Mentan Syahrul Kukuhkan Guru Besar Pertama Polbangtan

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Novita Cahyadi


Mentan Syahrul Kukuhkan Guru Besar Pertama Polbangtan
POLBANGTAN MEDAN: Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (tengah) bersama jajarannya saat melakukan pengukuhan Guru Besar di Polbangtan Bogor.

Bogor, Jabar [B2B] - Kementerian Pertanian [Kementan] mengukuhkan Dosen Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] Bogor Lukman Effendy sebagai Guru Besar di bidang penyuluhan. Didirikan baru pada 2018 lalu, pengukuhan menandai kali pertamanya Polbangtan miliki Guru Besar. 

Kehadiran Guru Besar Polbangtan pertama ini disambut positif oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Ia mengharapkan Polbangtan bisa segera melahirkan profesor baru. 

"Sebuah institusi pendidikan akan semakin baik bila memiliki banyak Guru Besar. Oleh karena itu, saya mengharapkan Polbangtan bisa segera menghadirkan profesor-profesor lainnya setelah ini," ungkap Mentan Syahrul saat memberikan sambutan pada prosesi pengukuhan di Polbangtan Bogor, Bogor pada Jumat [17/2] sore. 

Menurut Mentan, Polbangtan menjadi institusi yang sangat penting bagi bangsa. Polbangtan memiliki peran strategis karena pendidikan menjadi standar penting dalam pembangunan pertanian.

"Pendidikan berperan dalam membangun pertanian yang kokoh dan juga menjadikan Indonesia negara yang hebat," tegasnya. 

Dirinya pun berharap Polbangtan hadir di setiap provinsi. Ke depannya, Polbangtan bisa memiliki coaching clinic bagi para penyuluh.  

"Kita bisa memperbaiki keadaan jika intelektual kita perkuat. Pertanian membutuhkan akselerasi. Pertanian tidak boleh ada campur tangan. Kita tidak boleh main-main dengan pertanian," ujarnya. 

Merespon orasi ilmiah yang disampaikan Lukman dengan judul “Penyuluhan: pendidikan bagi petani untuk ketahanan  pangan berkelanjutan”, Syahrul menyebutkan penyuluh memiliki peran penting di sektor pertanian. 

"Untuk itu, riset harus terus dikembangkan. Penyuluhan pun harus bisa memanfaatkan sistem digital," terangnya. 

Pada orasi ilmiahnya, Lukman Effendy menyebutkan untuk mencapai ketahanan pangan berkelanjutan, diperlukan petani yang memiliki kemampuan dalam mengelola usaha tani secara menyeluruh. 

"Tidak hanya kemampuan budidaya, akan tetapi harus mempersiapkan sarana produksi, pemilihan teknologi yang dianjurkan, pengelolaan pertanaman, penanganan panen dan pasca panen, serta pemasaran hasil," papar Lukman.

Untuk menguatkan kemampuan petani tersebut, penyuluhan perlu terus diperbaiki, baik dari sisi metode hingga media penyampaiannya. 

“Kita harus perbaiki penyuluhannya. Materi penguluhan mesti diformulasi sesuai kebutuhan petani [real need], bukan berdasarkan keinginan [felt need]," jelasnya.

Lukman juga menyebutkan media penyuluhan yang digunakan tidak hanya media konvensional. "Kita juga harus memanfaatkan media sosial berbasis internet," pungkasnya.

Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.