Lahan Scalling Up CSA, Kementan Kawal Petani Pangkep Uji Emisi Gas Rumah Kaca

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Lahan Scalling Up CSA, Kementan Kawal Petani Pangkep Uji Emisi Gas Rumah Kaca
SIMURP KEMENTAN: Kegiatan pengujian emisi GRK dipandu oleh Training of Master [TOM] HA Faisal Rahim bersama Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Ma´rang, penyuluh pendamping dan Tim Pendamping Masyarakat [TPM] SIMURP, dan kru BPP Ma´rang.

Pangkep, Sulsel [B2B] - Budidaya padi sawah merupakan salah satu sumber emisi Gas Rumah Kaca [GRK] berupa gas metana [CH4]. Guna mengantisipasi hal itu, Kementerian Pertanian RI berupaya menekan emisi GRK dengan menerapkan pengairan berselang, penggunaan bahan organik matang dan varietas padi rendah emisi metana.

Pengurangan hingga menihilkan emisi GRK menjadi target  Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] melalui paket teknologi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] pada sejumlah provinsi di Indonesia.

Upaya menekan emisi GRK ditempuh petani dari kelompok tani [Poktan] Lampe Tuli dan Adil di Desa Punranga, Kecamatan Ma´rang di Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis [13/7] di lokasi Scalling Up dari Program CSA SIMURP.

Langkah SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa menjaga lingkungan juga sangat penting dilakukan dalam aktivitas pertanian.

"Di balik produktivitas yang kita genjot, lingkungan harus diperhatikan, yang bisa kita lakukan adalah menurunkan emisi gas rumah kaca atau GRK," katanya.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 29% dengan upaya sendiri di bawah business as usual [BAU] pada 2030, sementara dengan dukungan internasional hingga 41%.

"Kita butuh aksi adaptasi. Setiap aksi yang dilakukan, untuk mengantisipasi dampak buruk perubahan iklim serta menjaga kedaulatan pangan. Hal ini menjadi prioritas utama pembangunan pertanian," katanya.

Dedi Nursyamsi mengatakan, dibutuhkan juga aksi mitigasi, dimana setiap aksi harus bertujuan pada penurunan emisi GRK, tetapi harus mendukung upaya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.

"Sudah ada inovasi teknologi mitigasi GRK yang diterapkan petani seperti menerapkan pengairan berselang, penggunaan bahan organik matang, varietas padi rendah emisi metana paket teknologi Climate Smart Agriculture atau CSA." katanya.

Ada pula sistem integrasi tanaman dan ternak, kata Dedi Nursyamsi, berupa Paket CSA, penggunaan kalender tanam, olah tanah bajak dalam, pemberian bahan organik, penggunaan Perangkat uji tanah sawah [PUTS] dan Bagan Warna Daun [BWD], pemanfaatan bibit unggul bermutu, bibit usia muda, jarak tanam legowo dan pengairan intermittent.

Demplot CSA Pangkep
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya mengatakan penurunan emisi GRK rata-rata 37% di lokasi Demplot CSA SIMURP, direkomendasi oleh Balai Penerapan Standar Instrumen [BPSI] Pati.

Hasil uji emisi Gas Rumah Kaca [GRK] diketahui setelah dikirim ke BPSI Pati dalam tiga kategori usia tanam padi yang disebut ´hari setelah tanam´ disingkat hst yakni 30, 60 dan 90 hst.

Kategori usia tanam padi menjadi acuan Poktan Lampe Tuli dan Adil melakukan uji emisi GRK di lahan Demplot Scalling Up dari CSA SIMURP di Desa Punranga, Kecamatan Ma´rang, Kabupaten Pangkep, Sulsel.

Kegiatan pengujian emisi GRK dipandu oleh Training of Master [TOM] HA Faisal Rahim bersama Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Ma´rang, penyuluh pendamping dan Tim Pendamping Masyarakat [TPM] SIMURP, dan kru BPP Ma´rang.

"Alhamdulillah berjalan lancar. Cuaca mendung membantu kami melaksanakan pengukuran emisi GRK. Hasil pengambilan sampel segera dikirim ke BPSI Pati untuk dianalisis," kata HA Faisal Rahim.

Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi lintas kementerian dan lembaga yang melibatkan Kementan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas], Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] dan Kementerian Dalam Negeri [Kemendagri] dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai [DAS].

"Lokasi kegiatan Program SIMURP tersebar pada 24 kabupaten di 10 provinsi yang merupakan daerah irigasi maupun daerah rawa di antaranya Provinsi Sumatera Utara di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai; Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin di Sumatera Selatan," katanya.

Pulau Jawa meliputi Kabupaten Cirebon, Indramayu, Karawang, Subang di Jawa Barat; tujuh kabupaten di Jawa Tengah yakni Banjarnegara, Purbalingga, Purworejo, Grobogan, Demak, Kebumen, Brebes; dan Kabupaten Jember di Jawa Timur.

Sementara di Kalimantan hanya Kabupaten Katingan di Kalimantan Tengah; wilayah Sulawesi di Kabupaten Takalar, Bone, Pangkep, Pinrang; Konawe di Sulawesi Selatan; Kabupaten Konawe di Sulawesi Tenggara; Kabupaten Lombok Tengah di Nusa Tenggara Barat [NTB] dan Nagekeo di Nusa Tenggara Timur [NTT]. [timsimurpkementan]

Pangkep of South Sulawesi [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.