Ketahanan Pangan, Kementan Pastikan Produktivitas Garut Aman Terkendali

Indonesia Agricultural Extension Connected through the KostraTani

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Ketahanan Pangan, Kementan Pastikan Produktivitas Garut Aman Terkendali
KOORDINASI DAERAH: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [tengah] dan Kadistan Garut, Beni Yoga GS [kiri] serta Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah [kanan] meninjau display hasil produksi pertanian Garut [Foto: BPPSDMP]

Garut, Jabar [B2B] - Kementerian Pertanian RI apresiasi komitmen Kabupaten Garut di Provinsi Jawa Barat dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga kebijakan dan program menunjang kinerja petani dan penyuluh menjaga ketahanan pangan daerah.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah kewajiban utama yang dilaksanakan daerah untuk, terutama di masa pandemi Covid-19, pangan sebagai sumber imunitas sekaligus menjaga stabilitas nasional.

"Dalam pandemi, pertanian dituntut terus berproduksi. Dituntut bisa memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarakat, karena itu, pertanian tidak boleh berhenti," kata Mentan Syahrul.

Guna mendukung hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengunjungi BPP Kecamatan Banyuresmi di Kabupaten Garut, Sabtu [25/9] untuk memastikan Komando Pembangunan Strategis Pertanian [Kostratani] di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] berjalan baik.

"Kunci keberhasilan pembangunan pertanian, adanya peningkatan produktivitas, yang kedua peningkatan efisiensi, ketiga penurunan ongkos produksi," kata Dedi.

Menurutnya, Kostratani turut membantu petani untuk meningkatkan produktivitas tersebut. "Peningkatan produktivitas tersebut dilakukan melalui peningkatan kualitas, kapasitas, dan pengetahuan SDM pertanian, baik penyuluh maupun petani."

Dijelaskan Dedi Nursyamsi, penyuluh dan petani adalah orang yang sangat mulia karena menjadi pendamping dan menyediakan pangan bagi penduduk Indonesia. 

"Selain itu, petani milenial juga dibangun di Kostratani. Petani milenial wajib melek teknologi kolaborasi dengan penyuluh dan insan tani lain, saling menguntungkan," katanya.

Dedi menyebutkan jika tujuan pembangunan pertanian adalah menyediakan pangan bagi 273 juta penduduk indonesia. "Kedua, meningkatkan kesejahteraan petani yang ketiga, menggenjot ekspor. Bagaimana pun ketahanan pangan adalah harga mati." 

Di kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian Garut, Beni Yoga Guna Santika, mengatakan saat ini sudah mulai terlihat untuk media belajar petani dan penyuluh.

"Banyak contohnya misalkan pemanfaatan penanaman komoditas sayur mayur dan buah dengan polybag, dan di pekarangan," katanya. 

Menurutnya, produk tani bisa dimodifikasi dan dibuat menjadi aneka produk, value-nya tinggi dan profit petani pasti meningkat. "Sedangkan pemasaran hasil produk pertanian sudah dipasarkan online ke seluruh indonesia, Pemanfaatan lahan sempit menjadi hal yang umum saat ini karena bertani bisa dimana pun.” [Cha]

Garut of West Java [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.