Harga Mati, Kementan Tekankan Peran Pangan seperti NKRI

Indonesia Agricultural Extension Connected through the KostraTani

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Harga Mati, Kementan Tekankan Peran Pangan seperti NKRI
KOSTRATANI BALI: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi pada peluncuran KostraTani BPP Abiansemal di Kabupaten Badung, Provinsi Bali [Foto: BPPSDMP]

Badung, Bali [B2B] - Pangan adalah kebutuhan pokok manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Fungsi dan peran pangan tak ubahnya Negara Kesatuan Republik Indonesia [NKRI] sebagai 'harga mati' yang harus dijaga eksistensinya, begitu pula pangan harus tersedia setiap saat sekaligus penentu stabilitas NKRI.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan banyak yang harus dibenahi untuk menjaga ketersediaan pangan, utamanya meningkatkan produktivitas pertanian yang ditentukan oleh kualitas SDM pertanian terutama petani dan penyuluh.

"Selain petani, penyuluh sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian. Merekalah ujung tombak meningkatkan kualitas petani agar mampu menggenjot produktivitas pertanian," kata Mentan Syahrul.

Penegasan serupa ditegaskan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa penyuluh merupakan 'teman senafas dan seperjuangan' petani meningkatkan produktivitas pertanian bagi ketersediaan pangan, maka eksistensi pangan tak ubahnya NKRI harus 'harga mati'.

"Pangan itu kebutuhan pokok. Pangan itu sama dengan NKRI, harga mati. Negara tidak boleh krisis pangan. Artinya, pertanian itu harga mati. Petani dan penyuluh juga harga mati. Perannya luar biasa bagi pembangunan pertanian Indonesia," katanya di Kabupaten Badung,  Provinsi Bali, Jumat [17/9] saat memberi pengarahan di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Abiansemal.

Dedi Nursyamsi menambahkan sektor pertanian yang menyelamatkan perekonomian nasional di tengah pandemi Covid-19 sementara sektor lainnya terpuruk. 

"Pertanian mampu bertahan dan tumbuh positif bahkan menyerap tenaga kerja terbesar saat ini, serta menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang terdampak pandemi akibat PHK dan pengurangan karyawan," katanya.

Dedi mengajak penyuluh didukung Musyawarah Pimpinan Kecamatan [Muspika] bersama-sama kembali menggarap pertanian agar dapat kembali mengulang keberhasilan Swasembada Pangan 1984, yang dicapai atas dukungan penuh penyuluh menggerakkan petani dan masyarakat.

"Dahulu, ada PPL yang mendampingi petani mencapai swasembada beras. Saya mengajak untuk memetik hikmah dan semangat bahwa kita bisa lebih dari pencapaian 1984 karena punya semangat, daya juang dan niat baik demi ketahanan pangan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Dedi Nursyamsi meluncurkan Komando Strategis Pembangunan Pertanian [KostraTani] sebagai tempat berkumpul dan menggerakkan petani meningkatkan produktivitas, serta menggarap pertanian dari hulu ke hilir.

"Bukan hanya tanamnya yang digalakkan, juga olahan dan pengemasan serta pemasaran harus dipikirkan. Bisa secara online atau masuk ke marketplace. Tentu ini akan memberi nilai lebih. Hasilnya lebih besar," ungkap Dedi.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Badung, Ir Made Mertayasa menjelaskan bahwa pertanian Badung justru maju di masa pandemi sehingga mampu menopang pendapatan daerah. 

"Saat sektor pariwisata sebagai andalan utama Badung terpuruk. Pertanian bisa menyumbang devisa, karena dukungan penyuluh mengajak masyarakat bertani, meski jumlah penyuluh di sini belum maksimal, idealnya satu desa satu penyuluh," katanya. [Cha]

Badung of Bali [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.