Tekan Residu Pertanian, CSA Dampingi Petani Membuat & Gunakan Pupuk Organik
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi

Kebumen, Jateng [B2B] - Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] yang diusung Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] salah satu tujuannya menekan emisi Gas Rumah Kaca [GRK] hasil residu kegiatan pertanian, dengan memanfaatkan pupuk organik.
Pupuk organik menjadi fokus utama pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, yakni melalui program strategis Genta Organik. Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan kesehatan manusia.
Kelompok Tani [Poktan] Mukti Tani dan Tunggal Makaryo adalah satu contoh Poktan yang berkomitmen untuk mengembangkan pupuk organik di Desa Jatiroto, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.
Upaya tersebut sejalan harapan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman tentang tujuan pembangunan pertanian, di antaranya peningkatan produksi, peningkatan kualitas, meningkatkan intensitas pertanaman serta berbudidaya yang ramah lingkungan dengan tujuan akhir mensejahterakan masyarakat.
"Petani Indonesia tidak boleh tertinggal karena banyak inovasi teknologi dan mekanisasi yang dibuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan tantangan utama pembangunan pertanian antara lain perubahan iklim, degradasi lahan, saprodi terbatas, pupuk kimia mahal, produksi tidak efisien dan menurun.
"Program SIMURP utamanya ditujukan untuk membangun resiliensi ketangguhan pertanian Indonesia terhadap perubahan iklim," katanya.
Oleh karena itu, kata Dedi Nursyamsi, SIMURP menyajikan berbagai inovasi teknologi yang adaptif dan mitigatif terhadap perubahan iklim yang terjadi. Juga mampu beradaptasi dari cekaman biotik yaitu tahan hama penyakit, maupun abiotik yaitu kekeringan dan banjir serta intrusi air laut.
Pupuk organik merupakan jenis pupuk yang berasal dari sumber-sumber alami seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, dan bahan organik lainnya. Pupuk ini kaya akan nutrisi dan mikroorganisme yang berguna bagi tanah dan tanaman.
Penerapannya dapat meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan produksi pertanian, dan mengurangi risiko kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pemakaian pupuk kimia berlebihan.
Poktan Mukti Tani dan Tunggal Makaryo menggunakan berbagai bahan baku alami yang mudah didapat di sekitar lingkungan mereka untuk pembuatan pupuk organik, di antaranya adalah pupuk kandang. Dengan mengumpulkan kotoran hewan dari ternak yang mereka pelihara seperti sapi dan ayam sebagai bahan pupuk organik.
Proses pembuatan pupuk organik, setelah mengumpulkan bahan-bahan organik, Poktan Mukti Tani dan Tunggal Makaryo mengikuti proses pembuatan pupuk organik yang meliputi mengumpulkan bahan organik, mengumpulkan pupuk kandang, pupuk hijau, sisa tanaman dan serasah di sekitar lahan pertanian mereka.
Bahan organik tersebut kemudian dikomposkan dengan bantuan mikroorganisme yang menguraikan bahan-bahan tersebut menjadi kompos yang kaya nutrisi. Sebelum digunakan, kompos yang dihasilkan diuji untuk memastikan kualitasnya dan memastikan bahwa tidak ada bahan berbahaya atau patogen yang bisa merusak tanaman.
Penerapan pupuk organik, setelah kompos siap, pupuk organik tersebut diaplikasikan ke tanah dengan cara dicampurkan atau ditebarkan di sekitar akar tanaman. [timsimurpkementan]
Kebumen of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.