Produktivitas Pertanian, Teknologi CSA berupaya Tingkatkan Indeks Pertanaman
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani

Jakarta [B2B] - Indeks Pertanaman [IP] meningkat merupakan target utama Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] sebagai indikator peningkatan produktivitas melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] di Indonesia.
IP adalah rata-rata masa tanam dan panen satu tahun pada lahan yang sama. Dua kali panen satu tahun dicapai lokasi penyuluhan pertanian melalui Demonstration Plot [Demplot] CSA naik dari 1.93 pada 2021 ke 1.99 tahun 2022 pada lahan Demplot CSA wilayah kegiatan SIMURP.
Target CSA SIMURP terhadap IP adalah menggenjot dari 100 menjadi 200 dan seterusnya hingga 400 atau empat kali tanam dalam setahun. Program SIMURP mencakup 24 kabupaten di 10 provinsi, dengan tingkat IP berbeda sesuai karakteristik lahan dan sumber daya pendukung lahan pertaniannya di tiap wilayah.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mendorong peningkatan IP di setiap wilayah dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air, iklim, tanah dan unsur hara secara terpadu serta melalui pola tanam, baik padi maupun tanaman pangan lainnya.
"Peningkatan IP dengan mengandalkan pengelolaan air yaitu optimalisasi pengelolaan sumber daya air, dengan memanfaatkan potensi sumber daya air," katanya.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan negara maju di dunia ditentukan oleh sektor pertanian, jika Indonesia ingin menjadi negara maju, pertanian harus dimajukan.
“Kalau kita ingin pertanian maju, benahi penyuluh dan petaninya. Pengungkit terbesar produktivitas adalah petani dan penyuluh, bukan benih, pupuk atau Alsintan. Untuk mencapai itu pemberdayaan penyuluh dimulai dari BPP [Balai Penyuluhan Pertanian] di kecamatan," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan penyuluh hebat adalah yang berpikir bagaimana meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Bagaimana mengendalikan hama. Bagaimana bisa dipasarkan dan menguntungkan petani.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya mengatakan ada tiga hal utama sasaran pencapaian CSA yakni peningkatan IP, produktivitas dan pendapatan sektor pertanian, adaptasi dan membangun ketangguhan terhadap Dampak Perubahan Iklim [DPI] dan berupaya mengurangi hingga meniadakan Emisi Gas Rumah Kaca.
"CSA SIMURP mengintroduksi teknologi pengelolaan air seperti pompanisasi, pembuatan bak pembagi air, mendukung penyaluran air dari infrastruktur yang sudah ada seperti irigasi," katanya.
Strategi peningkatan IP dilaksanakan pada 24 kabupaten di 10 provinsi, dengan SIMURP sebagai ´pengawal teknologi´ yang melibatkan kelompok tani [Poktan] dan Gapoktan serta stakeholders didukung dinas terkait di bawah koordinasi Kementan.
"Jika peningkatan IP konsisten dilaksanakan serta direplikasi oleh kelompok tani lain, maka peningkatan produksi padi dapat tercapai pada lokasi kegiatan SIMURP," katanya.
Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi lintas kementerian dan lembaga yang melibatkan Kementan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas], Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] dan Kementerian Dalam Negeri [Kemendagri] dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai [DAS].
Sektor pertanian tergolong rentan terhadap sejumlah gangguan di antaranya perubahan iklim, pemanasan global, efek rumah kaca, banjir, kekeringan, serta peningkatan permukaan air laut.
Pertanian Cerdas Iklim pada Program SIMURP adalah pertanian ramah lingkungan, hemat air dan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman, produktivitas, dan pendapatan petani sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan petani.
SIMURP, berupaya membuka cara pandang bagaimana bertani cerdas iklim yang sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan dengan berbagai kegiatan.
Dari kegiatan CSA diharapkan dapat dilakukan edukasi kepada petani yang bergabung dalam kelompok tani, sehingga dapat segera bertani secara cerdas iklim dan efisien menggunakan air.
Petani diajak dan didorong mengurangi penggunaan pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik, menggunakan bibit varietas unggul dan tahan hama, menggunakan pestisida nabati, dan lain sebagainya.
Intinya, petani mulai berorientasi ke pertanian cerdas iklim dengan mengembalikan kesuburan tanah. Utamanya, untuk menghasilkan produktivitas padi yang tinggi dan sehat tanpa merusak kesuburan lahan. [timsimurpkementan]
Jakarta [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.