Cegah Hama, Petani CSA jadi Tumpuan Pemkab Pinrang Genjot Produktivitas Padi

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Cegah Hama, Petani CSA jadi Tumpuan Pemkab Pinrang Genjot Produktivitas Padi
PROGRAM SIMURP: Mattiro Bulu merupakan salah satu dari empat kecamatan di Kabupaten Pinrang yang menjadi lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA]. Kecamatan lain adalah Watang, Mattiro Sompe dan Lanrisang.

Pinrang, Sulsel [B2B] - Pemerintah Kabupaten [Pemkab] Pinrang di Provinsi Sulawesi Selatan mengharapkan petani berwawasan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] dengan kemampuan membaca iklim dalam mendukung penanaman padi serentak, guna menghindari gagal panen akibat serangan hama.

Petani CSA dari Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] yang diusung Kementerian Pertanian RI mengupayakan pendekatan terpadu untuk mengelola lanskap pertanian, peternakan, hutan dan perikanan dalam mengatasi tantangan yang saling terkait antara ketahanan pangan dan perubahan iklim.

"Kemampuan petani membaca iklim menjadi salah satu faktor penentu peningkatan produksi pertanian. Setiap musim tanam dipengaruhi oleh kondisi iklim, sehingga petani beserta penyuluh pertanian didampingi lurah dan kepala desa harus bahu-membahu membangun pertanian," kata Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura [TPH] Kabupaten Pinrang, Rapi Kebo di aula kantor Camat Mattiro Bulu, Pinrang pada Selasa pekan lalu [7/5].

Diketahui, Mattiro Bulu merupakan salah satu dari empat kecamatan di Kabupaten Pinrang yang menjadi lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA]. Kecamatan lain adalah Watang, Mattiro Sompe dan Lanrisang.
Rapi Kebo yang hadir mewakili Kepala Dinas TPH Pinrang, A Tjalo Kerrang mengatakan setiap musim tanam akan selalu dipengaruhi oleh kondisi iklim, untuk musim tanam April hingga September 2024 atau Asep, perlu percepatan pengolahan dan pertanaman.

Selain mencegah hama, katanya lagi, percepatan pengolahan dan pertanaman perlu dilakukan, karena El Nino menurut data Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika [BMKG] akan datang lebih cepat atau sekitar bulan Mei 2024.

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman pada jajarannya segera mempercepat tanam padi. Guna mengejar ketertinggalan produksi yang sempat tertinggal pada musim sebelumnya.

"Situasi pangan kita secara nasional sedang tidak baik-baik saja. Ini akibat El Nino panjang sejak 2023 dan berimbas hingga 2024," katanya.

Mentan Amran menambahkan, sektor pertanian pada 2023 mengalami kemunduran musim tanam karena lahan persawahan kering kerontang.

Hal tersebut didukung oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders.

"Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.

Inovasi SIMURP
Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya menambahkan paket CSA berupaya   meminimalisir risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK], meningkatkan pendapatan petani di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa Proyek SIMURP.

Terkait IP, kata Bustanul, target CSA SIMURP terhadap IP adalah menggenjot dari 100 menjadi 200 dan seterusnya hingga 400 atau empat kali tanam dalam setahun.

"Dua kali panen satu tahun dicapai lokasi penyuluhan pertanian melalui Demplot CSA naik dari 1.93 pada 2021 ke 1.99 tahun 2022 di lokasi kegiatan SIMURP," katanya.

Terpisah, Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan upaya meningkatkan IP ditempuh CSA dengan teknologi hemat air, sistem irigasi berselang [Intermittent] atau Irigasi Basah Kering/Alternate Wetting and Drying [AWD].

Peningkatan IP dengan AWD, harus didukung penggunaan pupuk organik, pemupukan berimbang, bibit unggul rendah emisi dan tinggi hasil, sistem tanam jajar legowo, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman [OPT] dan pengukuran emisi GRK. [hartati/timsimurpkementan]

Pinrang of South Sulawesi [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.