Ukur Emisi Gas Rumah Kaca, Penyuluh CSA Gunakan Sungkup Tertutup

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Ukur Emisi Gas Rumah Kaca, Penyuluh CSA Gunakan Sungkup Tertutup
PROGRAM SIMURP: BPP Praya sebagai salah satu pelaksana kegiatan SIMURP di Lombok Tengah, NTB mengukur emisi GRK oleh petani dan penyuluh menggunakan sungkup tertutup [closed chamber].

Lombok Tengah, NTB [B2B] - Pengambilan sampel dan pengukuran emisi gas rumah kaca [GRK] pada teknologi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] menerapkan sejumlah metode seperti closed chamber [sungkup tertutup] selain eddy covariance dan micro meteorological oleh penyuluh bersama petani CSA.

Kelebihan sungkup tertutup antara lain murah dan mudah dibawa ke lapangan [portabel] dan dapat dipakai mengukur suatu kawasan atau perlakuan tertentu dalam jumlah banyak sehingga banyak diterapkan mengukur emisi GRK pada CSA.

Teknologi CSA dikembangkan oleh Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] pada 24 kabupaten di 10 provinsi pelaksana SIMURP di antaranya Kabupaten Lombok Tengah di Provinsi Nusa Tenggara Barat [NTB].

Langkah SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa menjaga lingkungan juga sangat penting dilakukan dalam aktivitas pertanian.

"Di balik produktivitas yang kita genjot, lingkungan harus diperhatikan, yang bisa kita lakukan adalah menurunkan emisi gas rumah kaca atau GRK," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 29% dengan upaya sendiri di bawah business as usual [BAU] pada 2030, sementara dengan dukungan internasional hingga 41%.

"Kita butuh aksi adaptasi. Setiap aksi yang dilakukan, untuk mengantisipasi dampak buruk perubahan iklim serta menjaga kedaulatan pangan. Hal ini menjadi prioritas utama pembangunan pertanian," katanya.

Dedi Nursyamsi mengatakan, dibutuhkan juga aksi mitigasi, dimana setiap aksi harus bertujuan pada penurunan emisi GRK, tetapi harus mendukung upaya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.

"Sudah ada inovasi teknologi mitigasi GRK yang diterapkan petani seperti menerapkan pengairan berselang, penggunaan bahan organik matang, varietas padi rendah emisi metana paket teknologi Climate Smart Agriculture atau CSA." katanya.

Sungkup Tertutup
Pemanfaatan sungkup tertutup dilakukan oleh penyuluh CSA dari Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Praya, satu dari enam BPP pelaksana SIMURP di Lombok Tengah, NTB. Pengambilan dan pengukuran sampel dilakukan pada lahan kelompok tani [Poktan] Subur Makmur pada Selasa [30/1].

Pengukuran pertama pada varietas Inpari 32 usia 30 hari sesudah tanam [HST] dan pengukuran kedua untuk 60 HST. Sampel yang diambil dikumpulkan sesuai kebutuhan dan kemudian dikirim ke Balai Pengujian Standar Instrumen [BSIP] lingkungan pertanian di Pati, Jawa Tengah.

Sungkup tertutup terbuat dari polycarbonate dengan kerangka dan penampang dari aluminium. Ada pula sungkup yang terbuat dari paralon. Bentuk dan ukuran sungkup berbeda-beda seperti balok, silinder dan kotak tergantung penerapannya.

Sungkup berfungsi menangkap sampel gas CH4, CO2 dan N2O pada saluran drainase atau permukaan air di lahan  pertanian. Pengambilan sampel di saluran drainase dan bendungan umumnya memakai sungkup berbentuk silinder yang terbuat dari pipa berdiameter 20 cm, tinggi 80 cm dan ketebalan gabus [styrofoam] 30 cm sebagai pelampung.

Pada bagian bawah tabung setinggi 5 cm diberi lubang melingkar. Sedangkan pengambilan contoh gas di lahan perkebunan kelapa sawit dilakukan menggunakan sungkup yang berbentuk balok berukuran 50 cm x 50 cm x 40 cm.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya menyebut tiga sasaran pencapaian CSA yakni peningkatan Indeks Pertanaman [IP], produktivitas dan pendapatan sektor pertanian, adaptasi dan membangun ketangguhan terhadap Dampak Perubahan Iklim (DPI), dan berupaya mengurangi hingga meniadakan emisi GRK.

Bustanul mengatakan penurunan emisi GRK rata-rata 37% di lokasi Demplot CSA SIMURP, direkomendasi oleh Balai Penerapan Standar Instrumen [BPSI] Pati.

"Budidaya padi sawah merupakan salah satu sumber emisi GRK, yakni gas metan [CH4] yang dilepas dari lahan persawahan tergantung jenis tanah, kelengasan tanah, suhu tanah dan varietas padi," katanya. [timsimurpkementan]

Central Lombok of West Nusa Tenggara [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.