Polbangtan Kementan beri Solusi atasi Krisis Pakan Hijauan di Musim Kemarau

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Malang

Editor : Taswin Bahar
Translator : Novita Cahyadi


Polbangtan Kementan beri Solusi atasi Krisis Pakan Hijauan di Musim Kemarau
POLBANGTAN MALANG: Bank Pakan merupakan sebuah konsep yang dirancang untuk menyediakan stok pakan yang memadai bagi peternak di saat-saat sulit seperti musim kemarau.

Malang, Jatim [B2B] - Ketersediaan pangan hijauan menjadi salah satu tantangan utama bagi peternak di Indonesia. Dalam menghadapi situasi ini, peternak kerapkali kesulitan memenuhi kebutuhan pakan ternak mereka, perubahan iklim menjadi faktor yang dapat berdampak negatif pada produktivitas dan kesehatan hewan ternak.

Pasalnya, ketika musim hujan tiba, hijauan melimpah, tetapi saat musim kemarau, pasokan hijauan menjadi sangat terbatas. Peternak harus dapat memastikan pakan ternak bernutrisi cukup agar ternak dapat tetap produktif dan sehat meskipun dihadapkan pada kondisi lingkungan yang tidak pasti.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian RI [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Kementan telah memiliki program untuk menanggulangi ancaman krisis pangan global, perubahan iklim dan dampak El Nino dalam produksi dan penyediaan pangan.

"Peternak harus bisa memastikan ketersediaan hijauan pada saat kemarau. Bank Pakan merupakan solusi memanfaatkan hijauan pada saat melimpah," katanya.

Bank Pakan merupakan sebuah konsep yang dirancang untuk menyediakan stok pakan yang memadai bagi peternak di saat-saat sulit seperti musim kemarau. Lebih lanjut Dedi menambahkan

Teknologi yang dapat digunakan, salah satunya adalah silase yang merupakan pakan berkadar air tinggi hasil fermentasi yang diberikan pada hewan ternak ruminansia.

Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Malang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis [UPT[ di bawah naungan BPPSDMP Kementan mempunyai teknologi silase yang terbukti efektif menyimpan ketersediaan pangan lebih lama.

Silase dilakukan dengan mengemas hijauan pakan dengan cara mengikat dalam bentuk bal dengan tali goni lalu membungkus secara press atau wrapping menggunakan plastik film dan menghasilkan Silase Bal.

Silase Bal ini dapat memadatkan hijauan hingga 60 kg per bal serta resiko kehilangan nutrien dapat ditekan. Teknologi ini memungkinkan pengangkutan Silase dan kemudahan pemberian pakan oleh peternak.

Kepala Divisi Agro Input, Teaching Factory [TeFa] Polbangtan Malang, Dewi Ratih Ayu Daning mengatakan pihaknya menyediakan inovasi teknologi silase wrap.

“Tujuannya, untuk menyimpan hijauan yang bisa tahan sepanjang musim sehingga peternak tidak bingung lagi masalah pakan hijauan saat musim kemarau," kata Daning.

Menurutnya, Polbangtan Malang juga menyediakan layanan pembuatan silase dengan harga terjangkau, per kilo rumput hijau dibandrol Rp500, sehingga peternak bisa menyimpan rumput hijauan menggunakan jasa dari Divisi Agro Input, TeFa Polbangtan Malang.

Salah satu pengguna jasa pembuatan silase bal, Koperasi Peternakan Sapi Perah [KPSP] Setia Kawan di Jl Raya Wonosari Nongkojajar, Pasuruan, memiliki 20 ribu ekor sapi perah, tentunya kebutuhan pakan hijauan tiap hari sangat sehingga membutuhkan silase sebagai simpanan rumput atau Bank Pakan saat musim kemarau.

Perwakilan KPSP Setia Kawan, David Teguh berharap kerjasama pembuatan silase dengan Polbangtan Malang dapat terus berlanjut agar pasokan hijauan di peternakan terpenuhi dan hasil susu segar melimpah.

“Produksi susu segar KPSP Setia Kawan sekitar 130 ton per hari, yang berkomitmen meningkatkan produksi susu lebih besar, dengan menyediakan rumput hijauan dan solusinya kita ketemu dengan Polbangtan Malang,” katanya.

Dia berharap kerjasama ke depan bisa lebih baik dan lebih meningkat bagi kesejahteraan peternak area KPSP Setia Kawan Nongkojajar.

Ketersediaan pangan kehijauan harus menjadi prioritas bagi semua pihak terkait. Kolaborasi antara peternak, institusi pendidikan, pemerintah, dan pihak terkait lainnya menjadi kunci untuk mengembangkan strategi yang tepat dalam menghadapi tantangan ini. [NR/polbangtanmalang]

Malang of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.