CSA Kebumen, KEP Agro Purbo Tani Produksi dan Sosialisasi Pupuk Organik

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


CSA Kebumen, KEP Agro Purbo Tani Produksi dan Sosialisasi Pupuk Organik
PROGRAM SIMURP: Ketua KEP Agro Purbo Tani, Sarimin bersama sarana dan prasarana pembuatan pupuk organik yang diperoleh atas dukungan Program SIMURP sebesar Rp17 juta.

Kebumen, Jateng [B2B] - Pupuk organik dan penggunaan air secara efisien menjadi fokus pengembangan pertanian berkelanjutan ramah lingkungan. Di tengah meningkatnya kesadaran akan pelestarian lingkungan dan kesehatan manusia atas hasil produksi pangan, melatari hadirnya Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] di Indonesia.

Oleh karena itu, KEP Agro Purbo Tani sebagai salah satu Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] di Desa Purbowangi, Kecamatan Buayan di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk mengembangkan pupuk organik sebagai alternatif yang lebih baik ketimbang pupuk kimia.

Kehadiran KEP Agro Purbo Tani didorong dan didukung Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] pada 2023 mendukung penerapan CSA pada 20 kecamatan di Kebumen sebagai lokasi kegiatan SIMURP.

Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP, Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP di Kementan akan fokus pada upaya antisipasi dampak perubahan iklim global.

Tujuan pemanfaatan pupuk organik agar dapat menekan hingga menihilkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan residu kegiatan pertanian. Utamanya, memanfaatkan pupuk organik untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia, dengan penerapan pemupukan berimbang.

Upaya tersebut sejalan harapan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman tentang tujuan pembangunan pertanian, di antaranya peningkatan produksi, peningkatan kualitas, meningkatkan intensitas pertanaman serta berbudidaya yang ramah lingkungan dengan tujuan akhir mensejahterakan masyarakat.

"Petani Indonesia tidak boleh tertinggal karena banyak inovasi teknologi dan mekanisasi yang dibuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.

Pelaksana Tugas [Plt] Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan tantangan utama pembangunan pertanian antara lain perubahan iklim, degradasi lahan, saprodi terbatas, pupuk kimia mahal, produksi tidak efisien dan menurun.

"Program SIMURP utamanya ditujukan untuk membangun resiliensi ketangguhan pertanian Indonesia terhadap perubahan iklim," katanya.

Oleh karena itu, kata Dedi Nursyamsi, SIMURP menyajikan berbagai inovasi teknologi yang adaptif dan mitigatif terhadap perubahan iklim yang terjadi. Juga mampu beradaptasi dari cekaman biotik yaitu tahan hama penyakit, maupun abiotik yaitu kekeringan dan banjir serta intrusi air laut.

Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan jenis pupuk dari sumber-sumber alami seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, dan bahan organik lainnya. Pupuk organik kaya nutrisi dan mikroorganisme yang berguna bagi tanah dan tanaman.

Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan pemanfaatan pupuk organik akan meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman dan mengurangi risiko kerusakan lingkungan akibat pemakaian pupuk kimia yang berlebihan.

Ketua KEP Agro Purbo Tani, Sarimin mengatakan, setelah mengumpulkan bahan-bahan organik, proses pembuatannya diawali pengumpulan bahan baku dari pupuk kandang, pupuk hijau, sisa tanaman dan sampah di sekitar lahan pertanian.

"Bahan organik tersebut kemudian dikomposkan dengan bantuan mikroorganisme yang menguraikan bahan-bahan tersebut menjadi kompos yang kaya nutrisi," katanya.

Sebelum digunakan, kata Sarimin, kompos yang dihasilkan diuji untuk memastikan kualitasnya dan tidak ada bahan berbahaya atau patogen yang bisa merusak tanaman.

"Penerapan pupuk organik, setelah kompos siap, pupuk organik tersebut diaplikasikan ke tanah dengan cara dicampurkan atau ditebarkan di sekitar akar tanaman," ungkapnya. [timsimurpkementan]

Kebumen of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 24 districts in 10 provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.