Produksi Pangan, Sumatera Utara mulai Panen Padi dan Jagung
Indonesian Govt Appreciates the Surplus of Rice Production in North Sumatra Province
 
		  		  Editor : M. Achsan Atjo
		  Translator : Dhelia Gani
		  
          
 
				Medan, Sumut [B2B] - Kondisi pertanaman padi dan jagung di wilayah Provinsi Sumatera Utara mulai memasuki masa panen pada Januari hingga Maret 2024. Panen raya berlangsung pada seluruh wilayah kabupaten dan kota secara bergantian setiap bulannya.
Untuk Januari, realisasi luas panen mencapai 68.587 hektar yang menghasilkan 232.471 ton beras. Realisasi panen jagung seluas 42.068 hektar menghasilkan 278.685 ton jagung.
Sementara pada Februari, realisasi luas panen mencapai 96.689 hektar yang menghasilkan 317.181 ton beras. Sedangkan jagung, realisasi panennya 20.501 hektar lahan yang menghasilkan 127.125 ton.
Realisasi panen padi dan jagung tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bagi ketahanan pangan nasional bahwa petani harus tetap berproduksi.
"Pemerintah pusat dan daerah berupaya menjaga stok pangan demi menjamin ketersediaan pangan bagi 270 juta rakyat Indonesia," katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa pemerintah mendukung aktivitas petani dan penyuluh dalam upaya menjaga ketahanan pangan.
“Pertanian tidak boleh berhenti dalam situasi apapun. Genjot terus produksi pertanian. Penyuluh, petani dan kita semua ayo dukung pembangunan pertanian nasional,” katanya.
Kepala Sub Bagian Program Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Fahri mengatakan kegiatan panen raya di wilayahnya bergantian pada setiap wilayah. 
"Panen pada Januari dan Februari merupakan hasil tanam yang dilakukan tiga bulan lalu,” katanya di Medan, Senin [26/2].
Hasil panen tersebut mampu memenuhi kebutuhan beras di Sumut sebesar 179.425 ton, sehingga tersedia surplus beras sebesar 53.046 ton. 
Begitu pula produksi jagung yang mampu memenuhi kebutuhan akan jagung di Sumut sebanyak 140.878 ton jagung dan surplus jagung 137.807 ton.
Panen jagung, salah satunya dilakukan oleh Mentan Amran Sulaiman di Kecamatan Kemenangan Tani, Medan Tuntungan, Kota Medan beberapa waktu lalu yang menghasilkan 8 ton jagung per hektar. 
Seperti yang diketahui, Sumut merupakan salah satu sentra produksi jagung di Indonesia. 
Produksi beras dan jagung di Sumut terjaga dan surplus setiap tahun. Realisasi serupa terjadi pada 2023, Sumut berhasil memproduksi 2.589.540 ton beras dari luas lahan 739.333 hektar. 
Total produksi tersebut memenuhi kebutuhan beras Sumut sebanyak 2.087.822 ton, dan surplus beras 501.718 ton.
“Kami asumsikan, surplus beras disalurkan ke seluruh wilayah di Sumatera Utara,” kata Fahri.
Selanjutnya, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura memprediksi setiap bulannya pada 2024, Sumut akan memproduksi beras dan jagung dari luas lahan 790 ribu lebih hektar. [yenni/risma/ira/timhumas polbangtanbogor]
Medan of North Sumatera [B2B] - The impact of El Nino from February 2023 until now has affected the production of staple foods, namely rice and corn, which are strategic commodities.
The high public demand for these two commodities encourages import policies if domestic production is insufficient, so production must be increased to reduce imported food.
The Indonesian Agriculture Ministry applies a holistic approach that supports rice and corn cultivation. Procurement of facilities and infrastructure is aimed at post-harvest production, from land preparation to processing, which requires the presence of quality agricultural human resources.
At the moment. the ministry is focused on increasing national rice and corn production in the next year, one of which is by accelerating planting throughout Indonesia as a solution to import policy.
Indonesian Agriculture Minister, Andi Amran Sulaiman said that the planting acceleration policy was very important to reduce imports due to the impact of El Nino.

 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 