Pemanfaatan Lahan Pekarangan Menjaga Ketahanan Pangan ASEAN

Urban Farming Support Fulfill the Basic Food Needs of the Family in ASEAN

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Pemanfaatan Lahan Pekarangan Menjaga Ketahanan Pangan ASEAN
SEKRETARIAT BPPSDMP: Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah selaku Indonesia AWGATE Focal Point pada pembukaan workshop mengatakan untuk menjaga ketahanan pangan di ASEAN diperlukan usaha seluruh lapisan masyarakat.

Jakarta [B2B] - Kementerian Pertanian RI khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] kembali menggelar workshop tingkat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara [ASEAN] tahun ini. Kegiatan yang berlangsung via daring tersebut bertajuk Workshop on the Development of Draft of Guideline on Home Yard Food Garden Area, Rabu [22/6], untuk pengembangan lahan pekarangan [urban farming]. 

Sebanyak 28 peserta workshop dari tujuh negara ASEAN secara antusias hadir dan aktif berdiskusi selama kegiatan berjalan. Workshop merupakan inisitaif Indonesia pada pertemuan ASEAN Ministers of Agriculture and Forestry [AMAF] pada 2021 yang direspons positif oleh anggota ASEAN serta disetujui untuk ditindaklanjuti pada ASEAN Working Group on Agricultural Training and Extension (AWGATE).

Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah selaku Indonesia AWGATE Focal Point pada pembukaan workshop mengatakan bahwa untuk menjaga ketahanan pangan di ASEAN diperlukan usaha seluruh lapisan masyarakat, termasuk di tingkat keluarga. 

Hal itu sejalan kebijakan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang tiada lelah mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan, guna mendukung pemenuhan kebutuhan pangan pokok.

“Dalam kondisi krisis seperti Covid-19 ini, pertanian menjadi jawaban untuk bisa survive. Tidak perlu lahan besar. Kita manfaatkan lahan di pekarangan kita. Jadi di pekarangan, semua orang bisa bertani”, katanya.

Ajakan bertani di pekarangan pun kerapkali diserukan oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa pengembangan Program Pangan Lestari adalah solusi tepat dalam memanfaatkan sumber pangan dari pekarangan sekaligus menangkal pandemi corona dari kegiatan bertani.

Dalam workshop via daring tersebut, Siti Munifah mengingatkan tentang besarnya potensi pekarangan sebagai lahan pertanian, namun belum dimanfaatkan secara optimal.

"Data World Food Programme tahun 2021 menunjukkan bahwa pemanfaatan pekarangan memberikan pengaruh signifikan pada pengurangan biaya kebutuhan pangan rumah tangga sekitar 25 hingga 47 persen," katanya.

Menyadari potensi tersebut, kata Siti Munifah, maka optimalisasi pekarangan rumah yang melibatkan seluruh anggota keluarga dapat memberikan dampak pengurangan tingkat kemiskinan. 

Dalam workshop tersebut, untuk memperkaya draft dari Guideline on Home Yard Food Garden Area, hadir tiga  pakar yakni Pierre Ferrand dari FAO Regional Asia dan Pasifik; Nemielynn Pangilinan dari Agriculture Training Institute, Filipina; dan Rinna Syawal dari Badan Pangan Nasional, Indonesia sementara moderator Ranny Mutiara dari Kementan.

Siti Munifah menambahkan bahwa para peserta antusias mengikuti workshop serta berbagi pengalaman dari negara masing-masing. 

"Mereka percaya bahwa pemanfaatan pekarangan sangat sesuai dengan keadaan saat ini dan dapat dilakukan oleh siapa pun tanpa memandang gender. Sepakat pula bahwa diperlukan kebijakan tingkat ASEAN untuk mendukung isu pemanfaatan pekarangan," katanya lagi. 

Jakarta [B2B] - Food security in South East Asia region [ASEAN] can start from the family, by developing urban farming in yard area of house to meet food needs.  

Utilization of yard area will support the development of productive economic activities to improve the welfare of the family, and to develop a clean and healthy environment.