2019 - 2023, Ini `Output` Kementan Tingkatkan Kapasitas SDM Kuasai CSA

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


2019 - 2023, Ini `Output` Kementan Tingkatkan Kapasitas SDM Kuasai CSA
PROGRAM SIMURP: Sebanyak 2.808 petani pada 2023 mengikuti Bimtek CSA melalui lima kali Bimtek untuk melatih mereka agar faham dan mampu menerapkan paket teknologi CSA pada lahan pertanian mereka.

Jakarta [B2B] - Pendekatan budidaya teknologi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] pada 24 kabupaten di 10 provinsi memberi output hadirnya SDM pertanian berwawasan iklim CSA sebanyak 35 Master Trainer, 9.264 petani, 562 penyuluh dan 585 kelompok tani [Poktan].

Capaian output CSA mengemuka pada Seminar Nasional Hasil Penelitian CSA di Jakarta, belum lama ini, yang dihadiri Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi selaku keynote speaker.

Pengembangan CSA diusung Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP]. Penerapan metode CSA diklaim mampu meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian meski di tengah iklim yang berubah sekaligus memastikan pertanian berkelanjutan.

Diketahui, SIMURP merupakan integrasi empat kementerian dan lembaga [K/L] yakni Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas], Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR], Kementerian Dalam Negeri dan Kementan. Pendanaannya didukung Bank Dunia dan Bank Investasi Infrastruktur Asia [AIIB].

Pengembangan CSA sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang terus mendorong dan mengawal pertanian berwawasan iklim CSA, agar tetap kreatif dan inovatif bagi mitigasi perubahan iklim global.

"Fokus kerja Kementan pada 2024 adalah memperkuat produksi berbagai komoditas pokok seperti padi dan jagung di tengah perubahan iklim global," kata Mentan Amran.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan,  keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders terkait di antaranya SIMURP.

"Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.

Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan BPPSDMP Kementan sebagai unit pelaksana proyek tingkat nasional atau NPIU dipercaya untuk mendorong indikator capaian peningkatan Indeks Pertanaman[IP] dari 180% menjadi 200%.

"Seluruh kegiatan pada K/L yang terlibat diharapkan akan berkontribusi pada tujuan utama SIMURP, yakni peningkatan pelayanan irigasi dan penguatan akuntabilitas pengelolaan skema irigasi," katanya.

Bustanul menambahkan, dalam hal peningkatan pelayanan irigasi, ada dua indikator sebagai tolok ukur keberhasilan kegiatan, yakni area yang terfasilitasi dengan layanan irigasi/drainase baru atau direhabilitasi dan persentase IP.

Sementara Project Manager SIMURP Sri Mulyani mengatakan SIMURP fokus antisipasi perubahan iklim global di sektor pertanian. Tujuannya, meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim.

"Juga antisipasi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca dan meningkatkan pendapatan petani khususnya di Daerah Irigasi Program SIMURP," katanya.

Capaian SIMURP
Seminar Nasional Hasil Penelitian CSA di Jakarta, belum lama ini mengurai tentang awal pengembangan SDM CSA di Pati, Jawa Tengah bagi 35 Master Trainer CSA melalui pelatihan selama empat hari. Metode pelatihan berupa teori dan praktik implementasi CSA.

Berlanjut pada 2020 pada 76 Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] dari 17 kabupaten di delapan provinsi. Pelatihan meliputi Training of Trainer [ToT] dan Trainer of Farmer [ToF]. Pelatihan selama empat hari berupa teori dan praktik CSA diikuti 366 penyuluh selaku CSA trainer dan 1.824 petani selaku agen CSA yang faham implementasi teknologi CSA.

Pada 2021, digelar lima kali Bimbingan Teknis [Bimtek] pada 76 BPP dari 17 kabupaten di delapan provinsi. Hasilnya, 1.824 petani dinyatakan memahami dan mampu menerapkan paket teknologi CSA pada lahan pertanian mereka.

Kembali digelar pelatihan berupa ToT dan ToF selama empat hari berupa teori dan praktik CSA pada 42 BPP di sembilan kabupaten dari empat provinsi pada 2022. Hasilnya? 196 penyuluh diklaim faham dan mampu melakukan resonansi pada petani binaan mereka. Begitu pula 1.008 petani selaku agen CSA dapat mendukung pencapaian target SIMURP.

Bersamaan dengan itu, masih pada 2022, SIMURP kembali menggelar lima kali Bimtek CSA pada 117 BPP dari 24 kabupaten di 10 provinsi. SIMURP menyatakan 4.632 petani selaku agen CSA memahami dan mampu menerapkan paket teknologi CSA pada lahan pertanian mereka.

Menyusul peluncuran Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik] oleh Kementan pada akhir 2022, SIMURP menggelar Bimtek CSA mendukung Genta Organik pada 117 BPP dari 24 kabupaten di 10 provinsi. Bimtek berlangsung tiga kali diikuti 585 kelompok tani [Poktan] dinyatakan faham dan mampu menerapkan teknologi CSA pada lahan pertanian mereka.

Sementara 2.808 petani pada 2023 mengikuti Bimtek CSA melalui lima kali Bimtek untuk melatih mereka agar faham dan mampu menerapkan paket teknologi CSA pada lahan pertanian mereka. [timsimurpkementan]

Jakarta [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.