Bank Dunia Akui Keberhasilan Indonesia Implementasi CSA bagi Kepentingan Petani
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Grobogan, Jateng [B2B] - Bank Dunia [World Band] mengakui keberhasilan Indonesia melakukan implementasi teknologi CSA bagi kepentingan petani, khususnya daerah irigasi dan daerah rawa pada 24 kabupaten di 10 provinsi. Teknologi CSA mendukung petani meningkatkan produktivitas dan Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] dan Kelompok Wanita Tani [KWT] mengembangkan hilirisasi produk pertanian.
Bank Dunia mengapresiasi upaya sosialisasi dan implementasi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agricuture [CSA] oleh Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] di Indonesia, dengan melibatkan pemerintah daerah dari tingkat desa hingga provinsi, kelompok tani, penyuluh dan stakeholders lainnya.
Hal itu dikemukakan Tara Sinta, Team Leader Program SIMURP di Bank Dunia pada Temu Tani Pertanian CSA di Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah pada Jumat [6/10] di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Gobong yang dihadiri Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mewakili Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya.
"Bank Dunia menilai kegiatan SIMURP sangat penting untuk Indonesia terutama bagi petani. Bank Dunia juga apresiasi hasil yang dicapai Program SIMURP di Kabupaten Grobogan, khususnya peningkatan produktivitas dan hilirisasi produk dari KEP dan KWT yang beragam," kata Tara Sinta.
Upaya tersebut sejalan target Kementan bersama SIMURP bagi lahan pertanian di daerah irigasi dan daerah rawa pada 24 kabupaten di 10 provinsi di antaranya Grobogan, Jateng.
Kementan meyakini CSA dari Program SIMURP berdampak positif bagi pembangunan pertanian lantaran terbukti signifikan meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan juga pendapatan petani.
Di tempat terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan kegiatan CSA bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas dan mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim.
Pendekatan CSA juga meminimalisir risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK], meningkatkan pendapatan petani, khususnya di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa Proyek SIMURP.
"Dengan adanya SIMURP maka harus terjadi peningkatan ekonomi, peningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi yang efisien efektif, serta produksi telah dijamin oleh pasar," kata Dedi Nursyamsi.
Tara Sinta, Team Leader Program SIMURP di Bank Dunia mengakui teknologi CSA dari Program SIMURP bermanfaat bagi petani, kelompok tani [Poktan], Perkumpulan Petani Pemakai Air [P3A], Kelompok Wanita Tani [KWT], Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] dan petani milenial bagi peningkatan produktivitas dan hilirisasi produk pertanian.
"Hal itu sejalan tujuan Program SIMURP yakni peningkatan pendapatan dari para Penerima Manfaat SIMURP," katanya.
Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan Bank Dunia mengharapkan meskipun Program SIMURP berakhir, teknologi CSA dapat disosialisasi dan diterapkan lebih luas.
"Begitu pula hilirisasi produk KWT dan KEP mampu mengakses pasar yang lebih besar," kata Sri Mulyani mengutip pernyataan Tara Sinta.
Kegiatan Temu Tani CSA di Kabupaten Grobogan, Jateng pada Jumat pekan lalu [6/10] dihadiri Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan beserta Kepala Bidang Penyuluhan, Tim Leader Program SIMURP dari Bank Dunia beserta jajarannya, Tim CPMU Ditjen SDA Kementerian PUPR, Tim dari Direktorat Irigasi dan Rawa Bappenas, Tim NPIU SIMURP dari BPPSDMP Kementan, Tim KPIU SIMURP, penyuluh, petani, Poktan, P3A, KEP dan KWT Kabupaten Grobogan. [timsimurpkementan]
Grobogan of Central Java [[B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
