regenerasi petani melalui 320 ribu petani milenial di pedesaan hingga 2025.

Upaya tersebut dilakukan Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] di Provinsi Jawa Timur melalui Polbangtan Malang didukung Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS] memfasilitasi kreativitas generasi milenial untuk memproduksi dan berwirausaha dalam bentuk Ekosistem Kewirausahaan Pertanian.

Program YESS merupakan program kerjasama Kementan dengan International Fund of Agriculture Development (IFAD) yang bertujuan regenerasi pada sektor pertanian. Saat ini Program YESS, melalui berbagai program yang diusung telah membantu mendorong terbentuknya Korporasi Petani Milenial [KPM] sehingga dapat membuka peluang akses pasar maupun kerjasama dengan pelaku usaha.

Polbangtan Malang selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] Jatim bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah [Bappeda] Kabupaten Malang yang merupakan District Coordination Team [DCT] menggelar pertemuan dalam upaya pendampingan petani milenial melalui Forum Corporate Social Responsibility [CSR] menjadi fokus utama Program YESS. 

Pertemuan diinisiasi Bappeda Malang bersama PPIU Jatim dihadiri Kepala Bappeda Malang, Tomie Herawanto; Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana; dan Project Manager PPIU YESS Jatim, Acep Hariri. Turut hadir pimpinan perusahaan dari PT Asal Jaya, PT Syngenta, Pertamina, PT Japfa Comfeed, PT Corteva Agriscience Seeds Indonesia dan PT Greenfield Indonesia serta pihak perbankan antara lain PT Bank Pembangunan Daerah Jatim, Bank BRI Cabang Malang dan Otoritas Jasa Keuangan [OJK] Malang.

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa pangan merupakan aspek paling strategis yang wajib dibangun bersama. Pasalnya, ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara.

"Ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara. Kalau krisis ekonomi itu kita mampu bertahan, kita bisa lewati. Krisis kesehatan, Covid 19 kita lewati, tapi kalau krisis pangan bisa berdampak pada yang lainnya. Jadi, kita harus betul-betul bersama menjaganya," katanya.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan petani milenial adalah penentu utama bagi perkembangan pertanian, dan melalui pendidikan yang tepat, mereka akan mampu menjadi pilar kuat dalam mendukung pertanian Indonesia ke depan.

"Guna mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri, dan modern, perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan," katanya.

Tujun pertemuan menjembatani petani milenial Kabupaten Malang melalui perwakilan korporasi petani sehingga dapat mendapatkan peluang bekerja sama dengan perusahaan pertanian dan peternakan.

Kepala Bappeda Malang, Tomie Herawanto mengatakan disain CSR akan diprioritaskan dan diimplementasikan pada 2023 atau 2024. Petani muda merupakan tumpuan ekonomi sehingga perlu kita fasilitasi dari hulu sampai dengan hilir.

"Kolaborasi petani milenial dengan stakeholders diharapkan dapat meningkatkan kapasitas SDM, dukungan finansial, advokasi kebijakan dan membangun jejaring serta kepemimpinan yang berkelanjutan," katanya.

Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana menilai peran Bappeda sebagai koordinator pelaksanaan Program YESS di daerah diharapkan dapat saling bersniergi untuk membangun jejaring petani milenial. 

"Seluruh struktur organisasi Program YESS dari tingkat nasional sampai kecamatan akan bersinergi membangun program untuk petani milenial. Pentingnya jejaring dan relasi bagi petani muda juga diakui sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi," katanya.

Sementara Project Manager PPIU YESS Jatim, Acep Hariri menyoroti kolaborasi petani milenial dengan stakeholders bagi peningkatan kapasitas SDM, dukungan finansial, advokasi kebijakan, membangun jejaring, program kepemimpinan, dan mendukung praktik berkelanjutan. 

Harapannya, tercipta kolaborasi baik permodalan maupun pelatihan. Skema KUR kompetitif juga diharapkan dapat sinergi dengan CSR. PPIU Jatim sudah menganggarkan dana untuk koordinasi dengan korporasi swasta.

Dalam pertemuan tersebut, sejumlah perusahaan swasta menyampaikan sejumlah Program CSR  dan kemitraan dengan petani milenial, termasuk pelatihan, pengembangan jejaring dan pemberdayaan komunitas petani. 

Acep Hariri menambahkan, Bank BRI dan Bank Jatim juga menawarkan program pembiayaan dan pendampingan keuangan bagi petani milenial. Selain itu, OJK mendukung literasi keuangan dan TPKAD mengadakan business matching bagi kelompok petani milenial dengan prospek yang baik.

"Melalui kolaborasi antara Program YESS, Bappeda Malang bersama sejumlah perusahaan diharapkan dapat membantu mendukung terciptanya regenerasi pertanian di Malang serta dapat mendukung pertumbuhan perekonomian daerah," katanya.

Sekretaris Bappeda Malang menekankan bahwa CSR akan menjadi tanggungjawab bersama, dan pelaksanaannya harus berkolaborasi dengan Bappeda tanpa harus selalu terlaporkan. 

"Evaluasi pertemuan ini akan dilakukan tahun depan untuk melihat progres dan hasilnya. Semua pihak berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan petani milenial dalam sektor pertanian di Kabupaten Malang," katanya lagi. [didit/timhumas yessjatim]

Malang of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Ministry, Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things.