Teknologi CSA Terapkan Pertanian Hemat Air dan Adaptif Perubahan Iklim
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Jakarta [B2B] - Pengembangan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] yang diusung Kementerian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] difokuskan pada upaya strategis mendorong petani menghemat air dan adaptif terhadap perubahan iklim, utamanya dampak El Nino.
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mendorong seluruh jajarannya di Kementan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian meskipun terdampak El Nino.
"Semua pihak harus bergerak melakukan kolaborasi, adaptasi dan antisipasi terhadap berbagai tantangan yang ada, termasuk menghadapi cuaca ekstrim El Nino," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan El Nino, salah satu fenomena, dampak dari perubahan iklim global. Selain itu, ada La Nina dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman [OPT].
Menurutnya, El Nino merupakan fenomena kering dimana curah hujannya itu lebih kering dari biasanya. Sebab, rata-rata curah hujan lebih kering dibandingkan dengan rata-rata selama 25 tahun.
"Namanya kering pasti tergantung dari air, salah satu sumber air dari curah hujan, yang biasanya relatif basah kemudian kering, yang menunjukkan bahwa udara di sekitar kita, kadar uap airnya relatif rendah sehinggga tidak ada peluang uap air melakukan kondensasi, untuk terjadinya hujan," kata Dedi Nursyamsi.
Dia menambahkan El Nino terkait erat peningkatan konsentrasi kenaikan emisi Gas Rumah Kaca [GRK] yang menyebabkan suhu dipermukaan bumi hangat bahkan semakin panas.
"Pertanian perlu air sebagai salah satu faktor produksi utama, saat terjadi El Nino akan menjadi masalah besar. Suplai air terganggu akan berdampak pada produktivitas yang menurun drastis," kata Dedi Nursyamsi.
Kepala Pusluhtan Bustanul Arifin Caya mengatakan bahwa Program SIMURP fokus pada upaya pemerintah mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui CSA, untuk meningkatkan produksi, produktivitas, indeks pertanaman [IP] dan menurunkan emisi GRK.
CSA merupakan salah satu solusi menghadapi dampak El Nino di beberapa negara, termasuk Indonesia, sebagai akibat fenomena global yang menyebabkan kemarau panjang dan kekeringan. [timsimurpkementan]
Jakarta [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.