Keamanan Pangan, Polbangtan Kementan gelar Pelatihan dengan MAFF Jepang

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan

Editor : Taswin Bahar
Translator : Dhelia Gani


Keamanan Pangan, Polbangtan Kementan gelar Pelatihan dengan MAFF Jepang
POLBANGTAN MEDAN: Direktur Yuliana Kansrini [kanan atas] apresiasi dukungan ASEAN - MAFF Project for Human Resources Development in Food - related Area Through Patnership with Universities in ASEAN region Phase 3.

Medan, Sumut [B2B] - Sekitar 50 peserta mengikuti Pelatihan tentang Keamanan Pangan atas kerjasama Politeknik Pembangunan Pertanian Medan [Polbangtan] dengan Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang [MAFF] yang memperkenalkan Manajemen Keamanan Pangan [Food Safety Management] sebagai bentuk standarisasi untuk menjamin keamanan produk pangan di sejumlah negara maju seperti Jepang.

Pelatihan merupakan Fase 3 dari ASEAN - MAFF Project bagi Pengembangan SDM Pertanian pada sejumlah universitas di negara-negara Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara [ASEAN] yang diikuti sejumlah dosen, peneliti, pemangku kebijakan, industri, petani dan mahasiswa di Indonesia selama dua hari, 14 - 15 April.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo memastikan ketersedian pangan aman terus mengecek stok dari lokasi panen hingga distribusi bahan pangan ke pasar. Aspek keamanan pangan adalah prasyarat bagi produk  pangan bermutu, oleh  karenanya keamanan pangan telah menjadi perhatian konsumen pangan. 

"Konsumen menuntut adanya pemastian keamanan bagi  produk pangan yang dihasilkan oleh industri. Tanpa itu, maka industri tersebut tidak akan bisa masuk dalam  kancah persaingan perdagangan, apalagi perdagangan internasional," katanya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menyoroti kapasitas dan kompetensi SDM pertanian menghasilkan produk pangan yang terjamin keamanannya sebagai prasyarat utama.

"Dengan kata lain, untuk produk pangan, tidak ada  artinya berbicara citarasa dan nilai  gizi, atau pun sifat fungsional yang bagus apabila produk tersebut tidak aman dikonsumsi," katanya.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini apresiasi dukungan ASEAN - MAFF Project for Human Resources Development  in Food - related Area Through Patnership with Universities in ASEAN region Phase 3 pada kegiatan pelatihan selama dua hari tersebut.

"Kementan mengapresiasi atas kesempatan dan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan ASEAN melalui MAFF Project," katanya melalui virtual meeting.

Hadir sebagai narasumber, Daisuke Hamanaka, Associate Professor Departemen Ilmu Pangan dan Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Kagoshima, Jepang. Sementara pelatihan dibuka oleh Takeshi Okuma, Direktur Food Industrial Corporate Affairs Office MAFF Jepang.

Daisuke Hamanaka mengungkap tentang isu keamanan pangan, sebagai hal yang krusial di sejumlah negara tak terkecuali Indonesia, yang merupakan salah satu negara eksportir pangan di kawasan ASEAN.

"Jepang memperkenalkan Food Safety Management, salah satu bentuk standarisasi untuk menjamin keamanan pangan produk pangan. FSM ini dapat diaplikasikan bagi industri-industri pangan," kata Daisuke.

Sementara Takeshi Okuma mengingatkan tentang skor Global Food Security Index [GFSI] yang menyebut keamanan pangan Indonesia masih sangat rendah, pada 2022 berdasarkan skor GFSI, keamanan pangan Indonesia disebut masih sangat rendah.

"Karena itu, pelatihan ini menjadi sangat penting untuk membuka wawasan dan pegetahuan serta dapat memberikan masukan yang konstruktif bagi para pemangku kebijakan, pelaku industri di Indonesia untuk meningkatkan keamanan pangan Indonesia," katanya.

Pelatihan dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama membahas HACCP, GFSI, dan JFSM dilanjutkan working grup langkah 1 - 12 HACCP. Hari kedua membahas Responsibility and Role of the Quality Assurance Department, proses audit dan dokumen yang diperlukan saat audit yang juga digelar kegiatan working group, yang diikuti antusias oleh peserta pelatihan. [timhumaspolbangtanmedan]

Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, so the Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.