Terapkan CSA, Kementan Dampingi Pangkep Sulsel Genjot Produktivitas Padi Sawah

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Terapkan CSA, Kementan Dampingi Pangkep Sulsel Genjot Produktivitas Padi Sawah
SIMURP KEMENTAN: Para petani dari Poktan Lampe Tuli dan Poktan Adil menyambut gembira peningkatan produktivitas padi sawah dari lahan mereka di Desa Punranga, Kecamatan Ma´rang yang diapresiasi oleh Kadistan Pangkep, Agustina atas dukungan teknologi CSA dari Kementan bersama SIMURP.

Pangkep, Sulsel [B2B] - Kementerian Pertanian RI mengawal dan mendampingi petani Kabupaten Pangkep di Provinsi Sulawesi Selatan meningkatkan produkvitas tanaman pokok, khususnya padi, melalui pengembangan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] yang digelar oleh Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP].

Capaian Pangkep mengembangkan CSA terukur dari hasil ubinan pada Senin [24/7] sebesar 6,8 ton/ha ketimbang 2022 hanya 6,2 ton/ha dari lokasi Scalling Up CSA dari Kelompok Tani [Poktan] Lampe Tuli dan Poktan Adil di Desa Punranga, Kecamatan Ma´rang, Pangkep pada Farm Field Day [FFD] yang digelar Kementan bersama SIMURP.

Peningkatan produktivitas 0,4 ton/ha diapresiasi para petani setempat bersama Kepala Dinas Pertanian Pemkab Pangkep, Agustina pada kegiatan FFD yang dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah [Forkopimda] Pangkep.

Upaya SIMURP menyosialisasikan CSA melalui FFD sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa metode ubinan atau pengambilan sampel, mutlak dilakukan agar tidak ada perbedaan data.

"Misalnya, definisi lahan baku sawah yang bergeser penggunaannya untuk menanam jagung," katanya.

Definisi terhadap sawah, misalnya, kata Mentan Syahrul, kalau tanam jagung, masih sawah kan namanya? Definisi itu dilakukan penyesuaian di pertanian apa pun tanaman di dalamnya, lahan itu lahan baku sawah.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang pentingnya kegiatan pengubinan.

"Pengubinan, istilah yang biasa dipakai penyuluh dan petugas statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen tanaman pangan," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, metode ubinan dapat diterapkan pada budidaya tanaman padi dengan cara sederhana. Cukup dengan mengukur beberapa meter untuk dijadikan tolak ukur atau perwakilan dari jumlah hasil perpetak sawah yang ingin kita ketahui hasilnya.

Sementara Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya menegaskan komitmen pemerintah pada upaya mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui CSA.

"Tujuannya, meningkatkan produksi, produktivitas, indeks pertanaman atau dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca disingkat GRK," katanya.

Pengubinan, istilah yang dipakai penyuluh dan petugas statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen tanaman pangan.

Sebagaimana diketahui, ubinan adalah salah satu metode di pertanian guna mengetahui perkiraan jumlah hasil yang akan didapat pada saat panen.

Penerapannya tergolong mudah dan sederhana, dengan rumus hasil ubinan dikalikan luasan per hektar dan jumlah luasan ubinan sama dengan jumlah hasil panen per hektar.

Kegiatan ubinan pada FFD di lokasi Demplot CSA Kecamatan Ma´rang, Pangkep melalui pengambilan tiga titik sampel ubinan, dengan ukuran 2,5 x 2,5 meter yang dilakukan secara simbolis oleh Kepala Dinas Pertanian Pemkab Pangkep, Agustina.

Dari hasil tersebut, kelompok tani [Poktan] pelaksana Demplot CSA beserta Tim SIMURP sangat bersyukur dan mengapresiasi dukungan Kementan dan stakeholders atas capaian tersebut. [timsimurpkementan]

Pangkep of South Sulawesi [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.