Meningkat 26%, Produksi Gabah Demplot CSA Grobogan Tembus 8,72 Ton/Ha
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Grobogan, Jateng [B2B] - Kelompok Tani [Poktan] Tani Sari di Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah suka cita mendapati produksi Gabah Kering Panen [GKP] pada lahan Demplot Scalling Up CSA meningkat 26% atau menembus 8,72 ton GKP/ha sementara pada lahan Non CSA hanya mencapai 6,18 ton/ha dari hasil Hitung Ubinan setelah direkapitulasi oleh Badan Pusat Statistik [BPS] Grobogan.
Suka cita tersebut dikemukakan Ketua Poktan Tani Sari, Dam Kholiq di sela kegiatan panen pada Demplot Scalling Up dari Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] di Desa Papanrejo, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, belum lama ini.
Capaian luar biasa tersebut terwujud, lantaran komitmen petani Grobogan memanfaatkan teknologi CSA meskipun diadang dampak El Nino, yang memicu kekeringan sehingga mengakibatkan lahan pertanian gagal panen.
Kisah sukses petani Grobogan memanfaatkan teknologi CSA yang diusung Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] diamini oleh Harmoko, penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Gubug didampingi Kepala Bidang Penyuluhan dan Sapras Dinas Pertanian Pemkab Grobogan, Wakid Mutowal.
Upaya tersebut sejalan target Kementan bersama SIMURP bagi lahan pertanian di daerah irigasi dan daerah rawa pada 24 kabupaten di 10 provinsi, di antaranya Deli Serdang di Sumatera Utara.
Kementan meyakini CSA dari Program SIMURP berdampak positif bagi pembangunan pertanian lantaran terbukti signifikan meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan juga pendapatan petani.
Di tempat terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan kegiatan CSA bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas dan mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim.
Pendekatan CSA juga meminimalisir risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK], meningkatkan pendapatan petani, khususnya di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa Proyek SIMURP.
"Dengan adanya SIMURP maka harus terjadi peningkatan ekonomi, peningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi yang efisien efektif, serta produksi telah dijamin oleh pasar," kata Dedi Nursyamsi.
Replikasi CSA SIMURP
Ketua Poktan Tani Sari, Dam Kholiq mensyukuri hadirnya Program SIMURP melalui Demplot Scalling Up CSA karena kelompok taninya tetap berhasil panen di tengah minimnya sumber air akibat dampak El Nino.
Sebagaimana diketahui, Demplot adalah metode penyuluhan pertanian yang ditujukan kepada petani dengan cara membuat lahan percontohan, dengan maksud agar para petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan.
Menurut Dam Kholiq, teknologi CSA yang diterapkan di Grobogan meliputi jarak tanam Jajar Legowo, waktu tanam dengan Kalender Tanam, pembuatan pupuk organik padat dan cair serta pestisida nabati, penggunaan Perangkat Uji Tanah Sawah [PUTS] bagi pemupukan berimbang, teknologi hemat air Alternate Wetting and Drying [AWD] dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman [OPT] secara terpadu.
“Hasil ubinan menunjukkan peningkatan produktivitas padi. Alhamdulillah ... harga jual gabah kering panen juga bagus, kami sangat senang,” pungkas Kholiq.
Penyuluh pendamping dari BPP Gubug, Harmoko mengakui manfaat yang didapatkan oleh petani dari CSA, di antaranya adalah sumbangsih para petani untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca [GRK] yang memicu pemanasan global.
Terkait produktivitas, Harmoko mengakui pemanfaatan CSA SIMURP sukses meningkatkan produksi rata-rata hingga 26%, dari biasanya produksi rata-rata per hektar padi sawah menghasilkan GKP sebesar 6,18 ton/ha, sementara CSA SIMURP meningkat hingga 8,72 ton/hektar.
Harmoko berharap teknologi CSA oleh Poktan Tani Sari di Desa Papanrejo bisa direplikasi pada petani di Kabupaten Grobogan, karena terbukti mampu membantu para petani untuk meningkatkan produksi padinya.
“Saya berharap petani di Grobogan bisa melakukan transfer pengetahuan dan ketrampilan pada kelompok tani lainnya, untuk replikasi CSA pada wilayah lain di Grobogan," katanya.
Kepala Bidang Penyuluhan dan Sapras Dinas Pertanian Pemkab Grobogan, Wakid Mutowal mengakui Program SIMURP berupaya menangkal dan adaptasi terhadap dampak El Nino, untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional. [timsimurpkementan]
Grobogan of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
