Kementan Monitoring Layanan Pengembangan Bisnis Di Pasuruan
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Malang
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Pasuruan, Jatim [B2B] - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatan, mengatakan bahwa Kementerian Pertanian akan terus menyiapkan generasi muda terjun sebagai petani milenial yang siap membangun Indonesia. Petani milenial yang berjiwa wirausaha pertanian.
"Petani milenial yang lihai dan cakap memanfaatkan teknologi, alsintan, jejaring hingga jejaring pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan terlebih di tengah pandemik ini," jelas Mentan Syahrul.
Mentan Syahrul juga meminta petani milenial meninggalkan pola lama dalam bertani. Bangun pertanian secara maju, mandiri dan modern. Giatkan ekspor dengan koneksi pasar internasional dan berani berinteraksi dengan negara lain. Manfaatkan teknologi digital untuk mendapatkan banyak informasi terkait pertanian.
"Jangan ragu menggunakan gadget, robot construction dan artificial intelligence agar produktivitas komoditas pertanian semakin meningkat," lanjut Mentan Syahrul.
Menindaklanjuti dengan arahan Mentan RI, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP] Kementan, Dedi Nursyamsi, menjelaskan bahwa BPPSDMP turut berperan melalui program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services [YESS].
Program ini hadir untuk meningkatkan kapasitas pemuda di pedesaan melalui Pendidikan dan pelatihan agar menjadi agen pembangunan pertanian, sehingga membentuk jiwa wirausaha pertaniannya mulai dari hulu sampai dengan hilir," katanya.
Politeknik Pembangunan Pertanian Malang [Polbangtan Malang] bersama Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] Kementan mengadakan monitoring BDSP [Business Development Services Provider /Penyedia Layanan Pengembangan Bisnis] dan Penerima Hibah Kompetitif di salah satu BDSP di Kabupaten Pasuruan, yakni BDSP Wonorejo, Minggu [27/3].
Dihadiri oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP [Pusdiktan] Idha Widhi Arshanti, National Program Management Unit [NPMU] Program YESS, Provincial Project Implementation Unit [PPIU] Jawa Timur, District Implementation Unit [DIT], Mobilizer, dan sejumlah penerima hibah kompetitif di Pasuruan.
Shanti, panggilan akrab, memberikan arahan serta apresiasi kepada petani milenial yang semangat dalam menjalankan usaha pertanian, serta mampu memberikan dampak positif bagi lingkungan usahanya.
“Semangat pemuda milenial ini harus diiringi oleh dukungan pemerintah daerah dalam memberikan akses untuk kebutuhan petani milenial, dan BDSP. BDSP bisa menjadi tempat konsultasi agribisnis bagi petani khususnya penerima manfaat di Program YESS” ujarnya.
Menurutnya, penerima hibah kompetitif membawa produk yang dihasilkan, serta menjelaskan perkembangan usahanya setelah mendapatkan hibah kompetitif.
Shanti juga memberikan apresiasi atas semangat dan perkembangan usaha yang cukup signifikan. Artinya program YESS ini dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan pertanian dan ekonomi masyarakat pedesaan. Maka dari itu, perlu adanya sinergi yang baik dari segala pihak.
"Harapan dari petani milenial adalah agar program YESS dapat berjalan dengan baik dan memberikan pelatihan dan pendampingan lanjutan untuk tercapai tujuan dari program ini," tutupnya.
Pasuruan of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Agricultural Development Polytechnic, or the Polbangtan so the Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
