Prodi Baru, Kementan Dukung Polbangtan Medan gelar FGD Kopi
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Medan, Sumut [B2B] - Pendidikan politeknik lingkup Kementerian Pertanian RI, Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Medan berniat membuka Prodi Kopi sebagai Program Studi [Prodi] merujuk pada produktivitas, peluang ekspor dan minat pasar terhadap kopi Indonesia.
Guna mewujudkan hal itu, Polbangtan Medan menggelar Focus Group Discussion [FGD] bertajuk 'Pembukaan Prodi Baru Kopi di Medan, belum lama ini. Tujuan FGD, untuk mendapat masukan terkait pembukaan Prodi Kopi agar lulusannya sesuai kebutuhan dunia usaha, industri dan kerja [DuDiKa] serta meningkatkan jejaring kemitraan dengan stakeholders bidang kopi.
Hal itu sejalan dengan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang terus mendorong agar ekspor kopi Indonesia terus meningkat, ditargetkan hingga tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan sehingga mendukung peningkatan kesejahteraan petani kopi.
"Produsen di hulu dan eksportir di hilir meningkatkan kerjasama sehingga pertumbuhan ekspor kopi sesuai target, bahkan lebih. Harus dibantu oleh stakeholders di kopi seperti penyuluh di sentra produsen kopi," katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi bahwa petani kopi harus mengetahui proses pertanian dari hulu sampai ke hilir.
"Dari mengolah lahan sampai pengemasan hingga pemasaran dan penjualan. Hal itu akan menjadi nilai lebih buat petani. Penyuluh memiliki peran vital untuk meningkatkan pengetahuan SDM pertanian didukung oleh UPT vokasi pendidikan Kementan," kata Dedi.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan komoditas kopi menjadi primadona, apalagi Sumut, salah satu dari lima provinsi terbanyak penghasil kopi. Total produksinya 76,59 ribu ton atau setara 10% dari total prosuksi nasional pada 2020.
"Minum kopi menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia, khususnya di Sumut, sehingga juga berperan dalam pengembangan hilirisasi produk olahan kopi," katanya saat membuka FGD di Hotel Grand Mercure Medan.
Yuliana menambahkan, saat ini Polbangtan Medan mengelola tiga Prodi yakni Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Penyuluhan Perkebunan Presisi dan Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan.
"Prodi Kopi merupakan salah satu prodi yang dilihat dibutuhkan, mengingat kopi saat ini merupakan salah satu komoditi strategis nasional yang memilki nilai ekspor yang tinggi. Indonesia dikenal sebagai produsen kopi terbesar keempat dunia," katanya.
Menurutnya, dunia perkopian di tanah air akhir- akhir ini berkembang sangat pesat. Mereka yang mulanya hanya sekedar menikmati kopi instan kini beranjak ke kedai kopi dan menikmati aneka kopi dengan level lebih tinggi.
"Data dari ICO [International Coffee Organization] menunjukkan, pertumbuhan peminum kopi di Indonesia berkembang pesat, bahkan lebih besar 8 persen daripada dunia sekitar 6 persen," kata Yuliana.
Perkembangan teknologi serta informasi saat ini tidak hanya mengubah gaya hidup, dan pengetahuan saja. Era digital turut mengubah pola pikir dan cara pandang manusia, misalnya terkait dengan profesi dan cita-cita.
"Generasi muda masa kini tak hanya terpaku pada keinginan menjadi seorang abdi negara atau PNS saja sebagai pilihan pekerjaan impian. Pekerjaan yang disukai milenial seringkali dikaitkan dengan kegiatan yang sesuai passion, penuh kreativitas, waktu kerja yang fleksibel tapi tetap produktif," tutup Yuliana. [ira/timhumaspolbangtanmedan]
Medan of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
