Pertanian Berkelanjutan, Kementan Ajak Petani Terapkan Integrated Farming
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Malang
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Madiun, Jatim [B2B] - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) pertanian menjadi kunci untuk meningkatkan mutu dan produktivitas pertanian.
“Apabila maju SDM kita, maka maju pula sektor pertanian kita. Kalau SDM pertanian kita mumpuni, maka pertanian yang maju, mandiri dan modern juga dapat kita capai,” katanya.
Mentan Syahrul juga mendorong segenap unsur untuk pengembangan pertanian terpadu (integrated farming) dalam memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan nilai tambah usaha tani.
Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan SDM Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan integrated farming merupakan integrasi beberapa komoditas di dalam beberapa komoditas pertanian. Hal ini ditujukan untuk memaksimalkan keuntungan agrobisnis dan optimalisasi lahan.
“Pertanian terpadu akan memelihara siklus yang bisa dimanfaatkan dari masing-masing komoditas sehingga terciptanya zero waste. Konsep ini harus dipahami dan diimplementasikan oleh seluruh penyuluh pertanian dan pelaku utama yaitu para petani," katanya.
Guna mewujudkan hal itu, kata Dedi Nursyamsi, maka perlu didukung dengan peningkatan kompetensi dan kapasitas para petani melalui pelatihan untuk mencetak SDM pertanian.
Upaya tersebut diimplementasikan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] menggelar Bimbingan Teknis [Bimtek] bertajuk ´Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh´ yang diinisiasi Polbangtan Malang bersama Komisi IV DPR RI di Madiun pada Rabu [3/5].
Bimtek diikuti oleh 100 peserta menghadirkan dua narasumber akademisi, Ferdianto Budi Samudra, dosen Polbangtan Malang menyampaikan materi Integrated Farming System dan praktisi Ali Zubaidi membekali peserta tentang pembuatan pestisida nabati.
Turut hadir Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sodik Heri Purnomo menyampaikan agar petani segera mengonsultasikan kepada penyuluh dan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) terdekat sehingga tidak terlambat mendapatkan solusi, karena perubahan iklim berdampak pada permasalahan perubahan penyakit tanaman.
Fenomena peningkatan suhu bumi mempengaruhi alam dan semua makhluk hidup yang ada di bumi. Pada aspek demografi, laju pertumbuhan penduduk semakin meningkat diikuti adanya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan penduduk. Kondisi ini menjadi tantangan pada aspek produksi pangan di masa mendatang.
"Petani sebagai pejuang pangan perlu beradaptasi dengan kondisi ini sehingga ancaman krisis pangan sudah diantisipasi sejak dini," kata Sodik HP.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Suhirmanto yang hadir mewakili Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana bahwa petani sebagai pejuang pangan, harus siap menghadapi tantangan global dan perubahan iklim.
“Partisipasi petani dalam Bimtek menunjukkan komitmen dan semangat yang tinggi sebagai petani. Dengan Bimtek dapat menjadi solusi memecahkan permasalahan, sehingga produksi pangan tetap berjalan dan kebutuhan pangan terpenuhi,” kata Suhirmanto.
Anggota Komisi IV DPR RI, Muhtarom menggaungkan bahwa tujuan Bimtek merupakan wadah yang diberikan ke petani untuk mengaktualisasi diri.
Salah satu program bernama Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) merupakan alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia dan terbatasnya ketersediaan pupuk subsidi.
Mbah Tarom, sapaan akrab Muhtarom juga mengajak peserta aktif di kelompok petani [Poktan] sehingga bisa mengakses program aspirasi yang dikontribusikannya untuk membangun SDM pertanian.
Mengakhiri sambutannya, Mbah Tarom menekankan pentingnya perubahan mindset dari petani tradisional yang subsisten menjadi petani yang berorientasi agribisnis. [didit/timhumaspolbangtanmalang]
Madiun of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
