Bimtek Jombang, Polbangtan Kementan Kenalkan Akses Modal KUR pada Petani Milenial

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Malang

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Bimtek Jombang, Polbangtan Kementan Kenalkan Akses Modal KUR pada Petani Milenial
POLBANGTAN MALANG: Bimtek dihadiri Anggota Komisi IV DPR RI, Ema Umiyyatul Chusnah; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, M Roni; Wadir III Polbangtan Malang, Andi Warnaen dan 100 petani milenial dari 21 Kecamatan di Kabupaten Jombang yang menjadi peserta Bimtek.

Jombang, Jatim [B2B] - Menyikapi kondisi perubahan lingkungan strategis yang terjadi disekitar kita, maka perlu antisipasi strategi untuk mengatasinya. Kondisi demikian terjadi pada seluruh sektor yang ada, salah satunya adalah sektor pertanian.

Melalui Kementerian Pertanian RI, Pemerintah RI terus berupaya membuat sektor pertanian lebih maju, mandiri, dan modern. Guna mewujudkan hal tersebut, Kementan terus berupaya melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam berbagai bidang yang terkait sektor pertanian.

Program peningkatan SDM pertanian, salah satunya melalui kegiatan dalam upaya meningkatkan kapasitas SDM melalui Bimbingan Teknis [Bimtek secara terstruktur.

Kegiatan Bimtek berlangsung di Hotel Fatma - Jombang pada Senin [3/4] bertujuan meningkatkan kemampuan menjadi pendamping petani, dengan implementasi cara membuat proposal yang baik agar dapat mengakses permodalan, utamanya Kredit Usaha Rakyat [KUR].

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mendorong petani agar lebih masif mengakses permodalan, utamanya KUR untuk mengembangkan usahanya di sektor pertanian secara mandiri.

Pemerintah menyediakan plafon KUR sebesar Rp450 triliun atau meningkat 20% dari 2022 sebesar Rp373 triliun. "Khusus KUR sektor pertanian ditargetkan bisa mencapai Rp103 triliun, salah satu sasarannya adalah petani milenial."

Sejalan hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi terus berkomitmen menghadirkan SDM yang andal dalam mengakses permodalan.

"Petani harus memiliki kemampuan manajerial yang memadai, terlebih menyangkut keuangan, untuk itu, segala sesuatunya harus dilakukan tercatat dengan cermat," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, pertanian modern memang membutuhkan pencatatan keuangan yang tersusun rapi. Tujuannya, memudahkan petani dalam melakukan evaluasi, karena usaha pertanian memiliki fluktuasi dari waktu ke waktu.

Kegiatan Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh merupakan kolaborasi antara Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dalam hal ini Polbangtan Malang dengan Komisi IV DPR RI menjadi bagian penting untuk mendukung kemajuan sektor pertanian.

Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana diwakili Wakil Direktur III Andi Warnaen mengatakan SDM yang tangguh akan menjadi tulang punggung untuk menggerakkan sektor pertanian, oleh karena itu perlu sinergi dan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait.

Bimtek dihadiri Anggota Komisi IV DPR RI, Ema Umiyyatul Chusnah; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, M Roni; Wadir III Polbangtan Malang, Andi Warnaen dan 100 petani milenial dari 21 Kecamatan di Kabupaten Jombang yang menjadi peserta Bimtek.

Dalam kegiatan Bimtek disampaikan materi tentang ´Akses KUR untuk Pembiayaan di bidang Pertanian´ yang disampaikan oleh Endy Rianto dari BNI 46 Jombang.

Endy Rianto mengatan bahwa pemanfaatan pembiayaan melalui KUR akan banyak membantu kegiatan agribisnis pertanian dari hulu hingga hilir. Oleh karenanya, Bimtek untuk petani milenial, agar dapat mengakses KUR merupakan langkah terobosan yang sangat strategis.

Materi kedua tentang ´Akselerasi Eksport Komoditas Pertanian´ yang disampaikan oleh Sunarto, dosen Polbangtan Malang. Materi tersebut merupakan bagian program prioritas Kementan yakni Gerakan Tiga Kali Ekspor disingkat Gratieks.

“Di Kabupaten Jombang dengan melihat potensi pertaniannya, peluang melakukan ekspor sangat terbuka lebar. Perlu adanya inisiasi pendampingan program ekspor kepada petani milenial yang mulai merintisnya,” kata Sunarto.

Andi Warnaen menilai kedua materi sangat sesuai dengan program akselerasi pembangunan pertanian di Indonesia. Guna menggerakkan sektor pertanian secara masif, pemerintah melalui Kementan telah menyediakan anggaran pembiayaan di perbankan dengan skema KUR berjumlah triliunan rupiah. [didit/timhumaspolbangtanmalang]

Jombang of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the PEPI Serpong, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.