Mentan di Kalteng, Kementan Hadirkan Produk KEP & KWT Berwawasan CSA
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Palangkaraya, Kalteng [B2B] - Kunjungan kerja Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman beserta Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi di Palangkaraya, Senin [11/12] disambut antusias petani dan penyuluh berwawasan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA]] Kalimantan Tengah selaku Penerima Manfaat Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP].
Antusias mereka tampak pada sejumlah stand pada kegiatan ´Pembinaan Penyuluh dan Petani Kalteng´ di Palangkaraya, yang didukung sejumlah Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] dan Kelompok Wanita Tani [KWT] dari petani CSA Kalteng yang mengembangkan hilirisasi produk pertanian.
Sementara itu, Mentan di hadapan petani dan penyuluh Kalteng, menegaskan tujuan kehadirannya di Palangkaraya untuk menghadiri ´Pembinaan Penyuluh Pertanian Wilayah Kalteng´ guna mempercepat program mencetak sawah baru dari lahan rawa untuk peningkatan produksi padi dan jagung.
"Tujuan kami ke Kalteng untuk membangun, mencetak sawah baru kurang lebih seluas 136 ribu ha," katanya.
Mentan menegaskan lahannya sudah siap plus lahan yang akan dioptimasi dengan Indeks Pertanaman [IP] seluas lebih 100 ribu hektar.
"Bagaimana IP-nya kita tingkatkan menjadi 200 dan 300. Itu target kita," katanya.
Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa dirinya bersama rombongan baru saja mengunjungi lokasi Food Estate di Gunung Mas di Desa Pantik, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau.
"Kondisi Food Estate Gunung Mas, saat ini telah ditanami jagung dan singkong yang tumbuh subur sehingga harus dilanjutkan sebagai lumbung pangan," katanya.
"Setelah dilantik, saya minta itu ditanami bukan didiskusikan dan ternyata berhasil. Tinggi tanaman setelah 40 hari mencapai tiga meter. Itu yang ada di Gunung Mas, itu akan kita tindak lanjuti. Kita sudah lihat bersama jagungnya subur dan singkongnya subur," tuturnya.
Ia menegaskan luas Food Estate Gunung Mas 600 hektar optimal dapat ditanami semua mengingat luasnya yang kecil yakni 0,08 persen dibandingkan 7,4 juta ha di seluruh Indonesia. Untuk itu, pengembanganya adalah masalah kecil jangan dibesar-besarkan, dalam waktu 3 sampai 6 bulan akan selesai semua.
"Komoditas yang akan ditanam, singkong dan jagung kemudian nanti sayur-sayuran dan sorgum. Terima kasih pak Gubernur, pak Pangdam luar biasa dan pak Kapolda yang ikut membantu ketahanan pangan Indonesia," tegasnya.
"Kami optimis kalau Food Estate digarap secara berkelanjutan, maka dalam tiga tahun ke depan akan swasembada, bahkan tahun keempat dan kelima bisa ekspor. Tapi dengan catatan lanjutkan ini program [lahan rawa]. Dulu 2019 kita sudah swasembada kalau dilanjutkan program ini kita sudah ekspor seharusnya," sambung Amran.
Pembinaan penyuluh dihadiri Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, penyuluh pertanian, anggota Gabungan Kelompok Tani [Gapoktan], P4S, serta Petani Milenial Kalimantan Tengah, anggota KTNA Provinsi Kalimantan Tengah, Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia [PERHIPTANI] dan Mahasiswa.
Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan penambahan Biaya Operasional Penyuluh [BOP] dan kegiatan ´Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani di Provinsi Kalimantan Tengah´ untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian dan petani dalam peningkatan produksi padi dan jagung.
"Penyuluh pertanian adalah kunci keberhasilan program pembangunan pertanian dalam hal peningkatan produksi untuk mencapai swasembada," katanya.
"Kewajiban penyuluh untuk mendampingi petani dalam mencapai peningkatan produktivitas dan produksi padi dan jagung. BOP akan naik sesuai kinerja penyuluh pertanian, jika produktivitas naik, BOP akan ikut naik, begitu sebaliknya,” ungkapnya.
“Diharapkan para petani dan penyuluh pertanian dapat berkolaborasi dilapangan untuk mengenjot produksi dan produktivitas pertanian khususnya padi dan jagung untuk meraih kembali Swasembada Pangan,” lanjut Dedi.
Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran menegaskan mendukung sepenuhnya program ketahanan pangan nasional. Presiden RI Joko Widodo telah menujuk Kalteng sebagai lokasi Food Estate dan menjadi bagian dari program ketahanan pangan nasional sehingga harus dioptimalkan pengembanganya.
"Kami mendukung sepenuhnya. Kami tegak lurus dengan Presiden dan mendukung program program pemerintah di Kalteng mendukung ketahanan pangan nasional," tegasnya.
Pembinaan penyuluh ini dihadiri Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, penyuluh pertanian, anggota Gabungan Kelompok Tani [Gapoktan], P4S, serta Petani Milenial Kalimantan Tengah, anggota KTNA Provinsi Kalimantan Tengah, Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia [Perhiptani] dan Mahasiswa. [timsimurpkementan]
Palangkaraya of Central Borneo [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
